Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


10 March 2020

Penjelasan Lingkaran Hitam Diduga UFO di Langit Kulon Progo





Tangkapan layar instagram story soal lingkaran hitam di langit. Flto: instagram/@conspiraciestheory
Media sosial belakangan ini dihebohkan kembali dengan kemunculan lingkaran di atas langit di beberapa daerah. Tak hanya di luar negeri, lingkaran bulatan di langit diduga UFO sempat muncul juga di atas langit di Kulon Progo.


Video yang beredar pada 21 Desember 2019 itu menampakkan sebuah bulatan hitam yang diduga sebagai UFO oleh warganet di area persawahan Kulon Progo.

Alifah Nur Istiqomah, mengungkap video tersebut ia dapatkan dari grup WhatsApp. Ia membenarkan kejadian tersebut betul terjadi di Kulon Progo.


"Iya (benar) di Girimulyo, Kulon Progo," ungkap Alifah saat dihubungi, Senin (9/3/2020) malam.


Ia mengungkapkan bahwa kejadian itu disebabkan karena pembakaran. Rupanya video hasil pembakaran tersebut dapat menyebabkan lingkaran hitam di langit. Pembakaran tersebut bahkan sempat disaksikan langsung oleh Saiful Ariyanta, warga Jogja.


Lingkaran hitam yang muncul di langit Kulon Progo. Foto: Istimewa.
Kepada tim Tugu Jogja ia mengungkap bahwa kejadian tersebut memang terjadi di Kulon Progo dan kebetulan ia bersama rekannya secara tidak sengaja melihatnya. Mereka bahkan sempat mengabadikan momen tersebut tepatnya pada tanggal 21 Desember 2019.

"(Videonya) diambil pada 21 Desember 2019 jam 08.50 (WIB)," ungkap Saiful saat dikonfirmasi.

"Itu diambil pas posisi saya sedang lewat lalu melihat bulatan itu. Terus temen saya yang ngerekam," sambungnya.

Namun ia belum bisa memastikan benda apa yang terbakar hingga menyebabkan lingkaran hitam di langit Kulon Progo itu. Ia menduga bahwa bulatan itu berasal dari ledakan serra kepulan asap bakaran aspal.

"Menurut perkiraan saya pribadi, itu cuma ledakan tong yang buat bakar aspal aja. Soalnya posisi disitu juga lagi pengaspalan jalan," pungkasnya.
Sumber Berita :
Share:

Pencarian Anak Hilang di Kulon Progo Dihentikan - tagar.id


Kulon Progo - Seorang anak bernama Solikin, 11 tahun, warga Desa Bojong, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, hilang terbawa arus saat tengah bermain di pantai Bugel Sabtu 29 Februari 2020. Sampai hari ketujuh pencarian oleh Tim SAR gabungan, korban belum ditemukan.

Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto mengatakan, sebanyak 25 personel Tim SAR gabungan diterjunkan dalam pencarian hari ketujuh yang dibagi menjadi dua Search And Rescue Unit (SRU). Tim SRU 1, bertugas menyisir dari kawasan pantai Bugel di darat ke arah barat sejauh 14 kilometer (Km). Sementara untuk Tim SRU 2 melakukan penyisiran di darat ke arah timur sejauh 14 Km.

Pipit mengatakan, dalam pencarian hingga pukul 17.00 WIB, Tim SAR gabungan yang melaksanakan pencarian belum berhasil menemukan korban. "Di hari ketujuh ini, tidak dilakukan pencarian di laut karena ombak di sepanjang pantai selatan cukup tinggi," ucapnya di Kulon Progo pada Minggu, 8 maret 2020.

Sesuai dengan standar operasional prosedur Basarnas bahwa waktu pelaksanaan operasi SAR adalah tujuh hari, maka dilakukan koordinasi dengan pihak keluarga dan perangkat desa, dan dinyatakan bahwa operasi SAR ditutup.

Meski sudah ditutup, pemantauan dan koordinasi tetap dilakukan oleh tim SAR Gabungan. Jika ke depannya ada tanda-tanda korban ditemukan, maka operasi SAR akan dibuka kembali.


Di hari ketujuh ini, tidak dilakukan pencarian di laut karena ombak di sepanjang pantai selatan cukup tinggi.

"Harapan kami masyarakat turut berperan serta untuk memberikan info terkait kejadian ini. Nelayan juga bisa memberi info, saat sedang melaut apabila menemukan korban atau tanda-korban agar segera melaporkan ke pihak terkait seperti TNI, POLRI, Basarnas dan potensi-potensi SAR yang ada," ungkap Pipit.

Dengan ditutupnya operasi SAR ini, maka Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas Yogyakarta, Polisi, TNI, BPBD Kulon Progo, PMI Kulon Progo, Tagana Kulon Progo, Sarlinmas wilayah Glagah, dan SAR lainnya, dan masyarakat sekitar dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.

Kepala Kepolisian Sektor Panjatan Ajun Komisaris Polisi Maryanto mengatakan, pihaknya turut serta melakukan pencarian sejak Minggu 1 Maret 2020 pukul 17.00 WIB. Agar kejadian tidak terulang, kepolisian mengimbau agar warga menaati peraturan.

"Kami imbau agar masyarakat menaati himbauan larangan mandi di laut. Selain itu, kami harap orang tua agar melakukan pengawasan terhadap anak, sehingga tidak mandi di laut," ungkapnya. []


Sumber Berita :
Share:

131 Bencana Akibat Cuaca Ekstrem di Kulon Progo Didominasi Pohon Tumbang


Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
131 Bencana Akibat Cuaca Ekstrem di Kulon Progo Didominasi Pohon Tumbang
(istimewa)

Beberapa wilayah di Kulon Progo dalam seminggu terakhir mengalami beberapa kejadian berupa tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang akibat cuaca buruk.

SuaraJogja.id - Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo Ariadi mengatakan bahwa sudah ada 131 kejadian akibat cuaca ekstrem yang dilaporkan ke BPBD selama Maret ini. Dari laporan yang masuk, terdapat 27 titik yang terkena bencana, di mana yang paling sering terjadi adalah pohon tumbang dan tanah longsor. Hal ini dikhawatirkan akan terus terjadi sampai April.
"Belum tanggap darurat, tapi sudah kita koordinasikan dengan semua pihak. Saat ini masih menajamkan analisa untuk tanggap darurat. Pada prinsipnya kita kedaruratan siap 24 jam," kata Ariadi, Selasa (9/3/2020), kala ditanyai SuaraJogja.id terkait data kebencanaan di wilayah Kulon Progo.
BPBD Kulon Progo dibantu oleh TNI, Polri, Basarnas, dan relawan bahkan sudah siap siaga sejak akhir Desember untuk menghadapi bencana karena pergantian cuaca.
Meskipun sampai sejauh ini tidak ada korban jiwa, tetapi masyarakat tetap diharapkan untuk selalu waspada juga tidak panik. Masyarakat diiimbau segera menghindar dan berlindung atau pergi ke tempat terdekat yang lebih aman bila kondisi cuaca dan lokasinya dirasa rawan bencana atau berbahaya.
Ia melanjutkan bahwa masyarakat diharapkan turut terus berkomunikasi dengan pemerintah desa maupun relawan setempat jika mendapati lokasi yang rawan ataupun terdapat peristiwa terkait kebencanaan di wilayahnya. Dia juga menyampaikan, saat ini BPBD Kulon Progo akan lebih memfokuskan penanganan bencana kepada daerah atau warga yang terdampak cukup parah akibat bencana.
Diketahui sebelumnya, beberapa wilayah di Kulon Progo dalam seminggu terakhir mengalami beberapa kejadian berupa tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang akibat cuaca buruk.
Sampai hari ini masih ada beberapa titik yang belum selesai ditangani dan akan terus dilanjutkan. Terkhusus tanah ambles dan longsor, pihaknya juga terus memantau keadaan dan struktur tanah jika memang memungkinkan untuk dikerjakan.
Perihal Desa Tangguh Bencana (Destana), tahun ini di Kulon Progo baru bertambah satu desa, yaitu Desa Kranggan. Hingga tahun ini total destana di Kulon Progo sudah tercatat ada 44 desa dari 53 desa yang ditargetkan.
"Sudah makin bagus jalinan komunikasinya dengan destana dan pihak-pihak yang terkait. Hal itu sangat membantu penanggulangan bencana," imbuhnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi khususnya dengan BMKG untuk memantau setiap informasi terkait peringatan dini atau perubahan cuaca yang tiba-tiba datang. Ia menekankan bahwa tidak hanya pemerintah yang harus sigap untuk membantu, tapi pengusaha dan pihak swasta diharap turut ikut andil. Masyarakat juga harus terlibat dan berupaya mandiri terkait pengendalian bencana.
Begitu juga, para ahli akan tetap memberi masukan tentang penanggulangan bencana terkait relawan yang menyelamatkan atau yang diselamatkan. Pers pun diminta terus mengawal untuk meluruskan jika muncul informasi yang tidak benar.
Share:

07 March 2020

Antisipasi Virus Corona, Pemkab Kulon Progo Minta Warga Laporkan TKI yang Mudik Lebaran - Kompas.com - KOMPAS.com


  • KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga mewaspadai masuknya virus corona ( Covid-19) lewat tenaga kerja indonesia ( TKI) atau tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri.
    Pasalnya, pada musim Lebaran tradisi mudik juga berlaku bagi para pekerja migran yang memanfaatkan momen tersebut.
    Tidak sedikit warga Kulon Progo menjadi TKI di negara-negara yang kini terjangkit oleh virus yang jamak disebut sebagai virus corona ini.
    "Kami dapat informasi bahwa TKI yang kerja di negara terdampak itu tidak sedikit. Ada kemungkinan jelang Ramadhan saudara kita ini pulang, salah satunya dari negara terdampak," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo, Sri Budi Utami, belum lama ini.
    Pemerintah melalui dinas kesehatan akan memberi perhatian serius untuk mereka yang bepergian ke luar negeri ini, termasuk kehadiran TKI.

    TKI mudik masuk kategori pemantauan dan pengawasan

    Dinkes menggolongkannya dalam kelompok yang berada dalam pemantauan atau pengawasan.
    Mereka yang masuk kategori mendapat pemantauan atau dipantau secara intens adalah mereka yang baru pulang dari negara terdampak tapi sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit.
    Sementara mereka yang berada dalam kelompok pengawasan adalah mereka yang datang dari negara terdampak dengan gejala seperti panas, batuk, pilek, pusing dan demam, tapi tidak sesak nafas. 
    Mereka yang dalam pengawasan ini tergantung berat dan ringannya gejala. Bila gejalanya ringan bisa saja tetap dalam pengawasan sekalipun di rumah atau rawat jalan.
    Sedangkan yang mengalami gejala berat dirujuk ke RS yang ditunjuk menangani sakit akibat virus corona.
    Warga diminta turut melaporkan
    Sri Budi mengungkapkan, semua ini bisa semakin  berjalan lancar bila masyarakat turut aktif melaporkan ke Puskesmas terdekat kehadiran TKI maupun mereka yang habis bepergian ke negara terdampak.
    Selain itu, TKI mudik maupun mereka yang habis bepergian ke negara terdampak dengan sadar melaporkan dirinya untuk diperiksa atau didata.
    "Kami titipkan informasi untuk disampaikan pada masyarakat, bagi tetangga dan saudara kita (untuk) yang pulang dari negara terdampak," kata Sri Budi.
    Dinkes tak sendiri, menurut Sri Budi. Semua OPD dan kelompok masyarakat juga terlibat, salah satunya ikut menyosialisasikan penanggulangan  menyebarnya virus ini.
    "Inilah bagian dari negara hadir untuk melindungi semuanya," kata Sri Budi.

    Naikkan level faskes, siagakan RS 

    Selain itu, Dinkes Kulon Progo menaikkan level semua faskes yang tersebar untuk siaga dan bersiap menghadapi masuknya Covid-19.
    Faskes itu  baik 21 Puskesmas yang ada di semua kapanewon (kecamatan), klinik pratama, hingga dokter perorangan untuk turut menanggulangi meluasnya virus ini.
    Dinkes juga siagakan 2 RS pemerintah dan 7 RS swasta.
    "Kita sebenarnya sudah siapkan (faskes) ini sejak berita muncul di beberapa negara, khususnya China," kata Sri Budi. 

    Warga jangan panik dan jaga kebersihan

    Petugas surveilans Puskesmas Samigaluh I, Ali Sukamto mengungkapkan, salah satu upaya siaga itu adalah meningkatkan survailens migrasi.
    Surveilans migrasi merupakan salah satu cara menemukan penderita di dalam  masyarakat yang datang dan pergi dari daerah endemis.
    Karenanya Puskesmas berharap warga membantu menginformasikan kedatangan siapa saja dari luar negeri di wilayah mereka.
    Ali mengungkapkan, ini sebagai langkah pencegahan penularan dan penyebaran virus di Kulon Progo.
    "Masyarakat perlu membantu memberitahu kita bila ada pendatang dari luar negeri tolong informasikan ke puskesmas. Selanjutnya (bila timbul gejala) penanganan itu puskesmas yang tangani bekerja sama dengan instansi," kata Ali.
    Ali mengungkapkan, masyarakat tidak perlu panik. Puskesmas Kulon Progo bisa menjadi saluran informasi pemahaman tentang penanganan dan pencegahan virus Corona.
    Puskesmas menjadi gerbang informasi akurat untuk membendung kabar tidak benar yang beredar di tengah masyarakat.
    Masyarakat juga perlu membantu mencegah meluasnya dampak dengan meningkatkan daya tahan, baik lewat asupan, kebersihan, gerakan massa cuci tangan, dan olahraga.
Share:

Bronjong Sungai Serang di Kulon Progo Ambles Seusai Banjir - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Bronjong Sungai Serang di RT 49 RW 22, Pedukuhan Kedungpring, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo ambles, Jumat (6/3/2020). Bronjong sepanjang 50 meter dengan ketinggian tujuh meter tersebut berfungsi sebagai pelindung tanggul Sungai Serang.
Amblesnya bronjong itu diketahui oleh Ruslan (60), warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi. Saat itu ia sedang bersantai di teras rumahnya setelah melakukan salat subuh. Kejadiannya diperkirakan sekitar pukul 5.00 WIB.
"Tadi sempat mendengar suara gemuruh dan juga kerasa getarannya saat nongkrong di depan rumah. Terus saya lihat, ternyata kaline jebol," kata Ruslan saat ditemui awak media di lokasi.
Ia menungkapkan bahwa cuaca saat itu sedang tidak hujan. Dari keterangan yang didapat, penyebabnya debit air pada Kamis (5/3/2020) cukup tinggi setelah hujan sehari penuh sejak Rabu (4/3/2020), sehingga mengakibatkan bronjong ambles.
"Kemarin tidak bisa longsor begini karena air belum surut kan ada air buat penahannya. Nah sekarang air sudah surut bronjong ikut ambles," imbuhnya.
Total panjang bronjong yang dibangun di kawasan tersebut mencapai 100 meter. Sementara, yang ambles sepanjang 50 meter dengan kedalaman hingga tujuh meter.
Kondisi bronjong sendiri masih belum lama dibuat. Sedangkan, peristiwa amblesnya bronjong ini ternyata bukan kali pertama terjadi dan durasinya pun cukup berdekatan sejak kejadian ambles pertama.
Selain bronjong yang rusak, badan tanggul yang terbuat secara alami dari tanah itu juga mengalami longsor. Imbasnya, lebar di titik tertinggi tanggul, yang semula berkisar dua meter dan biasa digunakan warga sebagai jalan alternatif, kini tidak bisa dilewati.
Tanggul tersebut sebenarnya berfungsi untuk menghalau aliran Sungai Serang yang kerap meluap hingga menggenangi permukiman penduduk saat musim penghujan. Apabila tidak segera dibangun bronjong baru, dikhawatirkan tanggul tersebut bisa jebol.
Ditemui di lokasi yang sama, Penanggung Jawab (PJ) Lurah Giripeni Parmin menyatakan akan segera melaporkan peristiwa ini kepada BBWSSO dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo selaku instansi yang terlibat langsung dalam pembangunan bronjong tersebut.
"Akan segera kami laporkan, dan kami harap dalam pembangunan nanti, bisa lebih memperhitungkan konstruksi dan kekuatan bronjongnya, kejadian pertama terjadi baru dua bulan yang lalu, sekarang sudah ambrol lagi," ujarnya.
Di samping itu, pihaknya juga akan melaporkan hal ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo. BPBD diharapkan bisa memberikan bantuan karung pasir guna membangun tanggul sementara.
"Pemerintah Kalurahan dan Pedukuhan Kedungpring nanti akan disiapkan untuk berjaga-jaga semampunya dan tentunya untuk swadaya mengantisipasi kejadian yang tidak diharapkan selanjutnya," imbuhnya.
Hal ini perlu untuk segera ditangani karena jika sampai jebol kemungkinan untuk terjadi banjir cukup tinggi. Tidak hanya Giripeni saja yang akan terdampak, tapi juga kalurahan lain seperti Bendungan, atau bahkan kapanewon tetangga seperti Panjatan.

Sumber Berita : Bronjong Sungai Serang di Kulon Progo Ambles Seusai Banjir - SuaraJogja.ID
Share:

Bandara Kulon Progo Operasi Penuh, Bagaimana Nasib Adisutjipto? - Detikcom



Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta international Airport (YIA) di Kulon Progo akan beroperasi penuh pada 29 Maret 2020 mendatang. Saat beroperasi penuh, penerbangan domestik dan internasional dari Bandara Adisutjipto akan dialihkan ke YIA.
Meski penerbangan dialihkan ke YIA, bukan berarti Adisutjipto tidak difungsikan.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, Bandara Adisutjipto tetap akan beroperasi. Bandara ini tetap digunakan untuk melayani pesawat propeller atau baling-baling.
"YIA memang kami rencanakan di 29 Maret ini akan fully operate yang artinya pindahkan eksisting penerbangan yang ada di Adisutjipto, baik domestik ataupun internasional. Dan khusus penerbangan menggunakan baling-baling masih tetapi bisa dioperasikan di Adisutjipto," katanya di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, Jumat (6/2/2020).
Dia melanjutkan, pemindahan tersebut akan meningkatkan kapasitas penumpang di Yogyakarta. YIA sendiri memiliki kapasitas 20 juta penumpang per tahun.
"Tentu saja dengan pengoperasian YIA ini akan tingkatkan kapasitas secara signifikan, di Adisutjipto kapasitas 1,8 juta tapi penumpangnya sudah 8,4 juta. Di YIA bisa sampai 20 juta per tahun," ungkapnya.
Bandara itu juga bisa menampung pesawat berbada lebar karena memiliki landas pacu sepanjang 3.250 meter.
"Dan dimungkinkan karena panjang runway 3.250 sehingga pesawat yang terbesar pun bisa langsung landing di sana," tutupnya.

Sumber Berita :



Share:

Sekolah Libur Akibat Terendam Banjir di Kulon Progo - Tagar News


Kulon Progo - Hujan yang melanda Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, sejak Rabu 4 Maret 2020 pagi hingga Kamis 5 Maret 2020, menyebabkan banjir di sejumlah lokasi. Salah satunya di Kalurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah. Sekolah Dasar (SD) Negeri Banasara di daerah tersebut terendam banjir. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar terganggu.
Wali Kelas VI SD Banasara Sukirman, mengatakan air mulai masuk ke lingkungan SD Banasara pada Kamis pukul 04.00 WIB dan menyebabkan 4 ruang kelas, 1 ruang kegiatan dan mushola terendam banjir. Siswa kelas I sampai V, terpaksa tidak masuk sekolah. Mereka diminta belajar di rumah.
Sementara untuk kelas VI, tetap masuk sekolah untuk mengikuti latihan ujian tingkat kecamatan yang pertama. "Ada 20 siswa yang mengikuti latihan ujian hari keempat untuk mata pelajaran Agama Islam. Siswa akhirnya harus memakai ruang kelas V," ujar Sukirman.
Selain banjir, sebuah pohon akasia ambruk dan menimpa sebuah ruang kegiatan di sekolah tersebut. Pohon tumbang ini sudah dibersihkan oleh tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Polsek Lendah, PMI Kulon Progo dan lainnya.
Selain itu kami juga mengamankan buku dan alat elektronik.
Sukirman menjelaskan, banjir di SD Banasara rutin terjadi saat hujan turun dalam jangka waktu yang lama. Tanggul sungai yang ada depan sekolah dinilai kurang tinggi, sehingga saat air meluap dan akhirnya masuk ke sekolah.
Dia mengatakan sebagai antisipasi banjir, pada 2019, sudah dapat bantuan dari dinas untuk meninggikan ruang kelas. "Kami masih menunggu bantuan selanjutnya karena masih ada ruangan yang kurang tinggi. Selain itu kami juga mengamankan buku dan alat elektronik," ungkapnya.
Sementara itu, Staff Humas PMI Kulon Progo Wisnu Rangga mengatakan, pihaknya menerjunkan satu tim dan peralatan untuk menangani pohon tumbang tersebut. "Peralatan yang kami bawa, gergaji, tali, sling, dongkrak hingga kampak," tuturnya.
Orang tua siswa, Partini mengatakan, banjir hanya terjadi tidak di SD Banasara saat hujan deras dan berdurasi lama. "Tidak pasti ya, hanya pas deras saja," ungkap Partini.
Partini mengaku, anaknya yang masih kelas III, tetap berangkat sekolah meski terjadi banjir di sekolah. Hal ini karena dirinya tidak mengetahui jika siswa kelas 1 hingga kelas V diminta belajar di rumah akibat banjir tersebut. "Kami datang lebih awal, dan guru belum datang. Setelah datang baru diumumkan agar siswa pulang," tutur Partini. []
Sumber Berita :Sekolah Libur Akibat Terendam Banjir di Kulon Progo - Tagar News
Share:

Longsor di Kulonprogo Rusak Rumah Warga hingga Tutup Akses Jalan - Kompas.com - KOMPAS.com


KULONPROGO, KOMPAS.com -  Longsor yang terjadi di Pedukuhan Selo Barat, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebabkan dinding rumah milik Sumardiyana jebol, Rabu (4/3/2010) malam.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo Edi Wibowo mengatakan, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, kerugian ditaksir puluhan jutaan rupiah.
"Tanah longsor yang paling besar ya yang ini terjadi semalam, mengenai rumah Sumardiyana di Hargorejo," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo, Edi Wibowo di kantornya, Kamis (5/3/2020). Dia mengatakan, longsor terjadi lantaran hujan dengan intensitas sedang mengguyur Kulonprogo sejak tiga hari lalu. 
"Ada yang bangunan rumah ada pula yang warung. Lokasinya beragam, namun semuanya masih berada di daerah Perbukitan Menoreh," ujarnya. 
Edi mengaku, pihaknya terus memantau perkembangan bencana di seluruh wilayah. 
Tak hanya merusak atau mengancam bangunan rumah, material longsor menutup akses jalan.
"Kita turut membantu logistik bagi warga yang ikut kerja bakti menyingkirkan material. Tapi ada juga yang sudah lebih dulu diselesaikan warga," kata Edi.
BPBD Kulonprogo mencatat hingga Kamis (5/3/2020) terdapat lebih dari 37 laporan bencana masuk ke BPBD.
Laporan bencana terus diperkirakan akan bertambah sepanjang hujan deras yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 7 Maret 2020.

Sumber Berita :Longsor di Kulonprogo Rusak Rumah Warga hingga Tutup Akses Jalan - Kompas.com - KOMPAS.com
Share:

Dampak Virus Corona, Jamu di Pasar Wates Kulon Progo Laris Manis - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Kemunculan virus corona juga berdampak pada para penjual jamu di Kulon Progo. Keuntungan penjualan pedagang jamu bahkan mencapai 35% lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
"Sejak muncul kabar adanya virus Corona, banyak yang datang ke sini, bahkan kemarin saya dapat pesanan dari Jakarta, mereka pesen jamu tapi yang bentuk bubuk," ujar Siti Munjiah, salah satu penjual jamu di Pasar Wates, Kulonprogo, saat ditemui awak media, Rabu (4/3/2020) pagi.
Melansir dari Harianjogja.com, tingginya permintaan jamu di Pasar Wates membuat beberapa penjual jamu menambah stok dagangan mereka.
Salah satu pedagang, Siti, menjelaskan, jika biasanya dia hanya menyetok 10 hingga 15 galon sehari. Beberapa hari ini dia bisa menjual hingga 18 galon dalam sehari.
"Yang paling laku saat ini adalah jamu kesehatan, untuk jaga imunitas tubuh, nah yang bikin laku keras karena katanya virus Corona bisa diantisipasi dengan meminum jamu ini," ujar Siti.
Jamu yang dijual Siti juga bermacam-macam. Dari yang berbahan temulawak, kunir asem, kencur, jahe, hingga banyak rempah-rempah lainnya.
Beberapa kalangan menilai, rempah-rempah atau empon-empon bisa menangkal virus yang berasal dari wuhan tersebut.
Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Mangestuti Agil juga memaparkan, rempah-rempah atau empon-empon bisa mencegah virus tersebut menjangkit ke tubuh.
"Dunia sedang dihebohkan dengan adanya virus corona. Maka, diperlukan kekebalan tubuh yang maksimal agar terhindar dari kemungkinan terkena penyebaran virus corona yang semakin masif yakni dengan empon-empon," kata Prof Mangestuti dikonfirmasi di Surabaya, Senin (2/3/2020).
Menurutnya, tubuh manusia yang sehat sudah dilengkapi dengan daya imun atau kekebalan tubuh yang baik untuk menjaga dari berbagai penyakit dan virus.
"Namun saat manusia lengah dan daya imun itu turun, maka penyakit dan berbagai virus akan mudah datang serta menyebabkan tubuh menjadi sakit," kata dosen Fakultas Farmasi Unair tersebut.
Salah satu rempah yang cukup diminati, jahe, memang kaya kandungan Gingerol dan shogaol yang mampu menguatkan sistem imun tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi oleh bakteri dan atau virus.

Sumber Berita : Dampak Virus Corona, Jamu di Pasar Wates Kulon Progo Laris Manis - SuaraJogja.ID
Share:

Kulon Progo Menjerit Masker Mahal dan Langka - Tagar News


  • Kulon Progo - Sejak virus Corona yang disebut juga Covid-19 atau 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) mewabah dunia, masker menjadi buruan masyarakat. Dampaknya stok masker kosong, jika pun ada harganya melambung. Warga Kulon Progo mengeluhkan harga penutup muka dan hidung tersebut.
    Arum Pratiwi, warga Kapanewon Pengasih mengeluhkan harga masker yang membumbung tinggi. Selain itu, pembeliannya juga dibatasi. Dia hanya bisa membeli maksimal 5 lembar masker disalah satu apotek di Kulon Progo. Itu pun dengan harga yang mahal yaitu Rp 7 ribu per lembar.
    Meski hanya digunakan saat sakit atau saat di suatu keramaian, Arum berharap semuanya segera kembali normal. "Paling tidak, minimal harga masker jangan terlalu mahal biar pun pembeliannya dibatasi," ucap Arum di Kulon Progo pada Selasa, 4 Maret 2020.
    Keluhan yang sama, juga disampaikan oleh Isti Wahyu Pratiwi, yang juga tinggal di Kapanewon Pengasih. Isti mengaku sangat terdampak dengan mahalnya harga masker tersebut. Dia kini melakukan penghematan penggunaan masker.
    Paling tidak, minimal harga masker jangan terlalu mahal biar pun pembeliannya dibatasi.
    Rencananya, stok lima lembar yang masih dimilikinya hanya akan dipakai saat bepergian. "Jika stok sudah habis, rencananya mau pakai masker kain saja untuk menyiasatinya," ungkap Isti.
    Isti berharap isu virus Corona pada saat ini, harga masker bisa lebih murah, bukan malah semakin mahal. Jadi, masyarakat luas bisa membeli masker untuk perlindungan diri sedini mungkin.
    Dalam sebulan terakhir, sejumlah apotek di Kapanewon Wates, Kulon Progo sudah mulai kekurangan bahkan kehabisan stok masker. Bahkan, cairan antiseptik juga mulai sulit didapatkan, setidaknya hingga Selasa 3 Maret 2020.
    Apoteker Apotek Tri Farma, Wates, Media mengatakan, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua WNI yang positif COVID-19 pada Senin 2 Maret 2020, jumlah permintaan cairan antiseptik dan pembersih tangan atau hand sanitizer mengalami peningkatan.
    Sejak senin sore, 2 Maret 2020, masyarakat banyak memburu cairan antiseptik dengan ukuran 500 mililiter yang dihargai Rp 45.000 per botol. Sementara untuk ukuran 5 liter, banyak diborong oleh instansi. "Kami berupaya memesan cairan antiseptik ke berbagai distributor. Untuk masker, kami masih mempertimbangkan stok ulang karena harga yang meningkat fantastis," tutur Medina.
    Staf Yayasan Binangun Kharisma Paramedika selaku pengelola Apotek Kharisma Wates, Luk Luk Syahidah Nur, mengatakan, sejak awal merebaknya isu virus Corona, stok masker untuk publik sudah tidak tersedia. Prioritas pemakai stok masker, adalah untuk tenaga kesehatan di rumah sakit.
    Dia menjelaskan, tenaga kesehatan sangat memerlukan penggunaan masker, agar mereka tidak tertular penyakit dari pasien. Pemakaian masker pada tenaga kesehatan, juga menjadi standar dalam dunia kesehatan.
    Menurut dia selama ini banyak permintaan masker dari masyarakat, seiring virus Corona yang sampai ke Indonesia. Namun karena stok terbatas, pihaknya memilih tidak menjual masker ke publik. "Stok dari distributor dengan jumlah tidak banyak cukup menyulitkan, jadi kalau ada tawaran dari mana saja kami usahakan beli," ungkapnya. []


Sumber Berita :
Kulon Progo Menjerit Masker Mahal dan Langka - Tagar News
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP