Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


14 September 2016

Yogya Bidik 5 Pasar Wisata Baru ASEAN via Bandara Kulonprogo



TEMPO.COYogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta membidik lima negara ASEAN untuk membuka pasar wisatawan baru lewat bandara internasional di Kabupaten Kulonprogo yang mulai dibangun 2017 mendatang. Negara-negara yang jadi sasaran wisatawan baru itu adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, Thailand, dan Laos.

“Dari Bandara Kulonprogo itu kami upayakan dapat mendorong maskapai-maskapai membuka jalur penerbangan langsung dari negara-negara Asean lebih banyak,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Aris Riyanta, Selasa 13 September 2016.

Baca:
Parangtritis Dikunjungi 158.158 Wisatawan Selama Lebaran 
Yogyakarta Andalkan Wisata Kuliner Selama Ramadan 
Candi Palgading Ditargetkan Jadi Obyek Wisata pada Oktober

Aris mengatakan saat ini Yogya dengan Bandara Adi Sutjipto hanya mampu menyediakan penerbangan langsung ke dua negara ASEAN, yaitu  Malayasia dan Singapura. Hal ini dinilai turut menyebabkan sumbangan kunjungan wisatawan mancanegara masih cenderung stagnan di angka 300 ribu orang tiap tahunnya.
 


Aris mengatakan bandara internasional baru di Kulonprogo menjadi salah satu sarana utama yang menjadi perhatian pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pariwisata, untuk berperan menggerek terpenuhinya target jumlah wisatawan manca.

Dari target pemerintah pusat untuk menaikkan kunjungan wisatawan mancanegara menjadi 20 juta orang pada 2019, wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah ditarget dapat menyumbang 2 juta kunjungan pada 2019 nanti.

“Untuk kunjungan domestik DIY sudah tak masalah, karena pergerakan wisatawannya sudah rata-rata 19 juta orang per tahun, tinggal menggenjot yang mancanegara,” ujarnya.

Untuk ikon wisata di Yogya dan Jawa Tengah telah ditetapkan kawasan Taman Wisata Candi Borobudur sebagai sumbunya. Borobudur sebagai penopang menggeliatkan sektor wisata di wilayah Joglosemar yang merupakan kepanjangan Jogja, Solo, dan Semarang.

“Bandara Kulonprogo ditempatkan sebagai akses utama penopang baru untuk kawasan wisata Joglosemar ini,” ujar Aris. Selain bandara Adi Sumarmo di Solo dan Bandara Ahmad Yani di Semarang.

Aris mengatakan agar wisatawan mancanegara tak hanya menyasar Brobudur sebagai destinasi utama melalui bandara Kulonprogo, kini sedang disiapkan pembangunan kawasan pegunungan Menoreh yang dilintasi jalur bandara ke Bobobudur itu. “Kawasan Menoreh harus hidup agar paket wisata itu berkembang dan menetes keuntungannya bagi warga di situ,” ujarnya.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta Herman Tony mengatakan proyek bandara internasional di Kulonprogo itu sebenarnya menjadi momentum pertumbuhan investasi bidang properti, terutama resort maupun hotel di kawasan pesisir yang selama ini minim.

“Adanya bandara itu bisa menjadi peluang mengalihkan minat investor tak lagi membangun properti hotel yang hanya menyasar Kabupaten Sleman dan Kota Yogya,” ujarnya.

Namun, menurut Tony, pemerintah daerah pun perlu menyiapkan regulasi penjamin agar investasi properti komersial bisa merespons hadirnya bandara.  "Investor perlu kepastian, regulasi pemerintah daerah yang mendukung agar mereka tak khawatir investasinya rugi," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO

Share:

13 September 2016

Ratusan Lowongan Pekerjaan Meriahkan Jobfair Kulonprogo



Harianjogja.com, KULONPROGO — Belasan perusahaan berskala lokal hingga nasional ditargetkan berpartisipasi dalam jobfair di SMK Negeri 2 Pengasih, Kulonprogo pada Jumat (16/9/2016) dan Sabtu (17/9/2016) pekan ini. Beberapa diantara akan langsung menggelar seleksi perekrutan tenaga kerja.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Sosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Eko Pranyata mengatakan timnya masih melakukan konfirmasi terhadap sejumlah perusahaan calon peserta jobfair. Meski demikian, dia memastikan lowongan pekerjaan yang tersedia akan sangat beragam.
“Harapannya ada sekitar 12 sampai 15 perusahaan,” ujar Eko, Senin (12/9/2016).
Eko mengungkapkan, lulusan SMA/SMK hingga sarjana dapat menemukan ratusan lowongan pekerjaan yang disediakan peserta jobfair. Sejumlah perusahaan barang kali hanya membuka pendaftaran karena baru membutuhkan perekrutan tenaga kerja pada Oktober atau September mendatang. Meski begitu, para pencari kerja tetap bisa mencari informasi terkait lowongan pekerjaan, sekaligus melakukan konsultasi dengan perusahaan yang diminati.
Namun, beberapa perusahaan lain diketahui bakal menggelar seleksi di tempat. Mereka berusaha mengoptimalkan waktu penyelenggaraan yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. “Ada yang langsung rekrutmen atau seleksi,” ucap Eko.
Eko lalu mengaku banyak persiapan yang perlu dilakukan Dinas Sosnakertrans Kulonprogo karena baru pertama kali menggelar jobfair. Timnya juga berkoordinasi dengan sekolah-sekolah agar mendorong peserta didik masing-masing untuk mendatangi jobfair. Walau belum bisa ikut mendaftar dan mengikuti seleksi, kegiatan itu tetap dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan dunia kerja sejak dini.
“Saya berharap para pencari kerja bisa datang, terutama yang masih dalam usia produktif,” kata Eko.
Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosnakertrans Kulonprogo, Heri Darmawan mengatakan angka pengangguran di Kulonprogo pada 2015 mencapai 3,72 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2014 yang tercatat 2,88 persen. Pemkab Kulonprogo berupaya menurunkan angka tersebut dengan membuka jalan dan kesempatan seluasnya kepada masyarakat untuk mengakses lowongan kerja berskala lokal maupun nasional.
Kerja sama dengan berbagai perusahaan lokal dan nasional terus dijalin. Pemkab Kulonprogo pun bersedia memfasilitasi perekrutan tenaga kerja, mulai dari mengumumkan lowongan pekerjaan sampai menyediakan tempat untuk proses seleksi. Heri berharap hal tersebut selalu mendapatkan respon positif dari masyarakat sehingga mendukung upaya penekanan angka pengangguran. “Semuanya kami fasilitasi secara gratis alias tanpa dipungut biaya,” ungkap Heri.
Editor:  |
Share:

12 September 2016

Tujuh Gugatan Petambak Udang Dikabulkan




Harianjogja.com, KULONPROGO-Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Wates mengabulkan gugatan tujuh pemilik tambak udang atas Sarana Pendukung lainnya (SPL) yang berada di atas lokasi PAG terdampak Bandara Temon. Atas kemenangan ini, para petambak ini berhak mendapat ganti rugi untuk modal yang dikeluarkan guna pembuatan tambak dan alat-alatnya.

 
Salah satu gugatan tersebut atas nama Lidya Safitriningsih dikabulkan oleh hakim menjelis PN Wates, Nur Kholida Dwi Wati dalam sidang yang digelar pada Jumat (9/9/2016) petang. Selain gugatan tersebut, adapula 6 gugatan lainnya yang juga telah dikabulkan oleh hakim dalam sidang putusan yang berbeda.

Dalam persidangan tersebut, Nur Kholida Dwi Wati, hakim majelis mengatakan bahwa gugatan dikabulkan dengan pertimbangan rasa keadilan bagi masyarakat berkenaan dengan tujuan pembangunan bandara. "Mengabulkan sebagian gugatan dengan nilai Rp113 juta," ujarnya ketika membacakan putusan.

Dengan demikian, tergugat yang terdiri dari BPN dan PT Angkasa Pura diminta membayar ganti rugi dengan jumlah tersebut. Meski mengakui keberadaan tambak merupakan hal yang ilegal namun keputusan diberikan dengan asas keadilan untuk biaya yang dikeluarkan masyarakat. Apalagi, pengaturan zonasi di kawasan tersebut juga muncul belakangan.


 
Hadir pada sidang putusan itu antara lain para kuasa hukum BPN dan PT AP I sebagai tergugat yang didampingi perwakilan kejaksaan tinggi DIY. Selain itu, hadir pula kuasa hukum pemohon gugatan yaitu Muslim dan rekan.

Kuasa hukum dari pihak tergugat, Nur Wijaya dari Kejati DIY, menyatakan masih akan pikir-pikir apakah akan mengajukan kasasi atau tidak. Hakim sendiri memberikan waktu 14 hari untuk menyatakan kasasi atau sudah menerima putusan.

Dalam sidang yang digelar di ruang berbeda, gugatan atas nama Imam Wakiki juga dikabulkan oleh majelis hakim Matheus Sukusno Aji dengan pertimbangan yang nyaris serupa. BPN dan PT Angkasa Pura I agar diminta melaksanakan pembayaran terhadap petambak Imam Wakidi sebesar Rp234 juta.

Selain 2 gugatan tersebut, 5 gugatan lainnya yakni atas nama Tri Bagas dengan nilai ganti rugi tambak Rp275 juta, Cori Laura Bogia Rp140 juta, Wakijo Rp115 juta, Witono Rp80 juta, dan Karyadi Rp 60 juta. Pulung Raharjo, perwakilan warga yang mendampingi jalannya sidang mengatakan bahwa semua nilai gugatan dikabulkan seusai dengan besaran dalam tuntutan.

Terdapat sekitar 45 pemilik tambak di Desa Palihan, Sindutan, Jangkaran, dan Glagah yang mengajukan gugatan dan saat ini sedang menjalani prosesnya masing-masing. Adapun, para pemilik tambak sebelumnya tidak mendapatkan ganti rugi sama sekali atas aset yang dimilikinya. Hal ini didasarkan atas legal opinion (LO) yang dikeluarkan oleh Kejaksaaan yang menyatakan bawa tambak tersebut ilegal.

Selain itu, keberadaan tambak udang juga dianggap menyalahi aturan tata ruang yang ditujukan sebagai kawasan pariwisata. Setelah sebelumnya sempat melakukan aksi protes ketika proses musyawarah, para petambak udang ini kemudian mengajukan gugatan resmi di pengadilan dengan diwakili oleh pengacara.

Sementara itu, Project Manager Kantor Proyek Pembangunan Bandara NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengatakan bahwa pihaknya akan mengikuti dan menghargai apapun putusan dari pengadilan.

Meski demikian, sebagai perusahaan negara maka Angkasa Pura akan melaksanakan upaya yang maksimal untuk mencegah pengeluaran negara. "Sebagai negara hukum artinya apapun putusan pengadilan maka akan kita ikuti," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (10/9/2016).

Editor: Nina Atmasari |
Share:

BRI Siap Tampung Pencairan Ganti Rugi Proyek Bandara

Suasana pengundian hadiah Untung Beliung Britama IX di Atrium Hartono Mall, Minggu (4/9/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)


 Harianjogja.com, JOGJA–Bank BRI Wilayah Jogja siap menjadi bank penampung pencairan uang ganti rugi proyek Bandara Internasional New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo.

 
Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta Widodo Januarso mengatakan, persiapan BRI untuk turut menampung dana pencairan ganti rugi proyek bandara sudah dilakukan jauh-jauh hari. Pihak bank juga intens melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pencairan ganti rugi dan bagaimana manajemen keuangan.

"Kami aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menyimpan dananya di bank karena lebih aman," kata dia, Kamis (8/9/2016).

Ia menyarankan kepada masyarakat untuk segera menyimpan uang dalam bank dan memilih bank terdekat dengan rumah karena mereka akan membawa uang dalam jumlah besar. Ia pun berharap, masyarakat akan memilih untuk menyimpan uangnya di BRI karena memiliki jaringan yang bisa menjangkau masyarakat hingga tingkat pedesaan.

 
"Kami memperbanyak cabang dan jaringan hingga ke pelosok, tujuannya agar mudah dijangkau masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan, mengenai pilihan cara penyimpanan, pihak bank akan menyediakan dan siap melayani berapapun masyarakat yang akan membuka rekening di BRI. Masyarakat akan diarahkan ke tabungan yang lebih cepat prosesnya. Setelah memiliki rekening tabungan, masyarakat bisa mengarahkan dananya untuk deposito.

"Ini semua pilihan masyarakat. Namun, kami sudah siap dari jauh-jauh hari untuk menampung dana pencairan ganti rugi proyek bandara di Kulonprogo," kata dia.

Editor: Nina Atmasari |
Share:

Pencairan Ganti Rugi Lahan Dipastikan Tepat Waktu




Harianjogja.com, JOGJA-Pada 14 September nanti, PT Angkasa Pura I akan merealisasikan janjinya untuk membayar ganti rugi lahan bakal bandara kepada warga terdampak pembangunan bandara baru di Kulonprogo. Pencairan akan dilakukan sesuai jadwal.

 
"Kita akan sesuaikan jadwal yang sudah kita tentukan. Awalnya 18 Agustus kan jadi 14 September, ya kita sudah prepare," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, ditemui di SMA Angkasa Adisutjipto seusai menjadi pemateri dalam kegiatan BUMN Mengajar, Kamis (8/9/2016).

Pihak Angkasa Pura bahkan mengadakan rapat khusus di  Hotel Eastparc pada Kamis kemarin yang salah satunya untuk membahas proses pencairan ganti rugi ini. Menurut Pandu, proses pembagian uang ganti rugi untuk pembangunan bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat.

"Kami sudah sinergi dengan aparat keamanan dan bank milik pemerintah [BRI, BNI, dan Mandiri]," kata Pandu.
 
Ia juga sempat menyampaikan besarnya ganti rugi kepada para siswa SMA Angkasa Adisutjipto. Harga tanah yang tiba-tiba melambung, dari harga normal Rp20.000 per meter persegi kemudian mendadak jadi Rp1 juta, membuat anggaran pengadaan lahan bandara bengkak.

Pihaknya mengakui, sejak awal, untuk pengadaan lahan bakal bandara telah disiapkan Rp1,2 triliun tetapi karena harga tanah yang begitu tinggi, anggaran yang dikeluarkan pun menjadi Rp4,1 triliun. "Harga begitu tinggi. Ada satu orang yang dapat Rp120 miliar," kata dia.

Editor: Nina Atmasari |  
Share:

11 September 2016

Mencicipi Tahu Kenyal Nan Gurih dari Wonobroto



Harianjogja.com, KULONPROGO –– Dusun Wonobroto, Tuksono, Sentolo dikenal sebagai sentra produksi tahu di kawasan Kulonprogo. Berbeda dari biasanya, tahu putih ini dijamin kenyal dan bebas dari rasa asam.


Terdapat sekitar 108 produsen tahu putih yang ada di dusun ini. Setiap produsen paling tidak menggunakan 500 kilogram hingga 1 kuintal kedelai untuk memproduksi tahu setiap harinya. Ponimin, Ketua Kelompok Tahu Murni mengatakan bahwa dengan bahan baku sekitar 5 kilogram kedelai maka akan bisa didaptkan 169 buah tahu dengan ukuran standar. “

Tahu diproduksi dengan membersihkan, menghaluskan dan memasak kedelai yang telah dipilih. Setelah dirasa cukup matang, kedelai kemudian disaring dan dimasukkan ke cetakan. Ponimin mengatakan bahwa rasa yang kenyal dan tidak asam dikarenakan air kecutan yang menjadi biang dari pembuatan tahu. Air kecutan tersebut tidak boleh digunakan lebih dari 2 hari. Bahkan ada sejumlah produsen tahu yang mengganti air kecutan tahunya setiap hari.


Ponimin juga menjamin jika seluruh bahan baku tahu di dusun tersebut alami. Hal ini terbukti dengan daya tahan tahu ini yang hanya mencapai 3 hari. Meski daya tahannya akan lebih panjang jika dimasukkan ke lemari es, Ponimin sendiri tidak menyarankan hal tersebut.

“Akan lebih baik jika dimasak dan disantap segar,”ujarnya. Menurutnya, tidak ada kendala berarti dalam produksi tahu kecuali ketersediaan air bersih ketika musim kemarau.

Editor: Mediani Dyah Natalia | 
Share:

Mencicipi Tahu Kenyal Nan Gurih dari Wonobroto



Harianjogja.com, KULONPROGO –– Dusun Wonobroto, Tuksono, Sentolo dikenal sebagai sentra produksi tahu di kawasan Kulonprogo. Berbeda dari biasanya, tahu putih ini dijamin kenyal dan bebas dari rasa asam.


Terdapat sekitar 108 produsen tahu putih yang ada di dusun ini. Setiap produsen paling tidak menggunakan 500 kilogram hingga 1 kuintal kedelai untuk memproduksi tahu setiap harinya. Ponimin, Ketua Kelompok Tahu Murni mengatakan bahwa dengan bahan baku sekitar 5 kilogram kedelai maka akan bisa didaptkan 169 buah tahu dengan ukuran standar. “

Tahu diproduksi dengan membersihkan, menghaluskan dan memasak kedelai yang telah dipilih. Setelah dirasa cukup matang, kedelai kemudian disaring dan dimasukkan ke cetakan. Ponimin mengatakan bahwa rasa yang kenyal dan tidak asam dikarenakan air kecutan yang menjadi biang dari pembuatan tahu. Air kecutan tersebut tidak boleh digunakan lebih dari 2 hari. Bahkan ada sejumlah produsen tahu yang mengganti air kecutan tahunya setiap hari.


Ponimin juga menjamin jika seluruh bahan baku tahu di dusun tersebut alami. Hal ini terbukti dengan daya tahan tahu ini yang hanya mencapai 3 hari. Meski daya tahannya akan lebih panjang jika dimasukkan ke lemari es, Ponimin sendiri tidak menyarankan hal tersebut.

“Akan lebih baik jika dimasak dan disantap segar,”ujarnya. Menurutnya, tidak ada kendala berarti dalam produksi tahu kecuali ketersediaan air bersih ketika musim kemarau.

Editor: Mediani Dyah Natalia | 
Share:

06 September 2016

Warga dengan Gangguan Jiwa, Harus Didaftar Sebagai Pemilih?


Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo [kiri] dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kulonprogo, Isnaini bersama-sama menandatangani naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) sebagai syarat pencairan anggaran dana pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017, Jumat (29/4/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) diminta tetap mendaftar warga yang mengalami gangguan jiwa dalam proses pencocokan dan penelitian (coklit) langsung ke masyarakat.


 
Pasalnya, pencoretan warga tersebut hanya bisa dilakukan apabila dilengkap dengan surat keterangan dari dokter jiwa.

Hal tersebut disampaikan dalam bimbingan teknis (bimtek) PPDP oleh PPK yang diselenggarakan di Balai Desa Giripeni, Wates, Sabtu (3/9/2016) malam.

Ketua PPK Kecamatan Wates, Suryono menjelaskan bahwa tugas PPDP mencakup mencakup memperbaiki/merevisi data, mencoret yang tidak memenuhi syarat, menambah/mendaftar yang belum terdaftar, dan mencatat disabilitas. Selalin itu, PPDP juga diminta berkoordinasi dengan Ketua RT/RW setempat.


 
"Harus datang langsung ke rumah warga, jangan hanya awangan," tegasnya.

Pendataan pemilih menjadi fase penting karena akan mempengaruhi kualitas pilkada. Ia mengatkaan bahwa baik buruknya pemilih sangat ditentukan oleh kinerja PPDP yang melakukan coklit langsung ke masyarakat.

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Hubungan Partisipasi Masyarakat KPU Kulonprogo, Tri Mulatsih mengatakan bahwa terdapat 3 elemen sebuah pemilu yaitu penyelenggara, peserta (pasangan calon yang akan dipilih) dan pemilih. Perangkat penyelenggara (PPK, PPS dan PPDP) telah terbentuk beberapa waktu lalu.

Sedangkan pendaftaran peserta/pasangan calon (paslon) yang diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik baru akan dibuka pada 21 – 23 September 2016 mendatang.

Sementara untuk pemilih saat ini sedang dalam proses menuju pendataan, dimana tahap pertama adalah pendataan oleh PPDP, yang akan dilakukan pada 8 September – 7 Oktober 2016.

Editor: Nina Atmasari |
Share:

Pengelola Minta Dibangun Jembatan


Ilustrasi pohon mangrove (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Masyarakat pengelola hutan mangrove di Pedukuhan Pasir Kadilangu, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, segera membangun jembatan yang menghubungkan dengan Pedukuhan Nglawang untuk mengantisipasi konflik pemungutan retribusi.

 
Ketua Kelompok Pantai Kadilangu Suparyono di Kulonprogo,  mengatakan sejak tiga minggu terakhir, warga Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo melakukan pemungutan bagi pengunjung yang akan masuk tempat wisata hutan mangrove yang ada di Desa Jangkaran sehingga menyebabkan wisatawan mengeluhkan besarnya tingginya retribusi.

"Kami tidak tahu apa latar belakang dan dasar peungutan tersebut. Kami belum pernah diajak rembugan. Yang jelas kami merasa risih dengan adanya tempat pemungutan ini," kata Paryono seperti dikutip Antara, Senin (5/9/2016).

Akibat adanya dua tempat penarikan pungutan untuk masuk tempat wisata hutan mangrove di Pedukuhan Pasir Kadilangu, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon pengelola setempat merasa resah. Mereka sering dikomplain pengunjung yang harus membayar dua kali. Oleh karenanya, warga berharap pemerintah segera membangun jembatan yang menghubungkan pedukuhan tersebut dengan Pedukuhan Nglawang.

 
Hal itu terungkap saat Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke wilayah yang berlokasi di sebelah barat Kali Bogowonto tersebut.

Untuk mengembangkan objek wisata tersebut, lanjut Paryono, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh adalah dengan membangun jembatan yang melintasi Kali Bogowonto sepanjang sekitar 230 meter.

"Sehingga jalan menuju hutan mangrove tidak harus melewati Desa Jogoboyo," katanya.

Sekretaris Kelompok Pantai Pasir Kadilangu Sugiyarto, saat penanaman seribu pohon di lokasi tersebut, GKR Hemas menyatakan sanggup untuk memperjuangkan pembangunan jembatan. Namun, kata dia, sampai sekarang belum ada kabarnya.

"Kami berharap DPRD bisa memperjuangkan agar pembangunan bisa segera terealisasi," kata Sugiyarto.

Editor: Sumadiyono | 

Share:

Milad Muhammadiyah di Kulonprogo sebagai Silaturahmi Akbar Bukan Ajang Konsolidasi Politik



Suasana jamaah salat Idul Fitri 2016 di Alun-alun Utara, Rabu (6/7/2016). Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir bertindak sebagai imam dan khotib bagi ibadah yang diikuti oleh ribuan jama'ah tersebut. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)
 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulonprogo akan menyelenggarakan silaturahmi akbar warga Muhammadiyah se-Kulonprogo di Stadion Cangkring Wates, Sabtu (10/9/2016) mendatang. Panitia memastikan tidak ada materi bermuatan dukungan politik terhadap pihak tertentu yang akan disinggung dalam acara itu.
Selain memperingati milad Muhammadiyah, silaturahmi akbar juga digelar dalam rangka konsolidasi organisasi sesuai amanat muktamar Muhammadiyah pada 2015 lalu. Panitia menargetkan setidaknya ada 10.000 warga Muhammadiyah Kulonprogo yang memadati Stadion Cangkring.

Sejumlah tokoh juga diundang secara khusus, seperti Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) Haedar Nashir dan Amien Rais selaku mantan Ketua Umum PPM.

"Sebanyak 10.000 orang itu diantaranya dari kader di tingkat Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah, hingga perwakilan pelajar Muhammmadiyah seluruh Kulonprogo," kata Ketua Panitia, Agung Mabruri Asrori, Senin (5/9/2016).
Agung memaparkan, silaturahmi akbar sengaja dilaksanakan bertepatan dengan 8 Dzulhijah atau hari kelahiran Muhammadiyah berdasar tahun hijriyah. Menurutnya, peringatan milad Muhammadiyah di Kulonprogo sebelumnya tidak pernah menghadirkan semua komponen warga Muhammadiyah. Dia berharap momen itu dapat meningkatkan semangat dan kebersamaan dalam menjalankan dakwah Islam.

Agung lalu mengungkapkan, sejumlah tokoh lain juga dihadirkan sebagai tamu undangan. Diantaranya Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zukifli Hasan, dua mantan Bupati Kulonprogo Toyo Santoso Dipo dan Hasto Wardoyo, serta mantan Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo.

Hal itu diakui bisa menimbulkan persepsi tertentu terkait sikap Muhammadiyah dalam Pilkada 2017 mendatang. Meski begitu, Agung menegaskan tidak ada muatan politik yang mendompleng silaturahmi akbar. "Meski ada mantan bupati dan wakil bupati, acara besok tidak dalam rangka Pilkada maupun kegiatan politik lainnya," ujar Agung.

Sekretaris panitia silaturahmi akbar, Sri Agung Pangarso menambahkan, kegiatan pembukaan bakal dimeriahkan dengan atraksi dari 600 pesilat tapak suci Muhammadiyah. Mereka berasal dari kalangan pelajar jenjang SD hingga SMA/SMK se-Kulonprogo.

Panitia juga menyediakan bazar di kawasan Stadion Cangkring untuk meramaikan acara. "Warga Kulonprogo selain dari Muhammadiyah juga boleh ikut. Saat ini tinggal delapan kapling yang masih kosong," ucap dia.

Editor: Nina Atmasari |
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP