Harianjogja.com, KULONPROGO – Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), perajin industri mulai menggali potensi batik Kulonprogo untuk menguatkan produk lokal menghadapi pasar bebas. Guna menghadapi pasar bebas, potensi batik warna alam dinilai akan memberikan peluang pasar yang lebih baik.
"Kami sangat siap menghadapi pasar luar negeri di MEA nanti. Upayanya dengan peningkatan produksi dan pengembangan motif," ujar Pemilik Sinar Abadi Batik dari Lendah, Puryanto, Senin (20/10/2015).
Keran pasar bebas rencananya akan dibuka pada akhir tahun ini. Untuk itu, waktu yang diperlukan tinggal satu bulan lagi untuk menyiapkan produk yang dapat diunggulkan pelaku usaha lokal.
Puryanto mengatakan, saat ini dirinya mulai mengembangkan desain-desain batik baru dan lebih inovatif. Harapannya, produk batik yang diproduksinya dapat memiliki ciri khas dan unggul di antara produk dari luar negeri.
Diakui Puryanto, pemasaran masih menjadi kendala yang dihadapi perajin batik sepertinya. Pasalnya, setelah batik ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, membuat banyak orang membuat batik. Akibatnya, produk batik kian melimpah dengan desain dan pola yang beragam.
"Orang semakin beramai-ramai buat batik. Jadi produknya [batik] makin banyak dan persaingan semakin ketat, sehingga pemasaran masih cukup sulit," jelas Puryanto.
Puryanto menambahkan, saat ini setiap bulan batik yang diproduksinya telah mencapai 30.000 lembar per bulannya. Guna menghadapi pasar bebas Asia, dirinya mengaku siap untuk menambah lagi produksi batiknya. Selain itu, upaya untuk memperkenalkan batik juga akan terus dilakukan dengan program inovatif. Di antaranya melalui pagelaran busana, salah satu upayanya dengan menggandeng Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jogja.
"Misal dengan pengembangan desain busana batik dan peragaan busana untuk memperkenalkan batik Kulonprogo," imbuh Puryanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo Sri Hermintarti belum lama ini mengungkapkan, pengembangan kerajinan batik akan terus didorong untuk menghadapi pasar bebas. Salah satu potensi kerajinan batik yang dapat dikembangkan yakni batik yang diproduksi dengan menggunakan pewarna alam.
"Dalam menghadapi pasar bebas, upaya untuk menggencarkan visi Bela Beli Kulonprogo terus dilakukan. Kami mencoba memberikan perhatian pada batik berbahan baku pewarna alam, karena potensinya cukup baik," ujar Hermin.