Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


15 June 2015

Nyadran Agung Jadi Kesempatan Silaturahmi Warga Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Tradisi Nyadran Agung yang terpusat di
Alun-alun Wates Kulonprogo, Sabtu (13/6/2015), berlangsung cukup
meriah.
Ribuan warga yang hadir tampak begitu antusias untuk segera merangsek
dan berebut berbagai macam sayur dan hasil bumi lain yang ditata rapi
pada 10 gunungan dari berbagai desa budaya.
Belum lagi doa pemuka sepenuhnya selesai, warga telah berjubel-jubel
berebut aneka sayur dan buah pada gunungan tersebut. Meski demikian,
doa pemuka dalam nyadran agung itu tetap berlanjut hingga selesai.
Warga Kecamatan Wates, Setiono, mengatakan bersemangat ikut berebut
isi gunungan dan mendapatkan kain batik serta beberapa sayur mayur.
"Sebelum kehabisan saya ikut karena ini kan hanya sekali setahun,"
katanya.
Antusiasme warga ini sudah terlihat sejak pagi sebelum arak-arakan
kirab gunungan dimulai dari Gedung Kesenian hingga Alun-alun wates.
Selain gunungan dari desa budaya, rangkaian arak-arakan gunungan juga
dari perwakilan SKPD Kulonprogoyang memulai startnya dari Gedung DPRD.

Lepas siang, begitu arak-arakan kirab gunungan yang membawa serta
ogoh-ogoh di barisan depan itu tiba di Alun-alun Wates, warga telah
berkerumun menyambutnya.
Begitu semua rombongan kirab sampai di alun-alun, serangkaian sambutan
dan doa pun dimulai. Sementara warga yang menunggu semakin mendekat ke
gunungan untuk ikut berebut aneka sayur, buah dan makanan tradisional
pada gunungan itu.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan Nyadran Agung sebagai
tradisi penghormatan leluhur oleh semua orang beragama.
Dalam acara itu, masyarakat sekaligus melakukan silaturahmi. Tidak
hanya masyarakat di Kulonprogo, mereka yang merantau pun memilih
pulang kampung dan ikut hadir dalam tradisi tersebut.
"Saya justru senang melihat warga bersemangat. Kalau warga apatis
malah sedih gunungan tidak ada yang menyambut," kata Hasto.
Dia pun memaklumi ketika warga buru-buru menyerbu gunungan itu. Hasto
mengaku tersentuh karena meski isinya sederhana, sayur mayur dan aneka
buah pada gunungan itu berarti bagi warga.( Tribunjogja.com)
Share:

Hasil Lelang Dua Batu Akik Bupati Kulonprogo Dipakai Bedah Rumah Warga Miskin

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO- Sebanyak dua dari lima batu akikBupati
Kulonprogo, Hasto Wardoyo, terjual dalam lelang di pameran gazebo
depan rumah dinas bupati. Uang hasil lelang bakal dipakai untuk bedah
rumahwarga tak mampu.
"Hasil lelang untuk membantu bedah rumah warga miskin," kata ketua
panitia pameran akik, Fajar Gegana kepada Tribun Jogja, Minggu
(14/6/2015).
Batu yang terjual di lelang tersebut bermotif gebleg renteng dan
junjung derajat. Batu akik pertama mencapai harga tertinggi Rp 3,1
juta, sedangkan batu kedua dihargai Rp 3 juta. Tiga batu akiklainnya
yakni lavender, sulaiman dan pancawarna belum terjual.
Ada 25 perajin akik dari Kulonprogoterlibat dalam pameran tersebut.
Pameran sengaja bertempat di rumah dinas bupati untuk menarik
perhatian warga yang saat itu sedang menunggu kirab nyadran agung di
alun-alun Wates.
Selain itu, Fajar menambahkan, pameran digelar untuk mengangkat pamor
berbagai batu akikasli Kulonprogoyang selama ini sebenarnya tidak
kalah kualitasnya dari daerah lain.
Menurut dia, bebatuan Kulonprogotidak hanya diolah menjadi akik, tapi
juga sebagai perhiasan gelang, cenderamata, dan kalung. Jenis batu
akikyang menonjol di Kulonprogoadalah pancawarna dan lavender.
"Masyarakat juga dapat melakukan jual beli di pameran ini.
Transaksinya bisa mencapai Rp 15 juta per hari," katanya.
Jumbadi, asal Jakarta, menyempatkan datang ke pameran itu. Dia
mengakui bebatuan akik di Kulonprogotidak kalah kualitasnya dari
daerah lain. "Kebetulan mudik, jadi saya sempatkan datang bisa beli
akik Kulonprogo," katanya.
Share:

14 June 2015

Sepuluh Desa Budaya Ikuti Festival

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Sepuluh Desa Budaya di Kabupaten Kulonprogo
ikuti Festival Upacara Adat Antar Desa Budaya Tahun 2015, di Gedung
Kesenian, Sabtu (13/6/2015). Kesepuluh Desa Budaya adalah Desa
Sukoreno, Jatimulyo, Pagerharjo, Glagah, Sidorejo, Banjarharjo,
Hargomulyo, Tanjungharjo, Sendangsari dan Brosot.
Dikatakan Kabid Kebudayaan Disbudparpora Kulonprogo Joko Mursito SSn
MA, festival desa budaya ini merupakan bagian penting bagi
pengembangan kebudayaan dalam ranah keistimewaan. Juga menjadi salah
satu indikator keberhasilan bagi pemangku kebudayaan di desa-desa
budaya tersebut.
"Yang dinilai diantaranya kemasan, kreativitas, serta pelestariannya.
Bagaimana suatu desa budaya tersebut dapat mengemas upacara adat
menjadi menarik dan mampu menjadi daya tarik wisata juga," ujar Joko
sambil menambahkan satu peserta terdiri 100 orang, sehingga seluruh
peserta adalah sekitar seribuan orang.
Juri terdiri RM Donny S Megananda SSi dari Paku Alaman, Wardoyo dari
Dinas Kebudayaan DIY, Imam Syafei dari Dewan Kebudayaan Kulonprogo,
Purwamadi dari Pengawas Pendampingan, Indra Tranggono dari Budayawan,
Joko Budiarto dari Pers, serta Drs H Muh Irsam dari Ustad dan
Budayawan.(Wid
Share:

Sedang Sakit, Pengantin Ini Tetap Gelar Pernikahan di Puskesmas

DUA insan yang berbeda kalau sudah dilanda rasa saling mencintai dan
dilandasi ketakwaan akan mengalahkan segalanya termasuk rasa sakit.
Itulah yang sedang dirasakan pasangan Riski Rio Rianto (22) bin Ahmad
Tukul asal Muara Bungo Jambi dan Christina Putri Wahyuni (21) binti
Joko Prasetyo warga Desa Garongan Kecamatan Panjatan. Meski sama-sama
terbaring sakit tapi mereka tetap ingin menyatukan dua hati dalam
bingkai keluarga melalui pernikahan resmi.
"Petugas KUA sesungguhnya mengikuti keinginan pihak keluarga dan
pasangan pengantin. Karena kedua belah pihak tetap ingin melangsungkan
pernikahan kendati dalam kondisi sakit maka kami <I>ngikut<P> saja dan
menikahkan mas Riski dengan mbak Christina," kata penghulu Yusma Alam
Rangga SHI MSi didampingi petugas Pembantu Pegawai Pencatat Nikah
(P3N) Umaryanto usai pernikahan Riski dengan Christina di ruang Nakula
Puskesmas Garongan 2, Kamis (11/6).
Wakil keluarga pengantin putri, Maryanto mengatakan, alasan pernikahan
keponakannya tetap dilaksanakan meski keduanya sedang sakit, selain
atas pertimbangan kondisi kesehatan pengantin pria dan wanita tidak
terlalu mengkhawatirkan juga mengikuti perhitungan hari baik dalam
melaksanakan pernikahan. Sayangnya Maryanto tidak mengungkapkan
perhitungan hari baik dimaksud.
"Pernikahan sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Dua hari menjelang
hari H pernikahan kedua pasangan memang sakit. Puncaknya tadi malam
sehingga terpaksa dilarikan ke Puskesmas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan dokter, mereka harus dirawat inap. Karena itu untuk
memenuhi kesepakatan keluarga dan kedua pengantin sekaligus memenuhi
perhitungan hari baik, pernikahan tetap kami gelar di puskesmas,"
jelasnya.
Sementara itu tim medis Puskesmas Garongan II, dr Tris Haranto MPH dan
dr Renny membenarkan Riski Rio Rianto dan Christina yang mualaf
terpaksa harus rawat inap karena sedang dalam pengawasan dokter.
"Keduanya sakit demam dan masih dalam pengawasan kami apakah ke arah
viral infeksi atau thypoid. Trombosit dan HB (hemoglobin) keduanya
turun sampai dibawah normal," ujar dr Renny didampingi Kasubag TU
Puskesmas Garongan 2 Eko Budi Santoso.
Secara umum prosesi pernikahan Riski dengan Christina yang berlangsung
sederhana dengan dihadiri beberapa keluarga pihak pengantin pria dan
wanita berjalan lancar. Ruangan Nakula Puskesmas Garongan 2 pun
disulap ala kadarnya dengan menghadirkan pas bunga serta <I>sound
system<P>. Sementara sprei tempat tidur tetap menggunakan fasilitas
puskesmas yang ada dengan wara dasar hijau motif kembang-kembang.
Saat ijab kabul baik wali nikah, kakak kandung pengantin putri, Bagus
Prasetyo dan pengantin pria tidak lancar mengucapkan ijab kabul.
Mungkin keduanya terpengaruh suasana sekaligus kondisi pengantin yang
sedang sakit dengan infus menempel di tangan. Setelah beberapa kali
dilakukan uci coba ijab kabul ternyata Riski tidak lancar dalam
menjawab ijab kabul maka penghulu memutuskan menulis ijab kabul.
Dengan membaca akhirnya prosesi ijab kabul berjalan lancar dan
keduanya dinyatakan sah sebagai suami istri dengan berbagai hak dan
kewajiban mereka.(Asrul Sani)
Share:

10 June 2015

Polres Gelar Pengamanan Menggunakan Security Barrier

WATES ( KRjogja.com)- Sebagai upaya peningkatan pengamanan, Polres
Kulonprogo menggelar latihan penanganan massa di depan Gedung DPRD
Kulonprogo, Selasa (9/6/2015). Dalam latihan tersebut, Polres
sekaligus mengenalkan security barrier atau gulungan kawat berduri
yang biasa digunakan sebagai penghalang massa.
"Kami menerjunkan satu pleton anggota Sabhara dalam latihan ini," kata
Kapolres Kulonprogo, AKBP Yulianto.
Disampaikannya, pelatihan personel menggunakan security barrier
bertujuan untuk membiasakan anggota dalam bersinggungan dengan alat
tersebut. Latihan ini juga digunakan untuk antisipasi penanganan
Pilkada yang sedianya akan digelar tahun 2017 mendatang.
"Alat ini terbilang baru. Kami sengaja melatih kemampuan personel agar
siap dengan alat yang dibutuhkan," katanya.
Yulianto menambahkan, pelatihan pengamanan digelar di lapangan, agar
personel bisa menyesuaikan dengan kondisi medan. Berkaitan dengan
persiapan pengamanan Pilkada, konsentrasi massa saat moment tersebut
dimungkinkan terjadi di depan gedung dewan.
Menurut Yulianto, peralatan security barrier tersebut diberikan Mabes
Polri beberapa waktu lalu. Pemanfaatannya dalam latihan baru dilakukan
saat ini karena menyesuaikan kesiapan pelatih.(Unt)
Share:

09 June 2015

Telur Satu Kilogram Dijual Rp 2.500 di Pasar Murah

Untuk membantu keluarga prasejahtera (miskin) dan menyambut Ramadan,
Dinas Perindagkop dan UKM DIY bekerjasama dengan perwakilan Bank
Indonesia (BI) Yogyakarta akan menggelar pasar murah di kantor
Kecamatan Wates dan Sentolo.
Pasar murah di Kecamatan Wates digelar pada 9 Juni, sedangkan di
kantor kecamatan Sentolo pada 11-12 Juni 2015. Targetnya, di setiap
kecamatan itu dapat terlayani keluarga pra sejahtera sebanyak 200
keluarga.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM DIY, Eko Witoyo,
mengatakan komoditi yang akan dijual terutama kebutuhan bahan pokok
masyarakat yang biasanya fluktuatif mengalami kenaikan menjelang hari
raya.
Disebutkan antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, telor ayam,
dan daging ayam.
"Penjualan dilaksanakan dengan menggunakan kupon dan jumlah pembelian
dibatasi," katanya, Senin (8/6/2015).
Disebutkan, beras premium yang harga pasarannya mencapai Rp 9.000 per
kilogram dijual dalam kemasan tiga kilogram seharga Rp 6.000, gula
pasir Rp 5.200 per kilogram, minyak goreng Rp 5.000 per liter.Kemudian
telur ayam Rp 2.500 per kilogram, dan daging ayam kemasan dijual Rp
2.500 setiap setengah kilogram.
Setiap keluarga prasejahtera (miskin) berhak membeli lima komoditi
tersebut. Menurutnya, pasar murah digelar mulai pukul 08.00 - 14.30.
Dalam kegiatan itu juga diperkenalkan produk Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dan koperasi setempat agar menggugah rasa kebanggaan
masyarakat menggunakan produk dalam negeri.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Arif Budi Santoso,
mengatakan kegiatan itu untuk membantu masyarakat kurang beruntung.
Sekaligus sebagai upaya pengendalian harga.
"Dengan kegiatan seperti ini BI juga bisa melihat harga bahan pangan
pokok di pasar," katanya.( tribunjogja.com)
Share:

Polisi Gelar Latihan Pengamanan Pilkada

TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA -Meski gelar Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada)
terbilang masih lama, Polres Kulonprogo sudah mulai menggelar latihan
pengamanan dan penanganan massa.
Menerjunkan satu peleton anggota Sabhara, latihan itu dilakukan
bersama-sama membukasecurity barrieratau gulungan kawat berduri yang
biasa digunakan sebagai penghalang massa.
Latihan dilakukan di kompleks depan Gedung DPRD Kulonprogo, Selasa
(9/6/2015), sekitar pukul 10.00.
Puluhan anggota Sabhara diterjunkan dengan pakaian lengkap termasuk
senjata dan truk pembawasecurity barrier.
Mengingat lokasinya di tengah jalan raya depan gedung dewan, praktis
polisi juga menutup total Jl Sugiman tersebut selama beberapa jam.
Kapolres Kulonprogo, AKBP Yulianto, mengatakan pelatihan personel
menggunakan security barrier dimaksudkan untuk membiasakan anggota
bersinggungan dengan alat yang terbilang baru tersebut. "Terkait
pilkada memang iya. Ini untuk melatih kemampuan personel agar siap
dengan alat yang dibutuhkan," kata Yulianto.
Kapolres menegaskan pelatihan digelar langsung di lapangan, tepatnya
di depan gedung dewan, agar personel menyimulasikannya sesuai kondisi
medan.
Kapolres menganggap, jika berkaitan dengan persiapan pengamanan
pilkada, berarti konsentrasi massa saat moment pilkada dimungkinkan
terjadi di depan gedung dewan.
"Jadi bukan di dalam ruang, atau di halaman polres. Di lapangan
langsung kan sesuai dengan kondisi medannya," katanya.
Kapolres menjelaskan peralatansecurity barriertersebut merupakan alat
dari Mabes Polri beberapa waktu lalu. Pemanfaatannya dalam latihan
baru dilakukan saat ini karena memang sesuai kesiapan pelatih.
"Pelatihnya siap sekarang, lalu ditransfer ke personel dalam latihan,"
lanjutnya.( tribunjogja.com)
Share:

HARGA CABAI NAIK : Raup Untung, Petani Kulonprogo Lega

Harianjogja.com, KULONPROGO-Naiknya harga cabai di pasaran disambut
kegembiraan petani cabai di Kulonprogo. Mereka mengaku meraup untung
besar.
Suyono, petani cabai di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan mengaku bisa
menjual cabai di pasar lelang kelompok tani seharga Rp19.000 per
kilogram (kg). Harga tersebut memang terus meningkat setelah pekan
lalu mencapai Rp16.000 per kg. "Harganya memang lagi bagus karena
harga cabai di pasaran sekarang juga makin mahal," kata Suyono, Senin
(8/6/2015).
Suyono mengaku produktivitas tanaman cabai miliknya menurun hingga 40
persen. Gangguan hama dan curah hujan yang tinggi diperkirakan menjadi
penyebabnya. Padahal, permintaan pasar mengalami peningkatan.
Menurutnya, kondisi itulah yang kemudian memicu kenaikan harga.
Suyono mengatakan, dia memang harus lebih rajin memupuk dan telaten
merawat tanaman cabai. Meski demikian, harga jual yang tinggi membuat
petani tidak rugi. "Hasilnya [panen] memang kurang bagus. Biasanya
sekali panen bisa sampai dua kuintal, sekarang cuma satu kuintal.
Untungnya kita bisa jual lebih tinggi juga," ujarnya.
Kenaikan harga jual cabai juga menjadi angin segar bagi kalangan buruh
tani. Salah satunya bagi Pateni, buruh tani yang sedang membantu
Suyono. "Sehari dibayar Rp50.000. Biasanaya bisa memetik cabai sampai
40 kg," kata Pateni.
Share:

Orang Tua Siswa Wadul Dewan

WATES ( KRjogja.com)- Pengelola SMK N 2 Pengasih tidak akan mentolerir
siswa yang melakukan pelanggaran disiplin berat. Bila ada siswa yang
terbukti melakukan, pihak sekolah minta yang bersangkutan mengundurkan
diri. Bila pelanggaran disiplin ditolerir dikhawatirkan akan
berpengaruh terhadap siswa lain melakukan pelanggaran serupa.
Hal tersebut disampaikan Kepsek SMK N 2 Pengasih Dra Rr Istihari
Nugraheni saat mengikuti mediasi antara sekolah dengan orang tua salah
satu siswa yang disuruh mengundurkan diri karena dinilai telah
melanggar disiplin sekolah dengan ketegori berat. Mediasi dipimpin
Ketua DPRD Akhid Nuryati, pimpinan dan anggota Komisi IV, Kasi
Kurikulum SMA/SMK Dinas Pendidikan Drs Suhardi, jajaran guru SMK N 2
Pengasih serta orang tua siswa.
Isti mengatakan, awal mula terjadinya kasus tersebut berasal atas
laporan siswa kelas X jurusan Teknik Perencanaan Gedung dan Desain
(TPGD), di kelas ada siswa yang minum minuman keras (miras). Atas
laporan tersebut, guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) melakukan
inspeksi dan menemukan sebuah botol miras dan dua batang rokok di
dalam kelas.
Dengan adanya temuan tersebut guru BP dan Tim Disiplin (TD) memanggil
13 siswa untuk dimintai keterangan. Dalam sidang itu tiga siswa
masing-masing PJR, FA dan NR mengakui telah minum miras di kelas.
Salah satu siswa juga ditemukan menyimpan file film porno di
ponselnya. "Berdasar pengakuan dan bukti yang ada, kami memanggil
ketiga siswa tersebut beserta orang tuanya. Namun dua siswa datang
tidak dengan orang tua mereka tetapi dengan orang lain yang diakuinya
sebagai wali. Dalam pertemuan tersebut sekolah minta agar ketiga siswa
dan wali membuat surat pengunduran diri," ucap Isti.
Di lain waktu, lanjut Kepsek Isti, orang tua PJR datang ke sekolah dan
minta kebijaksanaan agar anaknya bisa melanjutkan sekolah di SMK N 2
Pengasih. Namun pihak sekolah bersikukuh dengan keputusan yang telah
diambil dan menghimbau agar PJR melanjutkan di sekolah lain.
Karena dalam beberapa pertemuan tidak diperoleh penyelesaian, orang
tua PJR mengadukan nasib anaknya ke beberapa pihak. Termasuk DPRD
Kulonproro, yang akhirnya berinisiatif untuk melakukan mediasi bagi
kedua belah pihak.
Dalam mediasi itu akhirnya oran tua PJR bersedia memindahkan anaknya
di sekolah lain. "Dengan terpaksa kami akan memindah anak kami di
sekolah lain," ujar ibu PJR Diah Kartika Dewi yang dalam mediasi
tersebut datang bersama suaminya, Milad Arhimawan.
Akhid Nuryati berharap agar peristiwa seperti itu tidak terulang lagi
di sekolah manapun. "Setiap sekolah, memiliki tata tertib yang harus
dipatuhi semua siswa. Masing-masing sekolah punya otoritas untuk
melaksanakan tata tertib termasuk memberi sanksi bagi yang
melanggarnya," tandas Akhid.(Rul)
Share:

Pemkab Kulonprogo gelar Pasar Murah

KULONPROGO ( KRjogja.com) -Jelang bulan Ramadan 1436 H dan dalam
rangka membantu keluarga miskin atau pra sejahtera, Dinas Perindagkop
dan UKM DIY bekerja sama dengan Perwakilan Bank Indonesia (BI)
Yogyakarta menggelar pasar murah pada 6 kecamatan yang tersebar di
tiga kabupaten.
Kegiatan juga didukung Badan Musyawarah Perbankan Daerah DIY Kabupaten
Kulonprogo digelar empat hari, yakni di halaman Kantor Kecamatan Wates
(8-9/6/2015) dan halaman kantor Kecamatan Sentolo (11-12/6/2015).
Setiap kecamatan ditargetkan sebanyak 200 KK miskin/keluarga pra
sejahtera.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM DIY Eko Witoyo
menyatakan selain menyediakan bahan pokok, kegiatan ini merupakan
sarana memperkenalkan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan
koperasi setempat dan menggugah rasa kebanggaan masyarakat dalam
memakai produk dalam negeri.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Arif Budi Santoso,
menyambut baik kegiatan seperti ini karena selain membantu masyarakat
yang kurang beruntung juga sekaligus membantu upaya pengendalian
harga. "Salah satu tugas Bank Indonesia dan Disperindagkop adalah
memantau perkembangan harga-harga pangan, sehingga dengan kegiatan
seperti ini BI juga bisa melihat harga bahan pangan pokok di pasar,"
kata Arif.(Wid)
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP