Solopos.com, KULONPROGO-Jumlah penduduk miskin di Kulonprogo diketahui mengalami peningkatan pada 2016 kemarin. Berdasarkan hasil evaluasi, Pemkab Kulonprogo merasa perlu memberikan perhatian lebih kepada kalangan lanjut usia (lansia) yang dinilai ikut berkontribusi pada tingginya angka kemiskinan.
Pemkab Kulonprogo mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 60.816 jiwa atau sekitar 13,70% pada 2016 kemarin. Angka itu lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang diketahui sebanyak 52.331 jiwa atau sekitar 12,00 persen.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Kulonprogo, Eko Pranyata mengatakan, kuantitas bantuan dan jaminan sosial bakal bertambah tahun ini karena kemampuan anggaran pemerintah meningkat, baik pusat maupun daerah.
Namun, angka kemiskinan terakhir ternyata juga menunjukkan peningkatan. “Setelah kami cermati angka kemiskinan, itu banyak lansianya,” ujar Eko, Jumat (5/5/2017).
Eko memaparkan, selama ini upaya pengurangan angka kemiskinan dilakukan dengan mengoptimalkan program pemberdayaan masyarakat. Pemerintah memberikan pendampingan dan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi di wilayah masing-masing, misalnya dengan merintis usaha mandiri.
Hanya saja, Pemkab Kulonprogo tengah mempertimbangkan solusi lain, mengingat banyaknya lansia yang tercatat sebagai penduduk miskin. “Kalau sudah di atas 70 tahun itu tidak mungkin diberdayakan. Jadi kita berusaha fokus pada pemberian bantuan dan jaminan sosial,” kata Eko.
Eko lalu mengungkapkan, Pemkab Kulonprogo telah mengajukan bantuan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Tahun ini, bantuan berupa jaminan hidup sebesar Rp200.000 per bulan tersebut diberikan kepada 69 orang.
Di sisi lain, Pemkab Kulonprogo juga berupaya memberikan jaminan hidup kepada lansia miskin yang belum terkover ASLUT. “Nanti kita pilih yang kondisinya miskin, termasuk kalau keluarga yang merawat juga miskin. Jadi harapannya bisa meringankan beban keluarganya,” ucap Eko kemudian.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial P3A Kulonprogo, Sunaryo berpendapat, banyaknya lansia berkaitan erat dengan angka harapan hidup di Kulonprogo yang juga tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka harapan hidup Kulonprogo mencapai 75,15 pada 2015 lalu, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang diketahui sebesar 74,90.
Dia pun menyatakan jika program pemberdayaan masyarakat tidak cocok untuk lansia sehingga sebagian diantara mereka akan mendapatkan bantuan sosial. “Ada 1.000 lansia yang menerima bantuan sosial di tahun 2017. Nilainya Rp3,6 juta per tahun,” ungkap Sunaryo.