Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


05 March 2019

Pertengahan Maret, Tambak Udang Selatan NYIA Kulon Progo Harus Dibersihkan - Tribun Jogja

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menargetkan penggusuran tambak udang di selatan New Yogyakarta International Airport (NYIA) bisa dilakukan pertengahan Maret 2019 ini.
Beberapa kolam tambak disebut sudah kosong sehingga lahan bisa segera dibersihkan.
Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan penggusuran itu harus segera dilakukan lantaran sebagian petambak sudah mengosongkan kolamnya.
Hal itu sekaligus sebagai tindakan tegas untuk mencegah para petambak mengisinya lagi dan menebar benih udang lebih lanjut. 

Jika tak segera dilakukan pembersihan lahan, Hasto khawatir petambak justru beraktivitas lagi dan menyulitkan rencana penataan kawasan tersebut.
"Target saya pertengahan Maret bisa dilakukan (pembersihan lahan). Sudah 50 persen lebih yang tidak dimanfaatkan. Kita melobi PT Angkasa Pura I untuk bersama-sama membersihkannya karena Pemkab tidak punya anggaran," kata Hasto, Senin (4/3/2019).
Penggusuran tambak udang itu menjadi bagian dari upaya penataan kawasan pantai di selatan NYIA di Temon.
Areal itu akan dialihfungsikan sebagai kawasan sabuk hijau pelindung NYIA untuk mencegah abrasi dan potensi terjangan tsunami yang membahayakan operasional bandara internasional tersebut.
Dari deretan pantai di sepanjang muara Sungai Serang hingga Sungai Bogowonto itu, hanya kawasan wisata Pantai Glagah yang tetap diperbolehkan untuk dipertahankan.

Pihaknya juga akan berusaha mengondisikan para petambak udang agar tidak menebar benih lagi.
Share:

551 Kg Sampah Plastik Terkumpul dari Hutan Suaka Kulon Progo - KOMPAS.com




    • KULON PROGO, KOMPAS.com - Sebanyak 551 kilogram sampah berbagai jenis mulai dari sampah botol plastik, kertas, hingga bungkus makanan terkumpul saat aksi bersih-bersih yang dilakukan sejumlah relawan di Hutan Suaka Margasatwa Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (4/3/2019).
      Aksi bersih-bersih itu merupakan bagian dari kegiatan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019.
      "Mereka (warga yang melintas) membuang botol sembarangan. Bahkan kami juga menemukan sisa bangkai kucing," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta Junita Parjantidi saat aksi bersih sampah, Senin. 
      Kegiatan itu bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, beberapa perusahaan, dan beberapa komunitas lingkungan, dan masyarakat sekitar.
      Para relawan juga menyusuri sejumlah titik yaitu lokasi parkir jeep wisata, seputaran Wisma Sermo Asri, bumi perkemahan dan sepanjang jalan menuju kawasan Waduk Sermo. 
      Setelah mengumpulkan sampah, para relawan langsung memuat semua sampah dalam truk.
      Junita mengaku terkejut dengan jumlah yang cukup banyak dan jenis sampah seperti ini di jalanan hutan. Sampah didominasi plastik bekas makanan dan minuman itu menunjukkan kurangnya kesadaran warga.
      "Kita harus mulai dari pendidikan lingkungan dari sejak dini dalam mengelola sampah. Kita perlu memperbaiki SDM," kata Junita.
       HSM Sermo merupakan hutan penyangga air bagi Waduk Sermo. Semula, kawasan ini merupakan hutan produksi dan kebun masyarakat.
      Pemerintah meningkatkan status hutan menjadi suaka margasatwa pada 2014 lewat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3112/Menhut-VII/KUH/2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Suaka Margasatwa.
      Hutan ini memiliki luas 184.999 hektar yang masuk dalam dua kecamatan. Hutan itu terbagi beberapa fungsi, seperti blok pemanfaatan dan rehabilitasi.
      Di balik kawasan hutan tersimpan potensi wisata populer di Kulon Progo. Salah satunya puncak Kali Biru yang kerap jadi rujukan wisatawan swafoto dari ketinggian. Waduk Sermo sendiri juga menarik bagi wisatawan.
      Seluruh destinasi itu menyedot pengunjung setiap harinya. Mereka melintas menggunakan motor dan mobil.
      Karena eksotika hutan lebat itu, tidak sedikit pengunjung berhenti untuk rehat dan bersantai menikmati suasana tepi hutan di sepanjang jalan.
      Aksi bersih sampah di kawasan hutan ini diharapkan bisa memantik pelaku wisata maupun warga yang melintas di jalan yang membelah hutan untuk melakukan hal serupa. Pengelolaan sampah juga harus diperhatikan demi menunjang kenyamanan wisatawan.
Share:

Pemkab Kulon Progo Berencana Hadirkan Ojek Online Lokal - Tribun Solo



TRIBUNSOLO.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjajaki peluang menghadirkan startup lokal di bidang ojek online.

Startup seperti ini akan menyasar pelajar sebagai pangsa pasar terbesarnya.

Rencana ini dirasa penting sebagai upaya pemerintah mendorong warganya untuk berkendara secara baik demi keselamatan semua pemakai jalan raya.

"Sudah dilakukan survey, mudah-mudahan kita bisa bikin startup Ojek Ku (Kulon Progo)," kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, di Milennial Road Safety Festival yang berlangsung di Alun-alun Kota Wates, Minggu (3/3/2012), dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.

Tidak hanya Kulon Progo, festival yang berlangsung secara nasional juga digelar pada berbagai kota di Indonesia.

Di Kulon Progo, festival berlangsung di alun-alun Wates.


Pelajar pengguna transportasi online dan mereka yang berkendara sendiri merupakan pangsa pasar startup nanti.

Selama ini, mereka sudah banyak memanfaatkan transportasi online maupun bus pelajar.

Hanya saja, lebih banyak lagi pelajar yang menggunakan kendaraan sendiri meskipun mereka tidak memenuhi persyaratan cukup, termasuk tidak memiliki SIM.

"Jumlah pelajar ini ribuan, SMP dman SMA sudah naik motor meski legal formil belum memenuhi padahal belum punya SIM."

Share:

28 February 2019

Ada Bandara Baru, Pemkab Kulon Progo Akan Benahi Titik Wisata - KOMPAS.com

KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menata kembali keseluruhan kawasan Pantai Glagah hingga Pantai Congot di Kecamatan Temon.
Rencana penataan yang akan dilakukan, baik berupa pembangunan maupun perbaikan wajah pantai, adalah sepanjang lima kilometer.
Penataan itu sekaligus mendukung fungsi green belt bagi Bandara Udara New Yogyakarta International Airport ( NYIA) yang sebentar lagi beroperasi. Pemkab Kulon Progo mengharapkan, wisatawan sudah bisa menikmati "Glagah Baru" ini paling cepat akhir tahun 2020.
"Kita mengerjakannya pada tahun 2020. Saya mengharapkan bisa dinikmati akhir 2020," kata Hasto Wardoyo, Bupati Kulon Progo, saat ditemui saat berada di Pantai Glagah, Minggu (24/2/2019).

Terminal penumpang bandara NYIA, Kulon Progo, DIY, mulai dipasang kaca. PT Angkasa Pura I (Persero) kian optimis bandara ini bisa beroperasi pada April 2019 mendatang.

Komplek Pantai Glagah merupakan salah satu destinasi andalan Kulon Progo. Pantai ini berada di sisi luar pagar bandara NYIA. Pesona pantai berpasir hitam itu didatangi sekitar 520.000 wisatawan pada 2018 lalu.
Bupati Hasto mengatakan, Detailed Engineering Design (DED) penataan sudah selesai. Pelaksanaan penataan NYIA sendiri menunggu bandara tersebut resmi beroperasi. Dalam masterplanitu tidak ada bangunan permanen, penginapan, hingga tambak.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Niken Probo Laras, mengatakan Glagah akan memiliki wajah baru dengan mengutamakan wisata air dan kuliner tanpa bangunan permanen.
Pembangunan kawasan juga mencakup gerbang masuk yang baru, area foto, zona bermain anak, tempat penjualan cinderamata hingga tourism information center.
"Juga ada bangunan untuk menjual cinderamata, untuk foodcourt, jogging track, dan taman," kata Niken.
Berada di pantainya saja bisa mendapatkan banyak spot foto.

Meski nilai pembangunannya besar, Bupati Hasto meyakini banyak peluang sumber dana untuk menata Glagah nanti. Pemerintah masih mengupayakannya kini.
"Bila warga maunya dibangun daerah, berarti peluangnya APBD. Bisa juga KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha). Bisa juga pihak ke-3 dengan swasta," kata Hasto.
Sedikit tentang Pantai Glagah, pantai ini dikenal memiliki tumpukan tetrapod dari beton sebagai pemecah ombak yang memanjang menjorok ke laut. Ombak yang menghantam tetrapod ini menghasilkan deburan ombak yang menarik ditonton.
Wisatawan bisa berjalan pada jalan setapak beton di atas pemecah ombak. Wisatawan memanfaatkannya sebagai tempat berfoto dengan latar ombak, muncratan ombak ketika menghantam tetrapod, maupun siluet matahari tenggelam.
Komplek Glagah juga dilengkapi laguna sebagai tempat wisata sampan kecil yang bisa digunakan untuk berkeliling laguna. Selain itu juga ada kebun bunga untuk penggemar swafoto di sekitaran Glagah.
Sementara itu, tak kalah dengan Glagah adalah Pantai Congot yang berjarak sekitar 5 Km dari Glagah. Pantai ini terhubung jalan aspal dari Glagah.
Share:

Penghuni Rusunawa Tuksono Kulon Progo Butuh Garasi Kendaraan - Tribun Jogja


  • TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Tuksono di Sentolo dinilai sudah cukup nyaman oleh penghuninya.
    Namun begitu, fasilitas pendukung keamanan dinilai masih kurang.
    Seorang penghuni rusunawa Tuksono, Marjono mengaku dirinya cukup beruntung bisa tinggal di rumah susun tersebut.
    Penghasilannya dari bekerja sebagai buruh serabutan jelas tak memungkinkan untuk membeli rumah sendiri.
    Lelaki asal Pedukuhan Paten, Tuksono ini pun selama ini hanya bisa mengontrak bersama istri dan dua anaknya.
    Setidaknya, dengan tinggal di rusun, ia bisa mulai menata hidupnya lagi secara mandiri bersama keluarga kecilnya.
    Apabila ada cukup rezeki, sebagian bisa ditabungnya.
    Penghuni rusunawa itu memang sampai saat ini belum ditarik biaya sewa atas kamar yang dihuni.
    Mereka hanya dimintai dana uran sebesar Rp100.000 per bulan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk pembayaran listrik penerangan jalan lingkungan sekitar rusun.
    "Hasil kerja buruh tidak seberapa. Meski toiletnya jenis duduk, saya pasti bakal terbiasa dengan itu dan cukup bersyukur bisa dapat kamar di rusu. Hanya memang ada beberapa fasilitas yang perlu ditambah di rusun ini," kata Marjono yang menempati kamar di lantai dua rusunawa tersebut, Selasa (26/2/2019).
Share:

Pemkab Kulon Progo Sewakan Rusun Murah Rp 100.000 per Bulan - KOMPAS.com


KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo meluncurkan sebuah rumah susun sederhana sewa ( rusunawa) di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tiap rumah susun sudah lengkap dengan perabotan, seperti mebelair, tempat tidur, meja kursi, listrik, air, dapur dan tempat jemuran.
Kamar mandi juga dilengkapi toilet duduk dan shower. Dengan kelengkapan itu, warga bisa menyewa rusun harga sementara yang sangat murah, Rp 100.000 per bulan.
"Bagi yang belum punya tempat tinggal tetap, Rusunawa Tuksono masih bisa menerima. Silahkan masyarakat akan diterima dengan senang," kata Sutedjo, Wakil Bupati Kulon Progo dalam Peresmian Penghunian Rusunawa Tuksono ini, Senin (25/2/2019). 

Peresmian ditandai dengan serah terima kunci hunian dari Wakil Bupati Sutedjo pada perwakilan penghuni.
Rusunawa jadi solusi tempat hunian sewa untuk mengurangi perkembangan pemukiman yang tidak layak huni. Pemerintah Kulon Progo melirik potensi pertumbuhan warga di kawasan industri. Pemkab pun mengelola 3 rusunawa yang dibangun Kementrian PUPR.
Selain di Tuksono di Sentolo, terdapat pula rusunawa di Desa Giripeni dan Desa Triharjo di Kecamatan Wates.
Pembangunan rusunawa merupakan bangunan terbaru, yakni pada 2017. Pembangunan dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan DIY. Satker membangun Rusunawa Tuksono yang berisi 70 rumah hunian dengan ukuran 36 m2.
Rusunawa Tuksono ini terbilang istimewa. Selain dilengkapi perabot, rusun juga masih terbuka dengan harga sewa yang sangat murah. Padahal, pemerintah memiliki Peraturan Bupati Nomor 22 tahun 2016 tentang Pengelolaan Rusunawa yang mengatur penghunian pada rusunawa, termasuk harga sewa hunian.
Meskipun rusunawa Tuksono sudah diluncurkan, Kepala Dinas PU PKP Kulon Progo Gusdi Hartono menyampaikan, harga belum mengacu Perbup. Ini demi menarik warga yang memerlukan hunian layak huni.
"Masih harga damai. Harga 'sale' belum mengacu pada Perbup, tetapi hanya memberi kompensasi Rp 100.000 per bulan untuk pembayaran listrik di pojokan, gang dan lingkungan. Soal pemakaian silahkan sesuaikan dengan kebutuhan warga," kata Gusdi.
Keistimewaan lain, rusunawa dilengkapi 6 tenaga harian lepas di bawah kelola Pemda. Mereka bekerja untuk menjaga keamanan dan kebersihan.
Sultan Sidik Nastion dari SNVT Penyediaan Perumahan Propinsi DIY mengungkapkan, diperuntukkan bagi mereka yang belum mempunyai hunian, namun tidak selamanya tinggal di rusun.
"Mereka bisa menabung untuk kemudian memiliki rumah sendiri. Itu poin utamanya. Tidak selamanya tinggal disini. Tujuan kita tidak komersial," kata Sultan.
Tuksono dalam waktu singkat mulai menarik banyak warga. Sebanyak 32 kepala keluarga menempati sebagian dari 70 unit yang tersedia.
Agus Kurniawan, 34 tahun, menghuni rusunawa Tuksono di lantai 3. Ia mengaku nyaman tinggal karena fasilitas sudah lengkap. Rusun juga tidak jauh dari tempat bekerja dengan jalan yang sudah bagus. "Fasilitas yang disediakan dirasa cukup dan nyaman" kata Agus.
Share:

Ketua DPRD Kulon Progo : Pelabuhan Tanjung Adikarta Harus Segera Ditangani - Tribun Jogja


  • TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah diminta segera menangani Pelabuhan Tanjung Adikarta yang terkesan mangkrak tanpa pengelolaan aktif.
    Wacana membentuk kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) perlu segera direalisasikan agar kerusakan fisik pelabuhan tidak semakin parah.
    Hal itu diungkapkan Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati.
    Menurutnya, fisik bangunan pelabuhan yang ada di wilayah Karangwuni, Kecamatan Wates itu berpotensi semakin rusak bila tidak segera ada eksekusi atau tindak lanjut yang konkrit dari Pemerintah DIY maupun Kulon Progo atas pengelolaannya. 
    Pun saat ini sejumlah prasarana seperti dermaga dan bangunan penunjang pelabuhan sudah dalam kondisi rusak.
    Dalam penilaiannya, pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten perlu segera berkoordinasi untuk menemukan solusinya.
    Apalagi semoat muncul wacana Pemerintah DIY untuk membentuk KPBU bagi pengelolaan pelabuhan tersebut dan dana provinsi akan dialokasikan ke dalamnya.
    "Itu harus segera direalisasikan. Kalau tidak, kami khawatir bangunan pelabuhan justru akan semakin banyak kerusakan," kata Akhid pada Tribunjogja.com, Minggu (24/2/2019).
    Yakni, sekitar Rp 450 miliar.
    Ditambah lagi kerusakan sudah terjadi ketika fisik pelabuhan perikanan itu belum juga dioperasionalkan sesuai fungsinya.
    "Sangat disayangkan kalau dibiarkan. Bisa-bisa keinginan pemerintah pusat untuk mempunyai pelabuhan di sini hanya jadi impian belaka," kata Akhid.
    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo, Sudarna menyebut belum semua kebutuhan di pelabuhan itu terbangun sehingga tidak bisa disebut mangkrak.
    Ada beberapa bagian yang harus diselesaikan dulu sebelum pelabuhan bisa diperasikan.
    Di antara infrastruktur yang mendesak untuk diselesaikan yakni instalasi pemecah ombak di sisi timur serta pengerukan pasir pada jalur masuk kapal.
    "Supaya pelabuhan bisa dimanfaatkan, dua infrastruktur ini harus diselesaikan," kata dia.(*)
  • Belum jelasnya penanganan pelabuhan Tanjung Adikarta menurutnya sangat disayangkan mengingat pembangunan pelabuhan itu memakan biaya yang tidak sedikit.
Share:

25 February 2019

Puluhan TPS di Kulon Progo Masuk Kategori Rawan, Polisi Siapkan Pengamanan Khusus - Tribun Jogja


TRIBUNJOGJA.COM - Kepolisian Resor Kulon Progo memetakan ada 21 tempat pemungutan suara (TPS) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di wilayahnya dalam kategori rawan. Antara lain karena faktor geografis, sejarah konflik, hingga banyaknya calon legislatif.
Puluhan TPS itu tersebar di enam kecamatan, yakni di Galur, Temon, Wates, Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo. Kesemuanya memenuhi ketiga indikator kerawanan tersebut.
Kabag Ops Polres Kulon Progo, Kompol Sudarmawan mengatakan ke-21 TPS itu memiliki jenis kerawanan berbeda.
Untuk kerawanan faktor geografis antara lain Samigaluh, Kalibawang, dan Girimulyo.
Akses menuju TPS terbilang sulit karena wilayahnya berupa perbukitan sehingga rawan terjadi kecelakaan saat pendistribusian logistik Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Untuk itu, logistik akan didistribusikan pada dua hari sebelum hari pemilihan.
"Langkah ini untuk mengantisipasi halangan di perjalanan yang bisa menghambat Pemilu. Kepolisian bersama TNI akan mengawalnya secara hati-hati," kata Sudarmawan, Minggu (24/2/2019).
Wilayah Kecamatan Galur, Temon, dan Wates masuk dalam peta kerawanan lantaran sejarah konflik sosial di Pemilu sebelumnya.
Sudarmawan menyebut ketiganya juga terdapat cukup banyak caleg yang berkompetisi kali ini sehingga ada langkah antisipasi khusus yang harus dilakukan. Antara lain, jumlah personel pengamanan yang diterjunkan lebih banyak dibanding wilayah lain.(tribunjogja)
Share:

23 February 2019

Hingga Februari, Kasus DBD di Kulon Progo Capai 36 Kasus, Pemkab Laksanakan Gertak PSN - Tribun Jogja



  • TRIBUNJOGJA.COM - Upaya pencegahan munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai digalakkan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).
    Hal ini dilakukan mengingat hingga Februari ini jumlah kasus yang muncul sudah dua kali lipat dari tahun lalu.
    Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat Februari ini sudah ada 36 kasus yang terlaporkan padahal di bulan yang sama tahun lalu hanya ada 16 kasus saja.
    Hal ini dinilai perlu dihadang melalui Gertak PSN tersebut yang secara simbolik dicanangkan mulai Jumat (22/2/2019).
    "PSN ini kita lakukan untuk mengantisipasi karena di daerah lain juga sudah terjadi peningkatan,"kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Baning Rahayujati seusai pencanangan Gertak PSN di Alun-alun Wates. Seremoni ini diikuti sejumlkah unsur pemerintah, pelajar, dan masyarakat.(tribunjogja)
Share:

Ke Kulon Progo, Menteri BUMN Pastikan Bandara Baru Yogyakarta Beroperasi di April 2019 - Tribunnews



  • TRIBUNNEWS.COM, KULON PROGO - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan proyek Bandara Internasional Yogyakarta/ New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (21/02/2019).
    Pembangunan bandara ini untuk mempercepatan konektivitas udara dan pemerataan ekonomi
    Menteri Rini memastikan pembangunan Bandara NYIA terus berjalan dengan baik dan secara bertahap akan beroperasi untuk melayani kebutuhan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
    "Progesnya sudah cukup baik. Tentunya saya terus mengawal dan memastikan pembangunan bandara baru ini bisa berjalan baik dan bisa beroperasi sesuai dengan yang ditargetkan dan segera bisa melayani masyarakat, "ungkap Menteri Rini, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/2/2019).
    Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 (Persero), Faik Fahmi mengatakan, saat ini tahap pekerjaan konstruksi pembangunan Bandara NYIA sudah mencapai 71,6 persen untuk layanan Internasional dan ditargetkan bisa beroperasi pada April 2019.
    Sementara untuk layanan domestik ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2019. Secara keseluruhan, total kapasitas bandara baru ini diproyeksi mencapai 14 juta penumpang per tahun.
    Pekerjaan fisik untuk faslitas sisi udara dan darat saat ini telah mencapai 100 persen. Fasilitas Bandara untuk layanan Internasional meliputi fasilitas sisi udara seperti runway, rapid taxiway 1, holding bay 1, parallel taxiway, exit taxiway, apron dan taxiway apron.
    Sementara fasilitas sisi darat meliputi toll gate, gedung terminal dengan luas 12.920 meter persegi, gedung penunjang dan bangunan sub-station yang akan difungsikan sebanyak 6 unit. Selain itu, aksesibilitas Bandara NYIA dioperasikan dengan menggunakan Jalan Permanen dan Jalan Temporary 2 jalur.
    Faik menegaskan, PT Angkasa Pura I (Persero) beserta seluruh stakeholder lainnya akan terus mengawal secara bersama pembangunan bandara baru ini.
    "Terima kasih kepada Bu Menteri BUMN yang terus memberikan dukungan keoada kami. Kami terus berupaya agar target operasional bandara bisa tercapai dan tentunya tetap terus memlerhatikan aspek kualotas dan keselamatan dalam kerja 'tegas Faik.
    Setelah meninjau lokasi pembangunan proyek bandara, Menteri Rini juga berkesempatan mengunjungi Balai Pemberdayaan Masyarakat milik PT Angkasa Pura I (Persero) yang merupakan wadah untuk menampung aspirasi masyarakat Kulon Progo seiring denagn berjalannya pembangunan proyek bandara ini.
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP