Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


07 August 2015

Pemkab KP Siapkan 450 Hektare Sawah Baru

KULONPROGO – Pemkab Kulonprogo berencana mencetak sawah baru di lahan
marginal seluas 450 hektare. Upaya itu dilakukan untuk antisipasi
penyusutan lahan yang mengakibatkan produksi padi menurun."Survei
investigasi desain (SID) sudah selesai disusun, kami akan melaksanakan
cetak sawah baru secara bertahap sesuai kemampuan keuangan daerah,"
terang Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulonprogo
Bambang Tri Budi Harsono.Bambang mengatakan, pada tahun ini, cetak
sawah baru seluas enam hek-tare direncanakan di daerah Paingan,
Sendangsari, Pengasih. Namun masih terkendala dalam membersihkan lahan
karena membutuhkan alat berat."Sementara kami belum meng-anggarkan
biaya sewa alat berat. Se-hingga, cetak sawah baru di Pengasih
mengalami keterlambatan," katanya.

Menurut Bambang, sawah baru juga membutuhkan dukungan irigasi yang
baik supaya sawah tidak kekurangan air. Sementara cetak sawah di
Paingan, baru ada dua pipa enam inci untuk menyangga Sungai Serang
sepanjang 60 meter. "Cetak sawah baru di Paingan, Pengasih sebetulnya
digadang bisa mencapai 26 hektare. Namun pengairan yang belum memadai
membuat luasan itu belum bisa dimaksimalkan," ujarnya.

Bambang menambahkan, anggaran yang dibutuhkan setiap mencetak sawah
baru seluas satu hektare mencapai Rp 15 juta. Ada beberapa titik
kawasan yang cocok untuk cetak sawah baru, antara lain di wilayah
Kecamatan Pengasih, Sentolo dan sebagian di Nanggulan.Kecamatan
Pengasih yakni di Bendung Tawang Pengasih mencapai 266,43 hektare, di
kawasan Margosari 6,58 hektare dan Sendangsari 30,63 hektare. Kawasan
Bendung Tawang merupakan pengembangan irigasi Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu Opak (BBWSSO) tahun 2004.Kecamatan Sentolo meliputi
kawasan Kaliagung seluas 30,25 hektare, Sentolo 14 hektare, dan
Banguncipto 13,79 hektare. Sedangkan di Kecamantan Nanggulan meliputi
Kawasan Dono-mulyo seluas 64,69 hektare."Cetak sawah baru di
Kulonprogo membutuhkan anggaran lebih dari Rp 6,75 miliar. Sangat
membutuhkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat dan Pemprov DIJ,"
ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Kulonprogo Ponimin Budi Hartono menyatakan, cetak
sawah baru cukup relevan dalam mengantisipasi penyusutan lahan sawah.
Itu seiring dengan rencana pengembangan Kota Wates dan mega-proyek
pembangunan lainnya."Diperkirakan lahan sawah di Kulon-progo terjadi
penyusutan 350 hektare hingga tahun 2020. Hal ini perlu diantisipasi
sejak dini yakni dengan mencetak sawah baru," tandasnya.Ponimin
menegaskan, leading sector atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
yang menangani yakni dinas pertanian dan kehutanan. Juga dinas
kelautan, perikanan, dan peternakan (dinkepenak) serta bidang
pengairan dinas pekerjaan umum."Semua harus mulai menyusun lang-kah
strategis untuk mencetak sawah baru dan membangun infrastruktur
saluran irigasi. Pemkab Kulonprogo juga harus menggandeng Balai Besar
Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) DIJ terkait kebutuhan irigasinya,"
tegas-nya.(tom/ila/ong)

radarjogja


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kulonprogo Gelar Pemilihan Dimas-Diajeng

PAGUYUBAN Dimas Diajeng Kulonprogo siap menggelar Pemilihan Dimas
Diajeng Kulonprogo 2015. Dimas Diajeng terpilih akan bertugas sebagai
Duta Kabupaten Kulonprogo merepresentasikan Kabupaten Kulonprogo
sebagai daerah yang memiliki semboyan The Jewel of Java. Pemilihan
Dimas Diajeng Kulonprogo 2015 ini merupakan penyelenggaraan keempat,
setelah beberapa ajang sebelumnya pada 2009, 2012 dan 2014.

Pada penyelenggaraan kali ini mengusung tema 'Leladi Sesameng Mudha,
Memayu Hayuning Budaya'. Pendaftaran dibuka sejak 27 Juli hingga 31
Agustus 2015 mendatang. "Pemilihan Dimas Diajeng Kulonprogo ini
memiliki misi meningkatkan peran generasi muda dalam mendukung
pariwisata sebagai salah satu komponen pembangunan. Selain itu sebagai
salah satu upaya generasi muda Yogyakarta untuk melestarikan budaya
daerah yang menjadi sumber kekayaan dan kekuatan nasional bangsa
Indonesia," tutur Ketua Paguyuban Dimas Diajeng Kulonprogo dr Dianing
Pratiwi dalam keterangannya kepada <I>KR<P>, Kamis (6/8).

Kesempatan ini terbuka bagi pria maupun wanita yang belum menikah,
berpenampilan menarik, berusia 17-24 tahun, lulus SMA/sederajat, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki KTP Kulonprogo. Untuk mengikuti
pemilihan, peserta mengumpulkan fotokopi KTP, foto close up ukuran 4R,
foto seluruh badan ukuran 4R, pasfoto berwarna ukuran 3x4, fotokopi
ijazah terakhir, fotokopi sertifikat kejuaraan, curriculum vitae (CV),
mengisi formulir pendaftaran (formulir diunduh di http://bit.ly
/FormulirPDDKP15) serta membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 35 ribu.

Berkas persyaratan dimasukkan dalam map biru untuk dimas dan map merah
untuk diajeng. Berkas dapat dikumpulkan di Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kulonprogo di Jalan Sugiman 12 Wates
atau di Radio Unisi FM Jalan Demangan Baru 24 Yogyakarta. Info lengkap
dapat melalui email dimjengkulonprogo@ gmail.com, Twitter @DimjengKP
atau Facebook Dimas Diajeng Kulon Progo.(M-5)

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sawah Mengering, Petani Jual Bongkahan Tanah

KULONPROGO ( KRjogja.com)- Kemarau panjang yang terjadi saat ini,
membuat sawah petani mengering hingga menimbulkan rekahan-rekahan. Di
Desa Nomporejo Kecamatan Galur, rekahan-rekahan sawah tersebut
dicungkil para petani untuk dijual sebagai bahan baku pembuatan
batu-bata.

Salah satu petani di Nomporejo, Hadi Sutrisno beralasan, tanah sawah
yang disewanya dari pemerintah desa tersebut harus dikelupas lantaran
mulai mengering dan sulit digarap. Bongkahan tanah tersebut, kemudian
dijualnya kepada produsen batu-bata melalui pemesan dengan harga Rp
70.000 per pick-up.

"Sudah banyak yang pesan, mereka datang ke sini untuk mengambil," kata
Hadi, saat dijumpai di area sawahnya, Kamis (6/8/2015).

Hadi menambahkan, penjualan tanah sebagai bahan pembuatan batu-bata
sebenarnya bukanlah merupakan tujuan utama. Ia lebih memperhatikan
kondisi tanah sawah yang kering dan susah digarap karena tidak bisa
menyerap air.

"Karena kemarau tahun ini cukup panjang, tanah sawah jadi mengering,
susah menyerap air. Pengelupasan ini dilakukan demi kelancaran aliran
air dari saluran irigasi, karena setelah dikelupas, posisinya jadi
lebih rendah," terangnya.

Setelah dikelupas, lanjutnya, sawah tersebut kemudian diberi pupuk
kandang. Selain meninggikan lahan agar tidak banjir, lapisan pupuk
kandang juga akan menyuburkan tanah hingga berdampak pada peningkatan
kualitas hasil panen.

"Setelah ini, akan kami tanami padi, hasilnya akan lebih bagus," imbuhnya.
Di lahan pertanian Nomporejo, banyak pembeli yang memesan bongkahan
tanah petani untuk pembuatan batu bata atau keperluan bangunan yakni
sebagai tanah urug. Saryanto, salah satu pembeli mengungkapkan,
pesanan permintaan tanah bongkahan di area persawahan mengalami
peningkatan di musim kemarau ini.

"Bongkahan tanah sawah ini kami jual dengan harga kisaran Rp 75.000
hingga Rp 100.000 per pick up, tergantung jauh dekat lokasi,"
ungkapnya.
Menurut Saryanto, sebagian besar tanah ini dipesan perajin gerabah dan
produsen batu-bata. Setiap musim kemarau, ia selalu datang ke lokasi
untuk membeli bongkahan tanah petani.

"Sama-sama menguntungkan, karena petani juga ingin mengelupas tanah
agar lahannya bisa dialiri air," tandasnya.(Unt)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

06 August 2015

Ruang Kelas di SDN 1 Samigaluh Kulonprogo Terancam Longsor

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Gedung perpustakaan dan beberapa ruang
kelas SDN 1 Samigaluh terancam longsor. Pasalnya, bagian talut
penyangga gedung tersebut sudah dalam kondisi ambrol sejak Februari
2015 lalu.

Kepala SDN 1 Samigaluh, Tri Rahayu, mengatakan talut penyangga
sejumlah bangunan ruang sekolah itu ambrol saat musim hujan pada
Februari lalu. Meski talut itu sudah permanen, namun hujan deras saat
itu akhirnya merusaknya hingga ambrol sebagian.

Selain mengancam gedung di atasnya yang ikut longsor, material
ambrolnya talut juga mengarah ke jalan utama yang sehari-hari dilewati
para siswa saat datang dan pulang sekolah. Kerusakan talut semakin
parah karena tidak segera mendapat penanganan serius.

"Sejauh ini kami hanya bisa mengimbau anak-anak agar berhati-hati.
Tapi mereka kan anak-anak jadi masih sering bermain di area itu,"
katanya, Kamis (6/8/2015).
Pada Februari lalu, pascaambrolnya talut tersebut pihak sekolah
langsung melaporkannya baik secara lisan maupun tertulis kepada
sejumlah instansi terkait. Meski kemudian langsung dilakukan
peninjauan petugas, ternyata sampai saat ini belum ada penanganan.

Kepala sekolah kini berpikir keras harus bagaimana untuk mengatasi
masalah tersebut. Jika dapat mengajukan permohonan bantuan, dia kini
masih kebingungan harus melayangkan proposal ke instansi mana.
Terlebih, saat ini kondisi pagar perpustakaan di atas talut itu juga
ikut rusak karena lama tak tertangani.(*)


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

05 August 2015

SELEBARAN GELAP : Berisi Foto HB IX, Berisi tentang Sultan Ground dan Pakualam Ground

Harianjogja.com, KULONPROGO– Ratusan lembar selebaran gelap yang
dipasang di sepanjang jalan Daendels berisi tulisan provokatif.
Selebaran dengan foto-foto Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu memuat
tentang tanah Sultan Ground (SG) dan Pakualam Ground (PAG).

Ratusan selebaran tersebut dipasang di sejumlah tempat, ada yang di
pepohonan, pagar-pagar di tepi jalan di wilayah Dusun Macanan, hingga
kawasan wisata Pantai Glagah yakni di area-area parkir. "Selebaran itu
sudah terpasang sejak beberapa hari lalu. Persoalan tersebut sudah
ditindaklanjuti pihak berwajib," ujar Kepala Desa Glagah Agus Parmono,
Selasa (4/8/2015).

Kapolres Kulonprogo AKBP Yuliyanto mengaku telah mendapatkan laporan
dari anggotanya terkait persoalan tersebut. Usai mendapatkan laporan,
penyelidikan langsung dilakukan. Yuliyanto memaparkan, penyelidikan
dimulai dengan menanyakan hal itu kepada pihak warga penolak
pembangunan bandara.

"Sudah disampaikan ke WTT, menurut keterangan yang diterima anggota
kami, warga tidak mengetahui siapa yang memasang. Berpotensi rawan
menimbulkan konflik pasti ada. Namun, beberapa hari [setelah
pemasangan] ini tidak ada konflik yang muncul," jelas Yuliyanto.

Salah satu isi kalimat dalam selebaran tersebut berbunyi SG & PAG
adalah tanah penjajah jadi tanah NKRI, dasarnya UUPA. Kini kau
hidupkan SG & PAG, apa kau mau MAKAR?

Yuliyanto menambahkan, sampai saat ini masih melakukan penyelidikan
lebih mendalam untuk mengetahui pelaku pemasangan selebaran tersebut.
Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak ada keresahan
yang terjadi di wilayah tersebut.

Yuliyanto menandaskan, hingga kemarin belum ada laporan dari warga
yang mungkin saja keberatan dengan isi selebaran yang terpasang di
lingkungannya. Lebih lanjut dia mengatakan, indikasi kecurigaan
terhadap pihak ketiga yang melakukan pemasangan selebaran itu
kemungkinan dapat saja terjadi. Namun, sampai saat ini pihaknya belum
dapat menyampaikan motif dari pelaku memasang selebaran tersebut.

"Kalau dilihat dari segi ilmu konflik, mungkin saja [selebaran gelap]
dipasang oleh pihak ketiga. Tujuannya, untuk mengacaukan situasi dan
bisa saja itu orang luar WTT, orang WTT sendiri atau bahkan, orang
yang tidak setuju dengan kondisi Kraton Jogja saat ini. Kemungkinan
dugaannya banyak, tapi kami tetap berusaha mencari tahu siapa yang
memasang," jelas Yuliyanto.

Sementara itu, Ketua WTT Martono menegaskan, adanya pemasangan
selebaran tersebut bukan berdasarkan instruksi organisasi tersebut.
Pihaknya juga tidak dapat memastikan, apakah pelaku pemasangan
dilakukan oleh oknum anggota WTT atau tidak.

Martono menandaskan, apabila memang selebaran tersebut dipasang oleh
anggota WTT, hal itu tidak merugikan bagi paguyuban penolak bandara
ini.

"Karena bukan instruksi dari organisasi, kalau itu yang memasang oknum
WTT, kami akan minta dilepas. Setiap kegiatan yang kami lakukan selalu
terorganisir dan melalui rapat lebih dulu," jelas Martono.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

BANDARA KULONPROGO : WTT Akan Ajukan Yudisial Review Perda RTRW Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO– Menanggapi rencana pengajuan kontra
memori kasasi, pihak pemrakarsa pembangunan bandara tetap optimis atas
putusan Mahkamah Agung nanti. Selain akan mengajukan kontra memori
kasasi, pihak warga penolak bandara juga akan mengajukan yudisial
review untuk menuntut pencabutan perda RTRW Kulonprogo.

"Masing-masing pihak akan menempuh hukum apapun. Namun, gubernur sudah
menegaskan tekadnya bahwa bandara harus jadi. Pemerintah pusat juga
sudah mengisyaratkan hal yang sama," ujar Humas Kantor Proyek
Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) Ariyadi
Subagyo saat ditemui, Selasa (4/8/2015).

Ariyadi mengungkapkan, terkait persidangan di Mahkamah Agung nanti
pihaknya akan tetap optimis. Dia menjelaskan, ada beberapa alasan yang
melandasi keyakinan tersebut. Rencana pembangunan bandara sudah cukup
lama dirumuskan dan telah melalui prosedur administrasi.

Bahkan, keputusan Menteri Perhubungan telah menegaskan rencana
pembangunan bandara di Temon sudah memenuhi persyaratan. Keputusan
Menhub tersebut telah mempertimbangkan berbagai aspek, baik aspek
teknis, operasional, sosial ekonomi, budaya hingga aspek hukum.

Selain itu, ada beberapa poin yang semestinya menjadi pertimbangan
hakim di PTUN Yogyakarta yang ternyata terlewat, sehingga IPL Gubernur
ditolak. Salah satu lampiran tentang peraturan presiden 71 tahun 2012
pada pasal 4 telah menegaskan, pembangunan bandara baru untuk
kepentingan umum sesuai dengan perda RTRW provinsi dan atau perda RTRW
kabupaten.

"Kami juga meyakini hakim MA nantinya akan melihat rencana pembangunan
bandara dalam perspektif lebih luas. Karena pembangunan bandara ini,
tidak hanya untuk DIY tetap untuk jaringan transportasi udara, baik
nasional maupun internasional," imbuh Ariyadi.

Sementara itu, warga penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam
Wahana Tri Tunggal (WTT) menyatakan akan menghadapi kasasi yang
diajukan Pemda DIY ke MA. Ketua WTT Martono mengatakan, selain
mengajukan kontra memori kasasi, upaya lain juga dilakukan agar
pembangunan bandara di Temon dapat dibatalkan. Martono menegaskan,
nantinya akan membawa materi untuk mengajukan yudisial review terkait
Perda RTRW Kulonprogo.

"Rencananya, minggu depan kami akan ke Jakarta. Kaitannya untuk
memperkarakan Perda RTRW Kulonprogo, agar MA dapat membatalkan perda
tersebut," jelas Martono


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Kulonprogo Targetkan Satu Desa Satu Penghafal Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), menargetkan satu desa minimal ada satu
penghafal Alquran. Mereka bisa menjadi imam masjid desa/kelurahan dan
tempat bertanya orang satu desa.

Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo mengungkapkan hal itu di sela-sela
penyerahan penghargaan kepada 95 hafidz/hafidzoh serta 67
ustad/ustadzah di Wates, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
Selasa (4/8).

"Cita-cita ini tidak terlalu muluk dan bisa tercapai," kata Hasto
Wardoyo yang menyerahkan penghargaan senilai Rp 68,9 juta.

Hasto mengapresiasi para guru ngaji karena berkat jasanya, telah
menelorkan penghafal Alquran. "Kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada para ustadz dan ustadzah yang sudah memberikan
sumbangsih kepada masyarakat untuk melatih para penghafal Kulonprogo.
Terlebih di Kabupaten Kulonprogo masih penting dan perlu sekali untuk
meningkatkan kemampuan dalam menghafal Alquran," kata. Hasto.

Hasto Wardoyo mengharapkan setiap desa/kelurahan memiliki satu
penghafal Alquran. Karena itu, Bupati mengharapkan dukungan, dorongan
para guru penghafal Alquran agar bisa menyemangati tercapainya
cita-cita ini.

Bupati menilai anggaran penghargaan bagi penghafal Alquran ini belum
seberapa dibanding nilai hafalan yang sudah dicapai. Namun menurutnya
Pemda ingin memberi penghargaan yang lebih dari pada saat ini secara
tulus terhadap para penghafal dan guru penghafal yang sudah meluangkan
banyak waktunya untuk menghafal dan menjaga hafalan Alquran.

Selain penghargaan, Pemkab juga memberikan beasiswa kepada para santri
berusia 6 – 15 tahun melalui BAZDA untuk menjadi penghafal Alquran.
Hal ini untuk mewujudkan cita-cita satu penghafal tiap desa.

Pemkab Kulonprogo, saat ini sedang menyusun rancangan Perda yang
mewajibkan siswa Sekolah Dasar khatam Alquran di kelas 6 SD sehingga
bisa membaca dengan benar. Draft Perda sedang disusun yang meliputi
kelas 3 SD khatam Iqro, dan kelas 6 khatam Alquran.

'Mudah-mudahan Perda ini disetujui DPRD bersama dengan Pemda di tahun
2015 ini sehingga di tahun-tahun 2016-2017 tinggal mengalokasikan
anggaran," tandasnya.

Ditambahkan Hasto, Perda itu tidak membuka peluang ada SD yang
kekurangan guru agama Islam. Hasto mengizinkan SD menggaji guru honor
untuk mengajar Alquran.

Sementara Arif Prastowo, Kabag Kesra Setda Kulonprogo, awal Juli lalu,
telah dilaksanakan seleksi di Ponpes Alquran Wates bekerja sama dengan
Kantor Kementerian Agama, Jami`atul Quro` wal Hufadz (JQH) Kabupaten
Kulonprogo, dan Ponpes Alquran Wates. Seleksi ini diharapkan diperoleh
bibit-bibit penghafal Alquran di Kulonprogo.

"Para penghafal Alquran diharapkan dapat menjadi contoh masyarakat
Kabupaten Kulonprogo dalam rangka menjaga dan mengamalkan isi
kandungan Alquran," kata Arif.

Red:Agung Sasongko

Rep:Heri Purwata

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

03 August 2015

LISTRIK KULONPROGO : Listrik Rusunawa Triharjo Tunggu APBD Perubahan

Harianjogja.com, KULONPROGO- Rencana perluasan jaringan untuk
penyediaan listik rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Desa
Triharjo, Kecamatan Wates, Kulonprogo, ditargetkan terealisasi pada
September mendatang. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulonprogo
memastikan telah membuat kesepakatan dengan Kantor PLN Area Jogja.

Kepala Bidang Cipta Karya DPU Kulonprogo, Zahram Asurawan mengatakan,
perluasan jaringan rusunawa Triharjo akan menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan. "Akan segera
dilaksanakan setelah APBD Perubahan disahkan. Kira-kira bulan
September," ujarnya, Sabtu (1/8/2015).

Pembangunan dua blok gedung rusunawa yang terdiri dari 196 unit
tersebut sebenarnya telah selesai 2014 lalu. Namun, masalah penyediaan
listrik menyebabkan masa operasionalnya tertunda hingga kini.
"Anggarannya kemarin sempat tidak cukup sehingga akan diajukan ke APBD
perubahan," ucap Zahram.
Zahram pun memastikan telah berkoordinasi secara intensif dengan
Kantor PLN Area Jogja. "Tanggapannya bagus. Mereka sudah siap semua,"
ungkapnya.
Rusunawa Triharjo didesain untuk memberikan hunian layak kepada
masyarakat berpenghasilan rendah. Rencananya, setiap unit bisa disewa
dengan biaya di bawah Rp200.000 per bulan. Saat ini, pendaftaran calon
penghuni rusunawa masih terus dibuka hingga waktu yang belum
ditentukan. Seleksi calon penghuni akan dilakukan setelah listrik
terpasang.
Sebelumnya, Supervisor Pelayanan Pelanggan Kantor PLN Area Jogja,
Sukarniasih mengatakan, rusunawa Triharjo membutuhkan perluasan
jaringan sebanyak 11 tiang. Perluasan tersebut akan dibagi dalam dua
persil dengan besar daya masing-masing 53.000 VA. "Pada dasarnya kami
siap kapan pun," tegasnya.

Asih pun berharap rusunawa itu bisa segera difungsikan. Dia meyakinkan
pengerjaan perluasan jaringan tidak membutuhkan waktu lama.
Penggarapan bisa segera dilakukan jika DPU Kulonprogo sudah
menyelesaikan perkara pembayaran.


Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Lima Paket Bangunan Gedung Pemkab Kulonprogo Telah Terlelang

Bisnis.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo melelang dua barang milik
daerah berupa bangunan gedung pada Rabu (29/7/2015) pekan lalu. Meski
demikian, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKA)
Kabupaten Kulonprogo belum bisa memastikan jumlah keseluruhan barang
milik daerah yang bakal dilelang tahun ini.

Kepala DPPKA Kulonprogo, Rudiyanto mengatakan, proses lelang dilakukan
oleh Panitia Penjualan Terbatas Tahun Anggaran 2015. Bangunan gedung
yang terlelang hari itu adalah gedung bidang holtikultura Dinas
Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Kulonprogo dan gedung
SD Negeri Kokap Unit Pelayanan Teknis Daerah (UTPD) pendidikan anak
usia dini (PAUD) dan pendidikan dasar (Dikdas) Kecamatan Kokap
Kulonprogo.
Hasilnya, lelang satu paket gedung bidang holtikultura Dispertahut
Kulonprogo dimenangkan oleh warga Sleman dengan nilai beli
Rp2.400.000. Tidak berbeda jauh dari harga terendah yang ditawarkan
sebesar Rp2.265.000.

"Lelang gedung SD Negeri Kokap dibuka dengan harga terendah
Rp2.998.000 dan terlelang dengan nilai beli Rp3.500.000," ungkap
Rudiyanto, Sabtu (1/8/2015) kemarin.

Sementara itu, Kepala Bidang Aset DPPKA Kulonprogo, Taufik Amrullah
memaparkan, sebelumnya tiga paket bangunan gedung lain juga telah
terlelang. Diantaranya gedung PAUD dan wisma beristirahat Dinas
Pendidikan Kulonprogo, gedung rumah dinas bidan Puskesmas Kokap, serta
gedung rumah dinas bidan dan perawat Puskesmas Panjatan I.
Bangunan-bagunan itu akan dibongkar untuk dibangun kembali.

Kendati demikian, Taufik mengaku belum bisa memastikan ada berapa
paket bangunan gedung yang akan dilelang tahun ini. Begitu pula dengan
barang milik daerah lain, seperti inventaris perkantoran hingga
kendaraan dinas. "Kami masih menunggu usulan penghapusan dari
masing-masing SKPD," katanya.

Taufik mengungkapkan, timnya masih melakukan upaya pendataan.
Diperkirakan, seluruh data usulan SKPD siap pada Oktober mendatang.
Sebab, lelang barang milik daerah biasanya banyak dilakukan menjelang
akhir tahun.
"Kami hanya melelang yang nilainya kecil. Kalau yang nilainya besar,
akan dilelang oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Jogja," ujarnya.

Editor : Nina Atmasari

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com, http://infokwkp.blogspot.com
Share:

Sejuk dan Asrinya Wisata Perahu di Waduk Sermo Kulonprogo

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Masa libur lebaran telah usai. Namun
kunjungan wisatawan di Waduk Sermo Kulonprogomasih cukup menggeliat,
terutama pada akhir pekan kemarin.

Pada Sabtu (1/8/2015), wisatawan dalam dan luar daerah berdatangan
silih berganti untuk menikmati pemandangan alam perbukitan Menoreh
dari kawasan wisatadi Desa Hargowilis Kokap tersebut.

Beberapa di antara mereka menikmati kesejukan udara dan pemandangan
alam sekitar dengan duduk-duduk di pinggir waduk. Sejumlah lainnya
tampak berfoto bersama atau selfie dengan background lanskap
perbukitan Menoreh.

Yang tidak kalah menarik, cukup banyak pula wisatawan yang menjajal
perahu wisataWaduk Sermo untuk berkeliling dan melihat waduk serta
pemandangan sekitarnya lebih dekat. Cukup membayar tiket Rp 10 ribu
per orang, para pengunjung dapat merasakan sensasi berperahu di atas
air waduk.

Pengunjung dari Jakarta, Fatma, sekeluarga begitu sampai kawasan waduk
langsung menuju dermaga perahu wisata. Mereka berpasang-pasangan turun
ke dermaga untuk berfoto-foto.

Selesai dengan gadgetnya yang terjepit pada tongkat tongsis, rombongan
sanak saudara itu lantas memutuskan berperahu mengelilingi waduk
Keliling dengan perahu wisataselama lebih kurang 20 menit atau 25
menit mereka rasa sudah cukup mengobati rasa penat sepekan sibuk
dengan pekerjaan dan studi.

"Yang paling menarik air di waduk ini cukup bersih ditambah udara
segar dan pemandangan alam perbukitan yang rindang," katanya.

Menikmati dengan perahu wisata, menurutnya, merupakan hal baru.
Rombongan satu kerabat itu sengaja berkunjung ke Waduk Sermo setelah
dari Jakarta tiba di rumah saudara di Kota Yogyakarta.

"Cukup menarik bisa berperahu di waduk ini. Melihat pemandangan alam
pedesaan biasa ada di objek wisatalain, tetapi berperahu di sini
menambah sensasi ber wisatalebih menantang," imbuh Michael, dalam
rombongan itu.

Berperahu wisatadi Waduk Sermo memang cukup menantang. Terbukti tidak
semua pengunjung merasa yakin akan terjun ke perahu dan berkeliling.

Bagi yang tidak biasa berperahu, perjalanan 20 menit itu akan
memabukkan dan serasa ingin muntah.

Meski demikian, menghabiskan waktu berkeliling dengan perahu sambil
bercerita dan bertanya seputar Waduk Sermo kepada nahkodanya mungkin
saja akan menjadi satu solusi.

Informasi dalam bentuk selebaran mengenai waduk dan perahu
wisatanampaknya tidak banyak ditemukan di kawasan itu. Namun sepanjang
terbuka untuk berani bertanya, nahkoda perahu wisatamemiliki informasi
cukup banyak.

Nahkoda perahu wisata, Sutrisno, mengaku kunjungan pada akhir pekan
pascalebaran memang masih cukup banyak.

Mereka biasanya berperahu wisatakarena penasaran melihat lebih dekat
kondisi waduk dan pemandangan sekitarnya.

"Ada beberapa perahu dengan masing-masing nahkoda. Setiap hari minimal
dua kali tarikan per perahu, selama 25 menit dengan panjang kira-kira
dua kilometer lebih," kata Sutrisno.

Selama berkeliling di atas perahu, wisatawan biasa banyak bertanya
tentang waduk dan asal usulnya. Namun tidak jarang ada pula yang
ternyata bertanya di luar dugaan, yaitu mengenai ada tidaknya legenda
terjadinya waduk itu.

"Kalau itu saya kira tidak ada," katanya, menjawab pertanyaan
pengunjung di atas perahu saat perjalanan baru setengah putaran.

Lihat arsip:
http://kwkp.blogspot.com
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP