- TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Retakan tanah sepanjang sekitar 20 meter muncul di perbukitan Pedukuhan Tonogoro, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo.Kondisi itu muncul sejak beberapa tahun terakhir dan retakan terus memanjang.Dukuh Tonogoro, Nuryanti mengatakan saat ini retakan sudah menganga sekitar 10 sentimeter diikuti amblesnya tanah berkedalaman 30 sentimeter.Amblesnya tanah diketahui warga pada Minggu (3/3/2019) setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan bukan sekali ini saja terjadi.Kondisi itu berpotensi menimbulkan tanah longsor dan mengancam beberapa rumah warga di sekitarnya"Ada empat rumah dengan 14 jiwa yang terancam kalau kondisi retakan makin parah dan terjadi longsor," kata Nuryanti pada Tribunjogja.com, Kamis (7/3/2019).Keempat rumah itu yakni milik Sukijan (45) di bagian atas bukit dan berjarak sekitar lima meter dari lokasi retakan. Juga, rumah milik Sujari (65) Turdi (70), serta Sumiyadi (60) sekitar 20 meter di bawah lereng bukit.Nuryanti menyebut, hampir semua titik di wilayah pedukuhannya rawan terjadi tanah longsor. Pada 2018 lalu juga terjadi retakan tanah berujung longsor yang menutup akses jalan setempat.Untuk kondisi retakan yang muncul saat ini, pihak kecamatan sudah turun tangan meski belum membuahkan hasil.
09 March 2019
Retakan Tanah Sepanjang 20 Meter Muncul di Tonogoro Kulon Progo - Tribun Jogja
07 March 2019
DKP Kulon Progo 'Restocking' Ribuan Ikan Tahun Ini - Tribun Jogja
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Penambahan kembali persediaan ikan (restocking) akan dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo di tahun ini.
Ada sekitar 231.200 ekor ikan yang bakal disebar ke berbagai penjuru wilayah.
Ikan air tawar jenis nila dan tawes itu diperoleh melalui anggaran APBD Kulon Progo (111.200 ekor) maupun Pemerintah DIY (120.000 ekor).
Ribuan ikan dari anggaran Pemerintah DIY itu akan disebar di 12 titik.
Yakni, Sungai Boro, Sungai Gede, Sunga Diro, Embung Juruk, Miri Sewu, Bendung Kamal, Sungai Nagung, Sungai Serang, Bendung Sepuri, Embung Sumoroto, Kalipapah, dan Sungai Pringkali Jatimulyo.
"Penebaran dilakukan setelah April. Namun, untuk yang berasal dari anggaran Pemkab, masih dilakukan pembahasan kapan dan di mana saja penebarannya,"kata Kepala DKP Kulon Progo, Sudarna, Rabu (6/3/2019).
Restocking ikan menjadi upaya untuk menambah persediaan ikan tangkapan di perairan umum untuk kebutuhan konsumsi.
Terutama pada wilayah yang mengalami penurunan stok lantaran tingkat pemanfaatannya berlebihan. Restocking diharapkan juga bisa menyeimbangkan kembali peran perairan umum sebagai ekosistem akuatik yang bermanfaat bagi manusia.
Sudarna mengatakan, kapasitas restocking tahun ini cenderung lebih sedikit dibanding 2018 lalu yang mencapai 1.371.000 ekor.
Pada tahun lalu anggaran kabupaten menyumbang 173.000 ekor yang terdiri dari 153.000 ikan nila dan 20.000 ekor ikan bandeng.
Ancam dan Peras Mahasiswa, Pemuda Asal Kulon Progo Diciduk Polisi - Tribun Jogja
TRIBUNJOGJA.COM - Seorang pemuda asal Sentolo, Kulon Progo, Rochmad Ichsan berusia 24 tahun terpaksa harus melewati masa mudanya di balik jeruji besi.
Ia ditangkap oleh jajaran Reskrim Polres Bantul lantaran nekat melakukan aksi pemerasan disertai ancaman kepada seorang mahasiswa.
Kasatreskrim Polres Bantul AKP Rudy Prabowo mengatakan kronologi bermula ketika korban, Riyanto (20), pada Kamis 7 Februari 2019 sekitar pukul 19.00 WIB mengendarai sepeda motor dari arah timur ke barat di jalan Wates, Klangon, Sedayu.
Sesampainya di pertigaan Klangon, korban diberhentikan oleh pelaku yang mengendari sepeda motor matic dan langsung memintanya untuk menyerahkan uang serta handphone.
"Kalau tidak menyerahkan, korban diancam akan ditusuk. Korban merasa ketakutan dan menyerahkan handphone miliknya," kata Rudy didampingi Kasubag Humas polres Bantul AKP Sulistyaningsih saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Rabu (6/3/2019)
Merasa menjadi korban pemerasan, korban kemudian segera melaporkan ke petugas kepolisian. Petugas kemudian langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi.
Hasil penyelidikan, petugas berhasil mengamankan Rochmad Ichsan sebagai terduga pelaku pada Selasa, 5 Maret 2019.
Turut diamankan pula barang bukti berupa satu sepeda motor matic nopol AB 6135 LL yang digunakan untuk melakukan kejahatan.
Baca: Aktivitas Terkini Gunung Merapi, Terekam 13 Kali Gempa Guguran dan 2 Kali Guguran Lava Pagi Ini
"Kita amankan juga satu handphone. Karena saat melakukan pemerasan, korban tidak memiliki uang kemudian menyerahkan handphone," tutur Rudy
Sementara itu, Rochmad di hadapan petugas dan awak media mengaku baru pertama kali melakukan aksi pemerasan tersebut.
Menurut dia, saat kejadian itu tidak ada niatan untuk melakukan aksi pemerasan terhadap korban. Karena, waktu itu dirinya baru saja pulang kerja dan tidak sengaja bertemu dengan korban di jalan yang sama. Korban diakuinya memblayer motor.
"Awalnya niat saya cuma nakut-nakutin. Saya minta uang untuk membeli rokok. Tapi malah dikasih handphone," ujar dia dengan kepala tertunduk.
Atas perbuatannya pelaku dijerat dengan pasal 368 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara. (tribunjogja)
Toko jejaring habis izin di Kulon Progo dijadikan ToMiRa - ANTARA
Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pemetaan toko berjejaring yang akan habis izinnya untuk diakusisi menjadi Toko Milik Rakyat supaya mempermudah penjualan produk usaha mikro kecil dan menengah.
Kepala Bidang Permodalan Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Wahyuniarto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan saat ini, ada 16 unit Toko Milik Rakyat (ToMiRa) yang terdiri dari 10 Almart dan enam Indomart.
"Dalam waktu dekat, kami akan mengakuisisi salah satu toko berjejaring di wilayah Desa Margosari, Kecamatan Pengasih. Saat ini masih dalam proses pembahasan, tapi dimungkinkan bisa tahun ini," kata Sri Wahyuniarto.
Namun demikian, ia mengakui perubahan toko jejaring ke ToMiRa perlu proses, termasuk penyiapan dari koperasinya, nanti ada perjanjian kerjasama antara koperasi dan pihak Alfamart yang difasilitasi Dinas Koperasi dan UKM.
"Pertambahan jumlah ToMiRa diharapkan akan memudahkan pemasaran produk UMKM Kulon Progo," katanya.
Ia mengatakan aaat ini, ToMiRa menjadi wadah bagi minimal 20 persen produk lokal untuk dipasarkan di toko tersebut. Menurutnya, dipasarkannya produk lokal lewat ToMiRa mampu menaikkan nama produk tersebut. Pelaku UMKM juga tidak lagi kerepotan mencari pangsa pasar.
"Pada 2018 lalu, rata-rata omzet ToMiRa setahun mencapai Rp4,8 miliar dengan Rp128 juta di antaranya merupakan keuntungan yang diperoleh produk lokal," katanya.
Saat ini, produk UMKM masih banyak yang terkendala dengan pemenuhan kebutuhan plastik kemasan produk. Ketika UMKM membutuhkan kemasan, mereka harus membeli kepada produsen kemasan dalam jumlah tertentu.
"Jumlah yang diwajibkan untuk dipesan kadangkala jauh melebihi kebutuhan UMKM. Sehingga mereka kerap kesulitan membeli dalam jumlah sesuai kebutuhan. Kami akan mengupayakan kerjasama dengan perusahaan daerah terkait kemasan," katanya.
Kasi Pengembangan dan Permodalan Diskop-UKM Kulon Progo Hasnanto mengatakan Diskop-UKM mendampingi pelaku UMKM memasarkan hasil produksi di pasaran.
"Kami membantu dan mendapingi pelaku UMKM memasarkan produk melalui ToMiRa dan pemasaran online," katanya.
Ia mengatakan kendala utama produk UMKM yakni pemasaran, baik secara tradisional atau online. Kendala pemasaran tradisional yakni pangsa pasar produk, sehingga DiskopUKM membantu mereka menjual produknya di Tomira melalui koperasi yang ditunjuk.
Kendala pemasaran selanjutnya, pemasaran secara online. Pelaku UMKM di Kulon Progo berusia di atas 50 tahun yang gagap teknologi. DiskopUKM memberikan bimbingan teknis penggunaan media sosial untuk memasarkan produk mereka.
"Pemkab Kulon Progo sendiri telah membuat alaman online untuk memasarkan produk lokal melalui belabeliku.com. Saat ini, baru 15 UMKM yang memasarkan produk di alaman tersebut," katanya
Hasnanto mengatakan pihaknya juga membantu pelaku UMKM mendapatkan perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) produk. Untuk permodalan, pihaknya mendorong pelaku UMKM mengurus izin usaha mikro kecil (IUMK) yang bisa menjadi agunan diperbankan.
"Kami berusaha pelaku UMKM dapat mengakses modal mudah dan produknya dapat jaminan mutu," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Relokasi Pasar Teteg di Kulon Progo Pertengahan Tahun Ini - Tribun Jogja
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bakal merelokasi pedagang pasar Teteg di dekat Stasiun Wates pada pertengahan tahun ini.
Lahan yang dipakai pasat tersebut saat ini akan diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH) dalam program penataan kawasan kota.
Kompleks bangunan baru untuk pemindahan pasar berstatus milik perseorangan tersebut kini sedang dibangun di dekat RSUD Wates atau berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi pasar saat ini.
Pembangunan dimungkinkan rampung apda sekitar Mei atau Juni mendatang sehingga pemindahan pedagang bisa segera dilakukan setelahnya.
"Hal itu (pemindahan segera) juga menjadi permintaan para pedagang,"kata Kepala Bidang Pengelola Pasar Daerah, Dinas Perdagangan Kulon Progo, Slamet Riyadi, Selasa (5/3/2019).
Jumlah pedagang Pasar Teteg yang akan direlokasi mencapai 70 orang. Yakni, 20 pedagang yang menempati kios dan 50 pedagang di los.
Sebelum diubah menjadi RTH, Pemkab Kulon Progo akan membebaskan lahan dan bangunannya terlebih dulu jika relokasi pedagang sudah rampung.
Pasalnya, pasar itu sejak awal memang milik seorang pengusaha di Kulon Progo dan butuh dibebaskan terlebih dulu sebelum Pemda bisa menggunakannya.
"harus dibeli dulu tapi nanti yang mengurus DPUPKP (Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman). Pasar barunya nanti juga tetap dikelola pihak swasta," kata Slamet.
Seorang pedagang di Pasar Teteg, Suparman mengatakan informasi yang beredar di kalangan pedagang saat ini menyebutkan bahwa pemindahan dimungkinkan berlangsung setelah Idul Fitri nanti.
Ia hanya berharap dagangannya tetap laku di pasar baru nanti mengingat saat ini sudah punya langganan.(TRIBUNJOGJA.COM)
6.000 Pekerja Dikerahkan Bangun Bandara NYIA Kulonprogo - Okezone
JAKARTA - Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA) terus dikebut. Bandara ini ditargetkan bisa beroperasi pada April 2019.
Adapun saat pengoperasian terminal internasional yang ditarget April 2019 dilengkapi beberapa fasilitas. Di antaranya fasilitas sisi udara (airside) yang meliputi landas pacu, rapid taxiway 1, holding bay 1, paralel taxiway, exit taxiway, dan apron yang ditargetkan rampung 100%.
Komisaris Utama PT PP (Persero) Tbk (PTPP) Andi Gani Nena Wea mengatakan, total nilai proyek Bandara NYIA sangat besar senilai Rp6,5 triliun dan dijadwalkan selesai 100% sesuai kontrak Juli 2020. PTPP sendiri kontraktor pembangunan Bandara NYIA.
"Dalam pengerjaan ini PTPP mengerahkan 6.000 pekerja untuk segera menyelesaikan," kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Menurutnya, pembangunan Bandara NYIA lebih cepat dari target yang ada tetapi dengan tetap memperhatikan kualitas yang prima juga keselamatan kerja untuk pekerja pekerja proyek.
Andi pun memberikan pengarahan kepada seluruh pelaksana proyek untuk menjaga kualitas mutu bangunan, kerja tepat waktu dan sosialisasi keselamatan kerja harus dilakukan setiap hari kepada setiap pekerja proyek NYIA.
"Bandara yang dibangun ini mempunyai kapasitas penumpang 14 juta penumpang per tahun 10 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisucipto," katanya.
Bandara NYIA memiliki runway 3,250 meter dengan kemampuan melayani pesawat terbesar di dunia Airbus A 380 maupun Boeing 777 . Andi Gani yakin PTPP mampu menyelesaikan proyek besar ini dengan cepat dan kualitas yang terbaik.
(dni)
05 March 2019
Bupati Kulon Progo Ingin Kekhasan Batik Geblek Renteng Menghias Underpass di NYIA - KOMPAS.com
KULON PROGO, KOMPAS.com - Pembangunan ruas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang melewati bawah kawasan Bandara Udara New Yogyakarta International Airport ( NYIA) di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terus berlangsung.
Jalan dalam terowongan atau disebut juga sebagai underpass itu melewati bawah terminal penumpang dan tempat parkir pesawat terbang atau apron.
Underpass ini diyakini bakal jadi jalan bawah tanah paling panjang di Indonesia dengan jarak 1.302 meter.
Tak hanya terpanjang, underpass itu nanti akan memiliki ornamen dengan corak kearifan lokal seperti motif batik khas Yogyakarta.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengharapkan corak khas dalam underpass nanti menjunjung kekhasan Kulon Progo.
Misalnya, menampilkan motif batik geblek renteng. Motif bentuk angka 8 ini diambil dari makanan khas kabupaten.
"Saya memang berharap di situ (underpass) bisa menampilkan ciri khas daerah seperti geblek renteng, termasuk di stan UMKM juga ada ciri khas daerahnya," kata Hasto, di ruang kerjanya, Senin (4/3/2019).
WIKA dan MCM KSO menjadi pelaksana proyek underpass ini dengan nilai Rp 293,18 miliar.
Hasto mengatakan, pihaknya belum menerima detail informasi terkait pembangunan jalan bawah tanah tersebut. Begitu pula dengan ornamen apa yang akan dimasukkan ke dinding terowongan.
Walau demikian, menurut Hasto, kearifan Kulonprogo berpeluang tampil di dinding underpass itu karena tidak menyalahi teknis pembangunan.
Pemerintah memang memiliki aturan tentang bangunan dengan ciri khasnya. Ini diatur dalam Peraturan Bupati Kulon Progo tentang Bangunan Ciri Khas Kulonprogo.
Banyak contoh yang sudah menerapkannya, misalnya Mal Pelayanan Publik, kantor Dinas Kesehatan, dan Kantor Kelurahan Wates.
"Hanya saja, untuk underpass tentu ada ketentuannya, tapi tidak menutup kemungkinan jika dalam tahap finishing underpass corak khas Kulonprogo bisa dimasukkan," kata Hasto.
Hasto menekankan, kekhasan Kulon Progo maupun kearifan lokal Yogyakarta pada umumnya bisa diterapkan di mana saja yang menjadi bagian dari airport city.
"Bersama Pak gubernur (Sri Sultan HB X), kami minta di airport city diwarnai dengan lokal konten, makanya bentuk airport city itu gunungan, itu kan Jogja banget," kata dia.
Underpass memang bagian dari ruas JJLS yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta. Karenanya, pembangunan ini tidak berhubungan langsung dengan pembangunan Bandara NYIA.
Proyek dimulai pada pertengahan November 2018 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019.
Flyover dan underpass
Manajer Proyek untuk Bandara NYIA dari PT Angkasa Pura I (Persero), Tauchid Purnomo Hadi mengungkapkan, terdapat beberapa bagian dari underpass yang nanti bersinggungan dengan daerah-daerah operasional NYIA.
Tauchid mengharapkan, pelaksana proyek underpass bisa menyelesaikan bagian-bagian itu sebelum April 2019. Pembangunan underpass terbagi dalam 11 zona.
Tiga zona di antaranya, yakni 3, 6 dan 9, bersinggungan langsung dengan operasi NYIA.
"Kami meminta supaya 3 zona yang bersinggungan dengan kami selesai sebelum April atau akhir Maret," kata Tauchid, beberapa waktu lalu.
Pembangunan fisik NYIA sendiri masih terus dikebut demi mewujudkan target operasi pada April 2019. Pada awal operasi, NYIA baru akan melayani penerbangan internasional saja.
AP menargetkan, bandara selesai seutuhnya pada akhir 2019. Saat itu, NYIA juga bisa melayani penerbangan domestik maupun internasional.
Saat itu juga bandara sudah lengkap dengan seluruh infrastrukturnya, termasuk underpass dan flyover.
Keberadaan dua jalan seperti itu di dalam kawasan bandara tidak dimiliki di bandara manapun di Indonesia.
"Kalau flyover ada. Seperti di Terminal 3 dan Bandara Sepinggan di Balikpapan. Kalau ada flyover sekaligus underpass (tidak ada)," kata Tauchid.
Pertengahan Maret, Tambak Udang Selatan NYIA Kulon Progo Harus Dibersihkan - Tribun Jogja
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menargetkan penggusuran tambak udang di selatan New Yogyakarta International Airport (NYIA) bisa dilakukan pertengahan Maret 2019 ini.
Beberapa kolam tambak disebut sudah kosong sehingga lahan bisa segera dibersihkan.
Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan penggusuran itu harus segera dilakukan lantaran sebagian petambak sudah mengosongkan kolamnya.
Hal itu sekaligus sebagai tindakan tegas untuk mencegah para petambak mengisinya lagi dan menebar benih udang lebih lanjut.
Jika tak segera dilakukan pembersihan lahan, Hasto khawatir petambak justru beraktivitas lagi dan menyulitkan rencana penataan kawasan tersebut.
"Target saya pertengahan Maret bisa dilakukan (pembersihan lahan). Sudah 50 persen lebih yang tidak dimanfaatkan. Kita melobi PT Angkasa Pura I untuk bersama-sama membersihkannya karena Pemkab tidak punya anggaran," kata Hasto, Senin (4/3/2019).
Penggusuran tambak udang itu menjadi bagian dari upaya penataan kawasan pantai di selatan NYIA di Temon.
Areal itu akan dialihfungsikan sebagai kawasan sabuk hijau pelindung NYIA untuk mencegah abrasi dan potensi terjangan tsunami yang membahayakan operasional bandara internasional tersebut.
Dari deretan pantai di sepanjang muara Sungai Serang hingga Sungai Bogowonto itu, hanya kawasan wisata Pantai Glagah yang tetap diperbolehkan untuk dipertahankan.
Pihaknya juga akan berusaha mengondisikan para petambak udang agar tidak menebar benih lagi.
551 Kg Sampah Plastik Terkumpul dari Hutan Suaka Kulon Progo - KOMPAS.com
- KULON PROGO, KOMPAS.com - Sebanyak 551 kilogram sampah berbagai jenis mulai dari sampah botol plastik, kertas, hingga bungkus makanan terkumpul saat aksi bersih-bersih yang dilakukan sejumlah relawan di Hutan Suaka Margasatwa Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (4/3/2019).Aksi bersih-bersih itu merupakan bagian dari kegiatan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019."Mereka (warga yang melintas) membuang botol sembarangan. Bahkan kami juga menemukan sisa bangkai kucing," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta Junita Parjantidi saat aksi bersih sampah, Senin.Kegiatan itu bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, beberapa perusahaan, dan beberapa komunitas lingkungan, dan masyarakat sekitar.Para relawan juga menyusuri sejumlah titik yaitu lokasi parkir jeep wisata, seputaran Wisma Sermo Asri, bumi perkemahan dan sepanjang jalan menuju kawasan Waduk Sermo.Setelah mengumpulkan sampah, para relawan langsung memuat semua sampah dalam truk.Junita mengaku terkejut dengan jumlah yang cukup banyak dan jenis sampah seperti ini di jalanan hutan. Sampah didominasi plastik bekas makanan dan minuman itu menunjukkan kurangnya kesadaran warga."Kita harus mulai dari pendidikan lingkungan dari sejak dini dalam mengelola sampah. Kita perlu memperbaiki SDM," kata Junita.HSM Sermo merupakan hutan penyangga air bagi Waduk Sermo. Semula, kawasan ini merupakan hutan produksi dan kebun masyarakat.Pemerintah meningkatkan status hutan menjadi suaka margasatwa pada 2014 lewat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3112/Menhut-VII/KUH/2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Suaka Margasatwa.Hutan ini memiliki luas 184.999 hektar yang masuk dalam dua kecamatan. Hutan itu terbagi beberapa fungsi, seperti blok pemanfaatan dan rehabilitasi.Di balik kawasan hutan tersimpan potensi wisata populer di Kulon Progo. Salah satunya puncak Kali Biru yang kerap jadi rujukan wisatawan swafoto dari ketinggian. Waduk Sermo sendiri juga menarik bagi wisatawan.Seluruh destinasi itu menyedot pengunjung setiap harinya. Mereka melintas menggunakan motor dan mobil.Karena eksotika hutan lebat itu, tidak sedikit pengunjung berhenti untuk rehat dan bersantai menikmati suasana tepi hutan di sepanjang jalan.Aksi bersih sampah di kawasan hutan ini diharapkan bisa memantik pelaku wisata maupun warga yang melintas di jalan yang membelah hutan untuk melakukan hal serupa. Pengelolaan sampah juga harus diperhatikan demi menunjang kenyamanan wisatawan.
Pemkab Kulon Progo Berencana Hadirkan Ojek Online Lokal - Tribun Solo
TRIBUNSOLO.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjajaki peluang menghadirkan startup lokal di bidang ojek online.
Startup seperti ini akan menyasar pelajar sebagai pangsa pasar terbesarnya.
Rencana ini dirasa penting sebagai upaya pemerintah mendorong warganya untuk berkendara secara baik demi keselamatan semua pemakai jalan raya.
"Sudah dilakukan survey, mudah-mudahan kita bisa bikin startup Ojek Ku (Kulon Progo)," kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, di Milennial Road Safety Festival yang berlangsung di Alun-alun Kota Wates, Minggu (3/3/2012), dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Tidak hanya Kulon Progo, festival yang berlangsung secara nasional juga digelar pada berbagai kota di Indonesia.
Di Kulon Progo, festival berlangsung di alun-alun Wates.
Pelajar pengguna transportasi online dan mereka yang berkendara sendiri merupakan pangsa pasar startup nanti.
Selama ini, mereka sudah banyak memanfaatkan transportasi online maupun bus pelajar.
Hanya saja, lebih banyak lagi pelajar yang menggunakan kendaraan sendiri meskipun mereka tidak memenuhi persyaratan cukup, termasuk tidak memiliki SIM.
"Jumlah pelajar ini ribuan, SMP dman SMA sudah naik motor meski legal formil belum memenuhi padahal belum punya SIM."