Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


23 September 2019

Arkadia Digital Media dan Pemkab Kulon Progo Siap Jalin Kerja Sama

Iwan Supriyatna | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Minggu, 22 September 2019 | 13:24 WIB


Kadis Kominfo Kulon Progo Rudiyatno dan Pemimpin Redaksi Suara.com Suwarjono - (Suara.com/Julianto)

Arkadia Digital Media telah menyambangi Kantor Bupati Kulon Progo.

Suara.com - Delapan portal yang bernaung di bawah PT Arkadia Digital Media Tbk termasuk SuaraJogja.id melakukan audiensi ke Kantor Bupati Kulon Progo di Kelurahan dan Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, Jumat (20/9/2019) siang.

Kunjungan tersebut dipimpin oleh Pemimpin Redaksi Suara.com Suwarjono, didampingi Kepala Biro Arkadia Digital Media Yogyakarta Rendy Sadikin.

Selama berkunjung, pihak Arkadia Digital Media disambut Kepala Dinas Kominfo Kulon Progo Rudiyatno, Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) Dinas Kominfo Kulon Progo Heri Budi Santosa, dan Kasubag Humas Pemkab Kulon Progo Arning Rahayu.

Selain silaturahmi, kunjungan ini bertujuan untuk menjalin kerja sama sekaligus perkenalan antara Arkadia Digital Media dan Pemkab Kulon Progo.

Di samping itu, Arkadia Digital Media juga mengenalkan portal daerah SuaraJogja.id yang meliput kabar terkini di wilayah sekitar DI Yogyakarta.

"Istilahnya, kalau orang Jawa, kula nuwun. Di Biro Jogja ini, yang dikepalai Rendy, ada tujuh portal, MataMata, BolaTimes, HiTekno, Dewiku, MobiMoto, Guideku, dan HiMedik, dan kami juga punya portal daerah SuaraJogja.id," ujar Suwarjono.

Ajakan untuk bekerja sama dari Arkadia Digital Media pun disambut baik oleh pihak Pemkab Kulon Progo.

"Kami senang tentunya, dengan adanya jalinan relasi ini, nantinya akan memperkaya dan memperkuat khazanah informasi," ungkap Rudiyatno.

Terlebih, kata dia, pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo menjadi daya tarik potensial.

"Perputaran roda dan pemerataan ekonomi juga menjadi fokus kami, dan penyebaran informasi dari media pasti akan sangat membantu program tersebut," jelasnya.

Sumber Berita :
Share:

Salat Istiska Digelar di Kulon Progo

Kulon Progo - Kaki-kaki kecil melangkah ringan menuju sebuah tanah lapang. Tangannya menenteng tas berisikan berbagai peralatan ibadah seperti mukena dan peci. Mereka tidak berjalan sendiri. Ditemani orang tuanya, ratusan siswa di Kulon Progo melaksanakan salat Istiska atau salat meminta hujan.

Siswa-siswi yang berasal dari Yayasan Amal Insan Mulia Kulon Progo ini terpikir untuk menyelamatkan saudara-saudarinya yang tertimpa musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), utamanya di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.

Mereka melakukan salat Istiska di lapangan Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Ini sebagai ikhtiar umat Islam memohon kepada Allah untuk dijauhkan dan dihindarkan dari bala kekeringan ini, sehingga menurunkan rahmatnya lewat hujan.

Dengan turunnya hujan, diharapkan sebagian wilayah di Indonesia yang saat ini tengah dilanda karhutla dan kekeringan akibat kemarau panjang dapat tertangani dengan cepat.

Salah seorang peserta salat Istiska, Carissa Masayu Audrea mengatakan senang dan bahagia dapat terlibat dua kali dalam ibadah ini.

Siswa memberikan donasi bagi korban karhutla di Sumatera dan Kalimantan setelah salat Istiska di Kulon Progo. (Foto: Tagar/Harun Susanto).

Siswa kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ibnu Mas'ud ini, berniat tulus membantu saudara se-Tanah Air mereka yang terkena dampak asap akibat karhutla di seberang pulau sana, bahkan saat ini sudah melanda sebagian kawasan di Pulau Jawa.

"Saya kasihan sama mereka. Mereka tidak bisa sekolah, karena terganggu kabut asap yang pekat," ujarnya dengan raut wajah masam saat dijumpai Tagar, di Pengasih, Kulon Progo, 23 September 2019.

Sementara peserta lainnya, Nesya Julia Manda Rahmasari juga mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Perempuan berusia 11 tahun ini berharap melalui salat Istiska, hujan bisa segera turun di sejumlah wilayah yang terdampak karhutla dan kekeringan.

"Semoga masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak karhutla, selalu diberi keselamatan. Saya tidak ingin kejadian ini terulang lagi," ujar siswa kelas V SDIT Ibnu Mas'ud ini.

Sementara itu penanggung jawab ibadah salat Istiska, Riswanto menerangkan, kegiatan pada Jumat, 19 September lalu diselenggarakan sebagai bentuk empati, sekaligus doa kepada masyarakat yang terdampak karhutla di Indonesia.

Selain itu, lanjutnya, ibadah ini juga menjadi doa yang ditujukan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk mengasihi masyarakat di berbagai daerah yang terdampak kekeringan, termasuk juga kemarau berkepanjangan yang melanda Kabupaten Kulon Progo.

"Banyak saudara-saudara kita di sini khususnya di wilayah pegunungan sampai kekurangan air. Maka ini sebagai ikhtiar kami sebagai umat Islam memohon kepada Allah untuk dijauhkan dan dihindarkan dari bala kekeringan ini, sehingga menurunkan rahmatnya lewat hujan," kata Riswanto.

Menurut dia, kegiatan ini juga bisa menjadi sarana pendidikan kontekstual bagi siswa-siswi di Yayasan Insan Mulia Kulon Progo atas musibah yang tengah melanda Indonesia.

Riswanto mengharapkan, melalui kegiatan ini ratusan muridnya tidak hanya mengerti secara teori dalam agama, tetapi juga bisa mengaplikasikannya langsung dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk menumbuhkan rasa empati para siswa-siswinya.

"Tujuan dari sholat Istiska adalah hal tersebut, yaitu membantu sesama dan siswa bisa lebih berbudi pekerti," tuturnya.

Selain sholat Istiska, kata Riswanto, pihaknya juga melakukan kegiatan donasi. Di mana uang yang nantinya terkumpul melalui kegiatan ini akan disalurkan kepada korban karhutla di Sumatera dan Kalimantan.

"Insyallah dananya akan kita salurkan via Jaringan Sekoah Islam Terpadu (JSIT) untuk para korban terdampak," ujar dia, Senin 23 September 2019 di Kulon Progo.

Dia menambahkan, selain siswa-siswi sekolah ini, salat Istiska juga diikuti orang tua siswa, tenaga pengajar, dan pegawai dari lima sekolah yang berada di bawah Yayasan Insan Mulia Kulon Progo, yakni TPA KB TKIT Insan Mulia, TPA KB TKIT Ibnu Mas'ud, SDIT Ibnu Mas'ud, MI Ibnu Mas'ud, dan SMPIT Ibnu Mas'ud. []

Sumber Berita :
Share:

Ini Strategi Pemerintah Percepat Konektivitas YIA Kulon Progo - Detiknews


Sleman - Pemerintah sedang mengebut pembangunan konektivitas Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dengan beberapa destinasi wisata di kawasan sekitarnya, termasuk ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
"Konektivitas adalah salah satu problemnya," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menjelaskan mengenai hambatan pengembangan destinasi wisata di kawasan Jogjakarta, Solo dan Semarang atau lebih dikenal dengan Joglosemar.
Hal itu disampaikan Budi usai menjadi keynote speaker seminar 'on tourism supply chain management: harnesing supply chain for tourism industry in Indonesia' di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (21/9/2019).

Budi yakin pembangunan bandara baru di Kulon Progo akan menjadi magnet bagi para turis asing untuk berkunjung ke kawasan Joglosemar. Sekarang ini, katanya, tugas pemerintah adalah membangun konektivitas dari YIA ke kawasan sekitarnya.
"Jalan tol sudah akan dijalankan. Konektivitas kereta api menuju Yogya kita akan segera bangun, tahun depan selesai. Konektivitas kereta api dari Yogya menuju Borobudur juga sudah dirancang, bahkan jalan langsung yang dari Kulon Progo," katanya.

Selain konektivitas kereta api, pemerintah juga tengah mengupayakan pembangunan jalan raya baru yang menghubungkan YIA Kulon Progo dengan Borobudur. Dengan begitu diharapkan bus-bus besar bisa mengangkut penumpang YIA ke Borobudur.
"Kami identifikasi itu ada jalan yang panjangnya kurang lebih 53 kilometer, dengan lebar badan jalan kita harapkan lebih dari sembilan meter. Jadi bus-bus itu akan dengan leluasa bergerak dari Kulon Progo menuju Borobudur, itu yang utama dulu," tuturnya.
Setelah konektivitas YIA selesai, baru pemerintah akan berkonsentrasi membangun Joglosemar. Yakni menghubungkan kota-kota besar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, meliputi Semarang-Solo-Yogyakarta-Kulon Progo-Purworejo-Tegal-Pekalongan.
"Artinya antara Semarang, Solo, Adisutjipto Yogya, Kulon Progo, Purworejo, Tegal, balik lagi ke Pekalongan itu ada satu ring kereta api. Dari ring-ring itu juga dihubungkan ring itu ke beberapa bandara, di antaranya Bandara Kulon Progo," ungkapnya.

Budi melanjutkan, pihaknya menargetkan konektivitas bandara baru di Kulon Progo dengan kawasan sekitarnya selesai akhir tahun 2020. "Nah, kami diperintahkan oleh Pak Presiden (Jokowi) untuk menyiapkan itu semuanya akhir 2020," sebutnya.
"Jadi sebagai contoh akses bandara yang dari kota (Yogya) ke bandara (YIA), kereta api-nya sudah harus selesai Oktober atau November ini... Akses jalan dari Kulon Progo ke Borobudur itu harus selesai pertengahan tahun depan," pungkas alumnus UGM ini.


Sumber Berita :

Share:

22 September 2019

Ribuan Rider Ikuti Jewel of Java Adventure Trail VII di Kulon Progo - Tribun Jogja

  •  
  • TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Ribuan rider dari berbagai kota di Indonesia ikut ambil bagian dalam Event otomotif bertajuk Jewel of Java Adventure Trail (JJAT) VII digelar pada Minggu (22/9/2019) di Sentolo. 
    Event otomotif khusus bagi pecinta sepeda motor trail dan olahraga offroad ini digelar oleh pengurus cabang Indonesian Offroad Federartion (IOF) 2x1 Kulon Progo.
    Sekitar 1.500 rider tercatat berpartisipasi dalam agenda ini. Mereka dilepas oleh Dandim 0731/Kulon Progo Letkol Inf Dodit Susanto dan Ketua Pengda IOF 2x1 DIY AKBP Mujiyana di lapangan Demangrejo, Sentolo sebagai titik start dan finish.
    "Ini merupakan tahun ketujuh penyelenggaraannya dan rutin diadakan setiap tahun untuk memperingati hari jadi Kabupaten Kulon Progo,"jelas Ketua Panitia Pelaksana JJAT VII, Fenda TImur. 
    Peserta menurutnya datang dari berbagai daerah antara lain wilayah DIY, Semarang, Ungaran, Purworejo, Magelang, hingga Malang.
    Dalam pelaksanaannya, medan yang harus dilalui para peserta cukup menantang.
    Antara lain menyusuri Sungai Progo dari wilayah Sentolo hingga Lendah dengan banyak trek berbatu sepanjang jalurnya.
    Jarak tempuh yang harus dilalui peserta adalah sejauh sekitar 50 kilometer dan terdapat 13 titik handicap serta 4 tanjakan berhadiah. Mereka juga melewati kawasan Bendung Kamijoro serta industri batik di Lendah.
    "Kami juga turut mempromosikan objek wisata Bendung Kamijoro dan sentra industri batik Lendah dalam kegiatan ini,"kata Fenda. (Tribunjogja I Singgih Wahyu)


Sumber Berita :
Share:

Kekeringan Ekstrem Tahun Ini Membuat Warga Menoreh Menderita - KOMPAS.COM




KULON PROGO, KOMPAS.com – Sumur warga mengering di Pedukuhan Junut, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Air tidak lagi mengalir ke rumah-rumah warga.

Kepala Dukuh Junut, Ngatijah, 45 tahun, mengungkapkan, warga mengandalkan sumur-sumur umum yang berada di daerah yang tinggi. Sumur sengaja tidak digali dalam, namun airnya berlimpah ruah pada musim hujan.

Warga memasang pipa dan mengalirkannya menggunakan selang 0,5 inchi menuju rumah-rumah di tempat yang lebih rendah. Airnya bisa dimanfaatkan puluhan kepala keluarga di Junut bagian lereng yang atas.

"Kondisi berbeda pada musim panas seperti sekarang. Sumur tidak mengalir. Terpaksa warga harus menunggu di mata air itu, mengisi jeriken, dan dipikul," kata Ngatijah, Sabtu (21/9/2019).

Bukit Menoreh tidak diguyur hujan sejak Juni 2019. Kawasan lereng menjadi tandus. Kebun-kebun berubah menjadi warna coklat karena guguran daun layu.

Ngatijah mengungkapkan, kondisi seperti ini terjadi berulang kali terjadi tiap musim kemarau yang panjang. Dusun mereka selalu menjadi salah satu yang paling parah hingga langganan memperoleh bantuan air bersih dari pemerintah maupun pihak ke-3.

Warga Junut 200-an jiwa. Kebanyakan bekerja sebagai buruh tani di desa maupun kecamatan tetangga.

Kontur dusun miring pada lereng bukit. Mereka mendiami lereng bawah dan atas. Warga di lereng atas sebanyak 2 RT yang paling kesulitan air bersih.
 
Debit mata air sumur semakin mengecil, mereka tak lagi menarik selang. Warga berduyun ke sumur dan antre dari subuh.

"Yang kerja di sawah ladang pagi sampai siang, sorenya antre juga untuk ambil air bawa ke rumah," kata Ngatijah.
Share:

Atasi Kekeringan di Kulonprogo, MDMC Bikin Sumur


KULONPROGO, KRJOGJA.com - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) atau Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Kulonprogo dalam upaya mengatasi kekurangan air bersih di beberapa titik,

membuat sumur bor atau gali. Salah satunya di Pedukuhan Tirto Desa Hargotirto Kecamatan Kokap.
Diungkapkan Koordinator MDMC Kulonprogo Sunar Wibowo, pembuatan sumur gali saat ini sudah dilaksanakan di Hargotirto Kokap. Sedangkan yang lain akan dikerjakan lagi di tiga tempat yakni di Sidoharjo Samigaluh, Panti Asuhan Muhammadiyah Tuksono Sentolo, dan Masjid Salsabila Kaliagung Sentolo. Untuk yang lain ini pelaksanaannya masih menunggu tukang karena antre. Pembuatan sumur tersebut disesuaikan kebutuhan, yang di Kokap dan Samigaluh dibuat sumur gali dan di Tuksono adalah sumur bor
"Pada saat ini, yang di Hargotirto Kokap, airnya sudah dimanfaatkan warga. Tiap pagi disedot bisa 600 liter, jadi sehari debit air keluar 1200 liter. Untuk mensuplai listriknya pakai genset. Pemanfaat sumur 3 RT dengan jumlah 100 KK," ucap Sunar, Jumat (20/09/2019).
Selain membikin sumur, tambah Sunar, MDMC dan Lazismu juga melakukan droping air (untuk jangka pendek). Kegiatan ini (droping) sudah berjalan sejak awal Agustus sampai masyarakat tercukupi. "Sedangkan pipanisasi dalam tahap asesmen," kata Sunar. (Wid)


Sumber Berita :
Share:

Proyek Jalan Tol Yogyakarta akan Lewati Belasan Desa Kulon Progo





Foto udara pembangunan Gerbang Tol Cikampek Utama di KM 70 Tol Jakarta-Cikampek, Cikampek, Jawa Barat, Kamis 16 Mei 2019. Gerbang tol tersebut dibangun untuk menggantikan Gerbang Tol Cikarang Utama yang mengalami penyempitan akibat proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek sehingga dapat mengurangi kepadatan antrian kendaraan terutama pada arus mudik lebaran 2019. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A


TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera mengajukan permohonan penetapan lokasi (penlok) jalur jalan tol yang melewati wilayah Kulon Progo.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan Bina Marga saat ini terus melakukan finalisasi pengajuan izin penetapan lokasi (IPL) untuk tol yang melewati Kulon Progo. “Posisi sekarang adalah usulan penetapan lokasi dari Dirjen Bina Marga ke Gubernur DIY. Sebentar lagi usulan penlok diajukan,” katanya, Senin 16 September 2019.

Dirjen Bina Marga sudah mengajukan permohonan IPL untuk trase atau sumbu jalan tol yang menghubungkan Solo-Jogja dan Jogja-Bawen. IPL untuk kedua trase tersebut sudah disampaikan pada pekan lalu. Saat ini IPL tersebut masih diproses oleh Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY.

Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno mengatakan permohonan IPL yang diajukan oleh Dirjen Bina Marga hanya untuk ruas jalan tol yang menghubungkan antara Solo-Jogja-Bawen. Sementara untuk ruas jalan tol yang melewati Kulon Progo belum diajukan.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY Hananto Hadi Purnomo mengatakan finalisasi untuk jalur tol yang melewati Kulon Progo masuk tahap akhir. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo menginingkan ada tiga exit toll. Keinginan tersebut sudah dipenuhi.

“Kami sudah memfasilitasi rencana Pemkab Kulon Progo untuk memindahkan ibu kota menjadi Wates Baru, dengan exit toll. Jalur [di Kulonprogo] sudah hampir final,” katanya.Sumber Berita :

Share:

Pembangunan Bandara Kulon Progo Capai 80%, Fokus di Terminal - detikFinance


Kulon Progo - Progres pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) telah mencapai 80%. Saat ini pembangunan YIA difokuskan pada konstruksi gedung terminal tepatnya di lantai 3.
"(Progres pembangunan YIA) Sekarang sudah 80 persen," ucap General Manager PT. Angkasa Pura (AP) I Yogyakarta, Agus Pandu Purnama saat ditemui di Kantor Helpdesk AP I, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Senin (16/9/2019).
Pandu melanjutkan, saat ini para pekerja tengah fokus untuk menyelesaikan pembangunan terminal yang berada di lantai 3 YIA. Menurutnya, dari segi fisik, proses pembangunan terminal hampir rampung dan tinggal menunggu finishing saja.
"Fokus pembangunan saat ini di terminal dan terminal ini finishing-nya memang lama karena butuh sentuhan seni. Kalau (pembangunan) secara fisik cepat dan sudah jadi semua," ucapnya.
Diketahui bersama, Project Manager Pembangunan YIA PT. Angkasa Pura I, Taochid Purnama Hadi menyebut bahwa saat ini AP I tengah fokus mengerjakan terminal keberangkatan di lantai 3.
"Progres (pembangunan fisik YIA) sudah 76 persen dan saat ini kita ngejar (pembangunan) terminal ini (terminal keberangkatan di lantai 3 YIA). Karena allhamdulillah bangunan lain hampir selesai," katanya saat ditemui di Terminal lantai 3 YIA di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Kamis (29/8/2019).
Taochid juga membenarkan adanya pemindahan jadwal penerbangan dari Bandara Adi Sucipto ke YIA pada awal tahun depan.
"Kita rencanakan di akhir Desember, full bangunan ini sudah selesai, sehingga di Januari akhir (2020) kita bisa pindahkan (penerbangan dari Adi Sucipto) ke YIA ini. Tapi untuk domestik, kalau untuk (penerbangan) internasional masih kita perlu waktu untuk persiapan Hazard Identification and Risk Assessment sekitar 3 sampai 4 bulan," pungkasnya.

Sumber Berita :
Share:

Pemkab Kulon Progo dinilai lambat tertibkan tambak udang - ANTARA




Kulon Progo (ANTARA) - Ketua Sementara DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Akhid Nuryati menilai pemerintah setempat lambat menangani pemerataan tambak udang di selatan Bandara Internasional Yogyakarta, sehingga mengganggu pemandangan dari pesawat yang akan mendarat.
Akhid Nuryati di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan dirinya sudah melakukan pemantauan tambak udang di selatan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) dan menemukan banyak tambak udang yang kosong tapi belum dilakukan pembongkaran atau perataan.
"Banyak sekali tambak udang yang kosong tapi belum dieksekusi oleh pemkab. Pada tahap pertama ada 10 petak tambak udang, tahap kedua 12 petak, seharusnya tidak perlu menunggu kosong semua baru ditertibkan," kata Akhid.
Seperti diketahui, Pemkab Kulon Progo memberi tenggat waktu pengosongan lahan tambak udang di selatan BIY paling lambat 31 Oktober. Namun dari total 250 petak tambak udang di selatan BIY, baru sekitar 25 petak yang diratakan, sehingga berpotensi menghambat penanaman sabuk hijau.
Selatan BIY Kulon Progo diproyeksikan sebagai sabuk hijau dalam rangka mencegah terjadinya gelombang tinggi, abrasi dan tsunami.
Ia mengatakan tambak udang yang tidak ada baling-baling dan pompa air harus segera diratakan meski ada airnya. Kalau tidak segera diratakan, petambak akan mengisi lagi dengan benih. 
Menurut Akhid, penertiban tambak udang tidak akan menimbulkan masalah sosial, bila menerapkan asas keadilan. Petambak udang sudah banyak yang berhenti, tidak menabur benih udang lagi.
"Kita harus menghargai masyarakat yang sudah tidak menabur benih udang lagi, sehingga yang lain harus dieksekusi. Kalau tidak, artinya kita tidak menerapkan asas keadilan," katanya.
Akhid mengatakan penertiban tambak udang sangat mendesak untuk segera ditertibkan. Hal ini dikarenakan kondisi kawasan BIY sangat kumuh. Sehingga setiap penumpang yang melihat selatan BIY sangat kumuh dilihat dari atas.
"Tidak seperti bandara-bandara lain, saat akan mendarat kawasan bandara terlihat hijau. Padahal BIY ini sangat seksi dilihat dari udara," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna mengatakan penertiban tambak udang ditargetkan selesai pada akhir September ini. Selain itu, pihaknya sudah bertindak sesuai standar operasional pelaksanaan di lapangan.
"Kami juga menerapkan asas keadilan. Kami juga melakukan pendekatan persuasif kepada petambak udang supaya secara kesadaran menghentikan aktivitas tambak udangnya," katanya.
 Pewarta: Sutarmi
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Sumber Berita :
Share:

21 September 2019

Ini Strategi Pemerintah Percepat Konektivitas YIA Kulon Progo - Detiknews


Sleman - Pemerintah sedang mengebut pembangunan konektivitas Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo dengan beberapa destinasi wisata di kawasan sekitarnya, termasuk ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
"Konektivitas adalah salah satu problemnya," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menjelaskan mengenai hambatan pengembangan destinasi wisata di kawasan Jogjakarta, Solo dan Semarang atau lebih dikenal dengan Joglosemar.
Hal itu disampaikan Budi usai menjadi keynote speaker seminar 'on tourism supply chain management: harnesing supply chain for tourism industry in Indonesia' di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (21/9/2019).

Budi yakin pembangunan bandara baru di Kulon Progo akan menjadi magnet bagi para turis asing untuk berkunjung ke kawasan Joglosemar. Sekarang ini, katanya, tugas pemerintah adalah membangun konektivitas dari YIA ke kawasan sekitarnya.
"Jalan tol sudah akan dijalankan. Konektivitas kereta api menuju Yogya kita akan segera bangun, tahun depan selesai. Konektivitas kereta api dari Yogya menuju Borobudur juga sudah dirancang, bahkan jalan langsung yang dari Kulon Progo," katanya.

Selain konektivitas kereta api, pemerintah juga tengah mengupayakan pembangunan jalan raya baru yang menghubungkan YIA Kulon Progo dengan Borobudur. Dengan begitu diharapkan bus-bus besar bisa mengangkut penumpang YIA ke Borobudur.
"Kami identifikasi itu ada jalan yang panjangnya kurang lebih 53 kilometer, dengan lebar badan jalan kita harapkan lebih dari sembilan meter. Jadi bus-bus itu akan dengan leluasa bergerak dari Kulon Progo menuju Borobudur, itu yang utama dulu," tuturnya.
Setelah konektivitas YIA selesai, baru pemerintah akan berkonsentrasi membangun Joglosemar. Yakni menghubungkan kota-kota besar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, meliputi Semarang-Solo-Yogyakarta-Kulon Progo-Purworejo-Tegal-Pekalongan.
"Artinya antara Semarang, Solo, Adisutjipto Yogya, Kulon Progo, Purworejo, Tegal, balik lagi ke Pekalongan itu ada satu ring kereta api. Dari ring-ring itu juga dihubungkan ring itu ke beberapa bandara, di antaranya Bandara Kulon Progo," ungkapnya.

Budi melanjutkan, pihaknya menargetkan konektivitas bandara baru di Kulon Progo dengan kawasan sekitarnya selesai akhir tahun 2020. "Nah, kami diperintahkan oleh Pak Presiden (Jokowi) untuk menyiapkan itu semuanya akhir 2020," sebutnya.
"Jadi sebagai contoh akses bandara yang dari kota (Yogya) ke bandara (YIA), kereta api-nya sudah harus selesai Oktober atau November ini... Akses jalan dari Kulon Progo ke Borobudur itu harus selesai pertengahan tahun depan," pungkas alumnus UGM ini.b 

Sumber Berita :
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP