Mohon perhatiannya, semua isi berita diblog ini adalah disalin dari berbagai sumber. Dan hanya sebagai arsip pribadi dan Group Komunitas Warga Kulon Progo.

Seluruh informasi termasuk iklan diblog ini bukan tanggung jawab kami selaku pemilik blog. Kami hanya Memberikan tempat kepada para pengiklan dan sebagai ,media sharing


 tarif jasa kami
KEMBALI KE HALAMAN AWAL – LC FOTOKOPI  *  TARIF JASA FOTOKOPI, PRINT, SCAN, KETIK, PRINT , DLL.   *   MELAYANI PRINT, PRINT COPY SECARA ONLINE


29 July 2020

Pemkab Kulon Progo Optimalkan Bendung Kamijoro jadi Pemasok Air Bersih - Pikiran Rakyat


PORTAL JOGJA - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo  akan mengoptimalkan Bendung Kamijoro di Kapanewon Lendah. Skenarionya, bendungan ini akan diproyeksikan mencukupi kebutuhan air bersih bagi penduduk.

Tercatat sebanyak enam kapanewon wilayah Selatan dan Utara yang akan mendapatkan pasokan air.  Mereka adalah rumah tangga non rumah tangga.

Bendung Kamijoro saat ini mampu mensuplai air bersih hingga 912 liter per detik. Adalah PT Tangguh Indo Kimia (TIK) dan PT Varsa, pihak swasta yang digandeng Pemkab Kulon Progo untuk menggarap air bersumber dari Bendung Kamijoro.

Rencana tersebut semakin matang setelah Pemkab Kulon Progo melakukan pertemuan dengan PT Tangguh Indo Kimia (PT TIK) dan PT Varsha di Wates,  27 Juli lalu.

Pertemuan menindaklanjuti kerjasama  PT Tirta Binangun dengan PT TIK dan PT Varsa. Kerjasama ini berupa pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Lendah.

Pertemuan dihadiri Bupati Drs H Sutedjo, Wakil Bupati Fajar Gegana, Direktur Utama PDAM, H Jumantoro SE.

Juga hadir Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPK), Ir Gusdi Gartono M T; Asisten Daerah II, Bambang Tri Budi Harsono;  dan perwakilan dari PT Tangguh Indo Kimia dan PT Varsha Zamindo Lestari.



Sumber Berita : 
Pemkab Kulon Progo Optimalkan Bendung Kamijoro jadi Pemasok Air Bersih - Pikiran Rakyat
Share:

Tak Perlu Repot ke Kantor Polisi, Urus SIM Bisa di Balai Desa - Kompas.com - KOMPAS.com

 

KULON PROGO, KOMPAS.com - Satlantas Polres Kulon Progo meluncurkan program SIMMADE untuk mempermudah pelayanan warga dalam pembuatan dan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Balai Desa Bugel Panjatan Kulon Progo.

Kapolres Kulon Progo AKBP Tartono mengatakan, pembuatan SIM baru dan perpanjangan dimaksudkan untuk mengurangi kerumunan yang memicu penyebaran Covid-19 di Gedung Satuan Pelayanan Administrasi SIM (Satpas) di Mapolres Kulon Progo.

"Kita menamainya sebagai program SIMMADE atau SIM Masuk Desa, ini menjadi inovasi layanan kami ke masyarakat," kata Kapolres Kulon Progo AKBP Tartono kepada wartawan, Selasa (28/7/2020).

Program yang digelar di Balai Desa Bugel dan Stadion Cangkring ini baru sebatas pembuatan SIM C baru dan perpanjangan SIM C dan A.

Ke depan, lanjutnya, akan menyusul di Balai Desa Sentolo dan terjauh di Embung Banjaroya, Kapanewon Kalibawang.

Dia menambahkan, pihaknya hanya melayani pemohon yang menggunakan masker.

“Kita betul-betul tes baik tentang pemahaman berlalu lintas maupun prakteknya,” kata Tartono

.Sumber Berita :
Share:

27 July 2020

Toilet Alun-alun Wates Mampet, Petugas Temukan Masker dan Popok Dalam Septic Tank - Kompas.com - KOMPAS.com

KULON PROGO, KOMPAS.com – Toilet umum di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sempat mampet. Warga mengeluhkan kondisi tersebut di media sosial.

UPT Persampahan, Air Limbah, dan Pertamanan (PALP) sigap menanggapi keluhan itu. Mereka menurunkan petugas untuk menyedot septic tank dari toilet tersebut.

Tapi, petugas sedot WC justru menemukan hal yang tak lazim di dalam septic tank itu.

Ada banyak sampah seperti masker, popok, celana dalam, kapas, dan sapu tangan.

"Ya seperti itu isinya, kapas, sapu tangan, popok sampai cawet (celana dalam), bahkan masker sangat banyak," kata Kepala UPT PALP Toni saat dihubungi Minggu (26/7/2020).

 

Toni heran dengan temuan petugas sedot WC tersebut. Menurutnya, UPT PALP rutin menyedot septic tank toilet Alun-alun Wates, sekali dalam tiga atau empat bulan.

Septic tank di toilet Alun-alun Wates itu juga baru disedot dua pekan lalu.

“Padahal baru (dikuras) dua minggu lalu. Itu pun kami menemukan banyak ikan wader dan gurame. Sekarang kembali harus disedot dan ditemukan sampah seperti itu,” kata Toni.

Toni mengatakan, pengunjung Alun-alun Wates seharusnya bisa membuang sampah tersebut di tempat yang telah disediakan.

"Seharusnya warga bisa membuang sampah begitu di tempat sampah yang sudah tersedia," kata Toni.

Pengunjung diminta menjaga seluruh fasilitas umum yang tersedia di alun-alun. Ia mencontohkan oknum warga yang menyumpal air mancur di tengah alun-alun. 

Bahkan, ruang toilet di panggung hiburan yang dikelola Dinas Pariwisata dijebol orang tak bertanggung jawab.

“Jadi mari kita jaga fasilitas ini karena kebersihan itu tanggung jawab kita bersama,” kata Toni.

Alun-alun Wates memiliki luas sekitar empat hektar. Lingkar luarnya hampir satu kilometer. Terdapat berbagai fasilitas olahraga di lokasi itu, seperti jogging track, lapangan basket, lapangan tenis, dua lapangan bola, arena bermain anak, panggung hiburan, dan taman.

Fasilitas itu membuat alun-alun menjadi ruang publik favorit di Kulon Progo. Lokasi itu selalu ramai dikunjungi pada siang dan sore hari. Pedagang pun memadati lokasi itu.

 

Alun-alun Wates sempat sepi di awal pandemi Covid-19. Belakangan ruang publik itu kembali ramai setelah Kulon Progo memasuki zona kuning Covid-19.

Warga yang mengenakan masker memadati alun-alun dari siang hingga sore.

UPT PALP rutin menyedot septic tank toilet Alun-alun Wates, sekali dalam tiga atau empat bulan.

Sampah pembalut dan popok kerap ditemukan dalam septic tank. Kini, malah bertambah dengan masker bekas pakai.

Sumber Berita :
Share:

16 June 2020

Evaluasi KBM Online di Kulon Progo, Banyak Siswa Sulit Akses Internet - SuaraJogja.ID


  • SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo melakukan evaluasi terhadap KBM Online selama beberapa bulan terakhir. Hal ini guna mengkaji lebih lanjut terkait dengan pembelajaran di masa new normal.
    Kepala Disdikpora Kulon Progo, Arif Prastawa, mengatakan masih banyak persoalan yang belum terselesaikan dari pelaksanaan belajar di rumah selama pandemi Covid-19. Salah satu yang paling menonjol khususnya di wilayah Kulon Progo adalah sulitnya setiap siswa mendapat jaringan internet.
    "Jaringan internet masih jadi kendala utama terutama di daerah yang masuk area blank spot," ujar Arif, saat dihubungi SuaraJogja.id, Senin (15/6/2020).
    Dijelaskan Arif, masih ada kendala lain yang juga tidak kalah pentingnya. Misalnya saja masih banyak ditemui orang tua yang tidak bisa mengajari atau bahkan mendampingi anaknya untuk belajar. Ditambah belum semua keluarga juga mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk mengikuti pembelajaran online.
    Kendala-kendala seperti itu yang saat ini tengah menjadi bahan evaluasi untuk setiap pihak. Menurut Arif pihak sekolah harus bisa lebih tanggap dan mengerti tentang kondisi yang ada di wilayah masing-masing.
    "Bisa sebenarnya diakali, misal ketika jaringannya tidak ada sekolah bisa memberi penugasan secara langsung. Atau bisa juga dikombinasikan antara pemberian tugas langsung dan pembelajaran online untuk wilayah yang cukup memungkinkan jaringan internetnya," ungkapnya.
    Sementara itu untuk skenario belajar dengan tatap muka di sekolah pihaknya masih akan menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Namun pihaknya tetap akan mengimbau kepada setiap sekolah untuk menyiapkan segala sarana dan prasarana penunjang sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
    Pengecekan suhu tubuh dan penyediaan tempat cuci tangan menjadi hal yang paling penting untuk disiapkan. Selain itu aturan bagi para siswa, guru dan karyawan yanh berada di sekolah untuk tetap menggunakan masker dan adanya physical distancing juga perlu diperhatikan.
    "Pengaturan jam KBM. Apakah nanti full atau dengan shift. Itu hal yang kami identifikasi," ucapnya.
    Arif menambahkan pihaknya saat ini juga sedang mengidentifikasi persoalan yang akan timbul jika nantinya dua skenario itu diterapkan. Pihaknya masih berkoordinasi dengan stakeholder lainnya seperti Dinkes Kulon Progo dan yang lain terkait upaya penanggulangan Covid-19 di Kulon Progo.
    "Dan kami tegaskan, bahwa pelaksanaan skenario ini masih menunggu keputusan pusat," tegasnya.
    Sementara itu DPRD Kulon Progo mendesak agar Disdikpora Kulon Progo untuk segera menyusun skenario pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19. Gerak cepat diperlukan demi menciptakan kenyamanan dan keamanan pelaksanaan belajar mengajar.
    "Misalnya bisa dimulai dengan menyusun pedoman praktis New normal sekolah dengan muatan lokal berbasis perda pendidikan karakter, ingat pendidikan bukan soal transfer knowledge semata ya," ujar Istana, selaku Ketua Komisi IV DPRD Kulonprogo.
    Selanjutnya bisa dilanjutkan dengan meninjau kesiapan sarpras dan fasilitas pendukung sekolah mulai dari kelas, siswa dan guru. Setelah itu baru masuk ke dalam peningkatan sumber daya manusia, yakni bisa dengan workshop guru, sosialisasi dan persiapan teknis dan seterusnya.
    Menurut Istana jika Disdikpora bisa melangkah lebih cepat, tahapan pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi bisa lebih jelas. Pemetaan dan inventarisasi yang cermat juga diperlukan untuk nantinya melihat jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan, tahapan pengerjaan dan sumber anggaran yang digunakan.

Sumber Berita :

Evaluasi KBM Online di Kulon Progo, Banyak Siswa Sulit Akses Internet - SuaraJogja.ID
Share:

ICA DIY Salurkan Bantuan Sosial untuk Panti Asuhan di Kulon Progo - Tribun Jogja


  • TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA - Indonesian Chef Association (ICA) DIY menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako dan uang tunai untuk anak yatim di panti asuhan Ash Siddiqiyah di area Waduk Sermo,Kulon Progo pada Minggu (14/06/2020).
    Ketua ICA DIY sekaligus Executive Chef di Jambuluwuk, Malioboro Hotel, Anton Yanwar mengatakan, pemberian bantuan di panti asuhan sebagai rangkaian kegiatan sosial selama pandemi.
    "Tak hanya bantuan sembako dan uang tunai, pembagian masker di Tugu dan hand sanitizer ke beberapa rumah sakit di DIY  pun dilakukan," jelas Anton.
    Anton menambahkan,sebelumnya bantuan berupa sembako dan uang tunai juga pernah diberikan kepada anggota ICA DIY yang terdampak covid-19.
     Kemudian, dengan adanya rangkaian kegiatan sosial selama pandemi ini. ICA DIY berinisiatif untuk menjadikannya dalam agenda rutin di asosiasi.
    "Selain event kuliner yang menjadi agenda  utama. Kegiatan bakti sosial pun rencananya juga akan menjadi kegiatan rutin di asosiasi.
    Mudah-mudahan setiap kegiatannya bisa bermanfaat," pungkas Anton. (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)

Sumber Berita :
ICA DIY Salurkan Bantuan Sosial untuk Panti Asuhan di Kulon Progo - Tribun Jogja

Share:

Kulon Progo, Nihil Kasus Covid-19 tapi Dikepung Zona Merah - Kompas.com - KOMPAS.com


KULON PROGO, KOMPAS com –Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY), untuk kedua kalinya nihil kasus baru Covid-19.
Sejak Sabtu (13/6/2020), tidak ada laporan orang terinfeksi virus corona di daerah tersebut.
Kulon Progo sempat mencatat nihil kasus setelah 10 penderita Covid-19 pada Juni 2020.
Namun, dalam hitungan jam ada seorang pemudik yang terjangkit virus corona di Kulon Progo
Pasien kasus positif  ke-11 ini sembuh pada Sabtu (13/6/2020). 
Semua kesembuhan berakhir tanpa kematian. Kasus Covid-19 hingga kini pun nihil.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo lantas mengharap kondisi ini bisa terus terjaga dengan cara masyarakat selalu hati-hati dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. 
Pemerintah meminta warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam semua aktivitasnya. 
“Kami tetap mengajak segenap masyarakat Kulon Progo dengan kesadarannya mentaati protokoler kesehatan Covid-19,” kata Bupati Kulon Progo, Sutedjo melalui pesan singkat, Senin (15/6/2020). 
Meski sudah berhasil menekan kasus Corona menjadi nol kasus, dia mengingatkan masyarakat untuk waspada mengingat kabupaten ini dikelilingi daerah yang mencatat angka penderita dengan jumlah tinggi, bahkan sudah terjadi transmisi lokal.
Daerah sekitar itu yaitu Purworejo, Magelang, Sleman dan Bantul.
Sleman mencatat lebih 100 kasus terkonfirmasi Covid, Bantul lebih 60 kasus, Magelang lebih 30 kasus, dan Purworejo 79 kasus. 
Sutedjo mengungkapkan, risiko penularan bisa saja cepat terjadi tanpa upaya kepatuhan pada protokol kesehatan.
“Kita tetap harus waspada karena sekitar Kulon Progo masih banyak yang positif,” kata Sutedjo. 
Dia mencontohkan, baru-baru ini belasan warga Kulon Progo harus diisolasi karena kontak erat dengan juragan ikan asal Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo.
Jogoboyo adalah desa yang berbatasan dengan Kalurahan Jangkaran, Temon, Kulon Progo.
Penyelidikan epidemiologi melaporkan sebanyak 19 orang menjadi orang tanpa gejala setelah kontak dengan penderita Covid-19 asal Jogoboyo.
Mereka ada yang berasal dari Temon sebanyak 11 orang, Wates 5 orang, Galur 2 orang dan Pengasih 1 orang. 
Warga terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah dan mesti ikut rapid diagnostik test (RDT). Hasil tes pertama menunjukan tiga orang di antaranya reaktif, Sabtu (13/6/2020).
Mereka yang reaktif sudah diambil swab tenggorokannya pada Senin (15/6/2020) dan Selasa (16/6/2020).
Sementara sebanyak 15 lain dari kasus Jogoboyo akan mengikuti rapid test kedua dalam 10 hari ke depan.

“Kondisi sekarang yang kami khawatirkan adalah warga yang berhubungan dengan pedagang ikan dari Jogoboyo Purworejo itu, jangan-jangan masih ada yang terlewatkan belum terlacak sehingga belum di rapid-test. Kami sangat berharap semoga yang reaktif setelah di rapid test itu mudah-mudahan hasil swab labnya negatif semua,” kata Sutedjo.
Setelah kasus tersebut, tracing terus digalakkan. Gugus tugas kecamatan dan desa masih terus melaksanakan pelacakan.  
“Bekerja sama dengan UPT Pasar saat ini untuk melakukan pelacakan terhadap pedagang di pasar yang kemungkinan kontak erat dengan kasus positif Jogoboyo," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati pada kesempatan berbeda.

Sumber Berita :
Kulon Progo, Nihil Kasus Covid-19 tapi Dikepung Zona Merah - Kompas.com - KOMPAS.com
Share:

06 June 2020

Kampung Kulo Siaga: Program Pemerataan Bansos di Kulon Progo

Ilustrasi pemberian bantuan sembako. Foto: Istimewa.

Sejak adanya pandemi COVID-19, berbagai bantuan sosial (bansos) bagi warga terus mengalir. Namun acap kali ada beberapa data terkait penerima yang belum terdata hingga tidak tepat sasaran. Oleh karenanya, salah satu upaya dibangun oleh Polres Kulon Progo dalam wujud Kampung Kulo Siaga.

Kampung ini baru saja diresmikan oleh Kapolda DIY, Irjen Pol Asep Suhendar, bersama Kapolres Kulon Progo, AKBP Tartono, di Mapolres Kulon Progo pada Selasa (2/6/2020). Dalam hal ini langkah kesigapan Polres Kulon Progo mendapat apresiasi lantaran saat ini betul-betul dibutuhkan koordinasi data yang tepat untuk warga penerima bansos COVID-19.

"Kampung Kulo Siaga ini lebih kepada mengatur atau mengkoordinasikan bantuan sosial, data-data yang berkaitan dengan bantuan bencana COVID-19 ini," kata Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto, Selasa (2/6/2020).
Sementara itu Kasubag Humas Polres Kulon Progo IPTU I Nengah Jeffry mengatakan bahwa terbentuknya Kulo Siaga bermula dari temuan terkait data penerima bansos warga terdampak COVID-19 yang belum sesuai.

"Lebih tepatnya Kulo Siaga terbentuk dari awal Maret pada saat itu Polri siap kawal pendistribusian bantuan. Ternyata ada beberapa data yang tidak sesuai seperti dublikasi data, yang bersangkutan sudah meninggal/ pindah dan tidak tepat sasaran," ungkapnya.

Selain itu berdasarkan laporan dari lapangan terkait bansos, beberapa diantaranya masih tersalurkan hanya di satu titik saja sehingga wilayah lainnya belum terjangkau secara maksimal sementara ada warga yang juga maaih membutuhkan.

"Berawal dari banyaknya bantuan dari berbagai pihak yang berdonasi hanya memberi di kota atau akses provinsi, padahal di Kulon Progo banyak tempat yang susah diakses dan mereka dikatakan butuh bantuan tapi tidak dapat bantuan karena sepuh atau akses ke kota jauh atau tidak sampai info bansosnya. Kami dapat laporan dari Bhabin dan masyarakat terkait masih banyaknya orang yang membutuhkan bantuan," sambungnya.

Dalam pelaksanaannya, nantinya Polres Kulon Progo juga aoan melibatkan banyak pihak agar nantinya tercipta data yang sinkron yang berdampak pada bantuan yang tepat sasaran.


"Memang Polres yang mendirikan, tapi di dalamnya bekerja sama dengan Kodim dan Panewu. Biar saling singkron data dan gotong royong dalam aksi kemanusiaan bantu masyarakat Kulonprogo," ungkapnya.

 Senada dengan Jefri, Yulianto berharap agar adanya program ini bisa meminimalisasi bantuan tumpang tindih.
Menurut Yulianto, hal ini baru pertama kali diadakan di wilayah Polda DIY. Diharapkan hal ini bisa menjadi contoh bagi polres lainnya terkait permasalahan koordinasi bansos.
"Saya kira Polres Kulon Progo yang pertama membangun sistem ini dan mudah-mudahan bisa dicontoh polres yang lain," pungkasnya

sumber kumparan.com
Share:

Harga Cabai Masih Anjlok, Pemkab Kulon Progo Bantu Petani Jualkan 1,6 Ton - SuaraJogja.ID


SuaraJogja.id - Harga cabai yang masih anjlok membuat para petani cabai tak mendapat untung sama sekali dari penjualan cabai sehari-hari. Hal ini merupakan dampak dari tidak bisanya hasil panen cabai tersebut dikirim ke luar kota akibat pandemi Covid-19.
Demi membantu menyiasati hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo membantu menjualkan cabai produksi petani pesisir selatan itu. Hal ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada petani yang mengalami keterpurukan harga di tengah pandemi Covid-19.
“Ini merupakan keberpihakan pemerintah daerah dalam kaitannya membantu petani, dan hari ini kita bisa menjualkan 1,6 ton,” jelas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho di kantornya, Jumat (5/6/2020).
Aris mengatakan, pihaknya menjual setiap kemasan berisi cabai setengah kilogram dengan harga Rp5.000. Jumlah 1,6 ton yang berhasil dijual tadi tidak hanya laku di lingkungan Pemda Kulon Progo, tapi juga di DIY.
Dijelaskan Aris, proses penjualan ini dilakukan oleh Asosiasi Pasar Tani (Aspartan), yang melibatkan delapan kelompok tani. Terkait penentuan harga, dalam penjualan kali ini, didasarkan pada harga eceran yang ada di pasaran.
Tidak jarang pemerintah ikut terjun untuk mengadakan operasi pasar saat harga tinggi. Namun tidak jarang juga masyarakat yang menanyakan kehadiran pemerintah di tengah harga anjlok.
“Ya hari ini menjadi momentum kita untuk bergerak membantu petani melihat kondisi harganya yang masih terpuruk. Kegiatan ini juga sudah mendapat restu dari bupati,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu petani, Rupingi, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan hari ini. Pihaknya tidak menampik bahwa saat ini tengah mengalami kerugian dalam penjualan cabai.
Sebelumnya, harga cabai mulai mengalami penurunan sejak Lebaran lalu. Bahkan harga cabai terpuruk hingga sempat menyentuh angka Rp3.400 per kilogram, kemudian sempat naik pada Kamis (4/6/2020), menyentuh harga Rp5.100 per kilogramnya.
“Produksi kita bisa sampai 30 ton per hari. Untuk penjualan hari ini bisa dijualkan sebanyak 1,6 ton,” ujarnya.
Dijelaskan Rupingi, di tingkat petani sendiri pada pasar lelang semalam harga cabai sekitar Rp4.700 per kilogram. Sementara itu Break Even Point (BEP) atau standar harga agar petani bisa balik modal adalah Rp11.000 per kilogram.
Sumber Berita :

Harga Cabai Masih Anjlok, Pemkab Kulon Progo Bantu Petani Jualkan 1,6 Ton - SuaraJogja.ID
Share:

Kulonprogo Masuk Zona Hijau, Rumah Ibadah Bisa Gelar Kegiatan Peribadatan - Harian Jogja

 

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo mengkaji izin rumah ibadah menggelar peribadatan pada masa new normal. Sembari menunggu aturan itu keluar, kegiatan peribadatan di rumah ibadah boleh dilaksanakan dengan catatan harus mematuhi protokol penanganan Covid-19.
Rencana itu dibahas dalam rapat koordinasi di Bale Agung, Kompleks Pemkab Kulonprogo, Kamis (4/6/2020) siang. Rakor tersebut dihadiri Tim Gugus Tugas penanggulangan Covid-19 Kulonprogo dan perwakilan tokoh lintas agama.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo Sri Budi Utami mengatakan pemkab saat ini sedang memproses pembuatan surat edaran (SE) bupati atau sejenisnya yang mengatur penyelenggaraan kegiatan peribadatan di rumah-rumah ibadah pada masa pandemi. Walaupun begitu, pelaksanaan kegiatan peribadatan tetap bisa dilangsungkan sebelum SE Bupati atau aturan sejenis keluar.
"Secara kondisi sudah boleh, tapi tetap harus ada payung hukumnya lewat SE," ujar Budi, Kamis.
Dia mengatakan kegiatan peribadatan di rumah ibadah di Kulonprogo pada prinsipnya sudah boleh. Ini berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementerian Agama No.15/2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Masa Pandemi.
Selain itu, saat ini Kulonprogo masuk zona hijau Covid-19 karena jumlah pasien positif virus corona terbilang sedikit. Dari akumulasi 10 pasien, tinggal satu orang saja yang belum sembuh.
“Alhamdulillah saat ini Kulonprogo masuk zona hijau, tapi perlu diperhatikan bahwa status ini tidak seterusnya, masih ada evaluasi pada kemudian hari,” kata dia.
Berdasarkan dua hal itu, ada kelonggaran para pengurus rumah ibadah yang ingin menggelar kegiatan peribadatan. Namun dalam pelaksanaannya mereka tetap harus mematuhi protap Covid-19, di antaranya wajib mengenakan masker, jaga jarak, menyediakan tempat cuci tangan dan peribadatan dilangsungkan secara singkat.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteaan Rakyat dan Kemasyarakatan, Setda Kulonprogo, Jazil Ambar Was’an, mengatakan berdasarkan hasi koordinasi tim gugus tugas Covid-19 dengan tokoh-tokoh lintas agama, masyarakat telah merindukan pelaksanaan ibadah di masing-masing tempat ibadah.
“Dengan adanya keinginan dari tokoh masyarakat dan status zona hijau, jadi bahan pertimbangan bupati menentukan kebijakannya, apakah boleh tidak atau pola seperti apa tempat ibadah bisa difungsikan. Namun perlu diingat kebijakan berupa aturan ini belum final, bisa berbentuk SE bupati atau pengumuman," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Agung, Wates, Fauzan, mengatakan sudah memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan ibadah yang tertuang dalam SE Kemenag. Antara lain, penerapan physical distancing minimal satu meter, penyediaan tempat cuci tangan, hingga menyiapkan petugas untuk mendata dan mengecek suhu tubuh jamaah. Jemaah juga diwajibkan untuk selalu membersihkan diri dan mengenakan masker di lingkungan masjid.
Fauzan memastikan pada Jumat pekan ini Masjid Agung Wates akan menggelar salat Jumat berjemaag. Namun, pelaksanaannya, sementara hanya diikuti oleh warga sekitar Masjid Agung.
"Sehingga besok kami tetap gelar Salat Jumat," ucapnya.
Share:

BREAKING NEWS : Update Covid-19 Kulon Progo 5 Juni 2020, Pasien Positif Terakhir Dinyatakan Negatif - Tribun Jogja





Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pasien konfirmasi positif covid-19 terakhir yang dirawat di Kulon Progo yakni KP-10 yang merupakan pasien dari Cluster Indogrosir akhirnya dinyatakan negatif.

Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, Jumat (5/6/2020) sore.

Pasien tersebut diketahui telah menjalani perawatan selama 27 hari di RSUD Wates.

Menurut keterangannya pasien ini sudah dinyatakan negatif dari dua kali hasil test swab terakhir.


"Saat ini pasien KP-10 tersebut sudah diperkenankan untuk pulang," ujarnya.

Berkaitan dengan hal ini, Baning belum berani menjamin bahwa Kabupaten Kulon Progo saat ini zero case Covid-19.

Pasalnya, hingga saat ini masih terdapat tujuh pasien dalam pengawasan (PDP) dan 25 orang dalam pemantauan (ODP).

"Semoga saja semuanya negatif," ujarnya.

Disisi lain, Baning juga mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu hasil test swab 5 orang yang reaktif setelah menjalani rapid test masal




Sumber Berita :
BREAKING NEWS : Update Covid-19 Kulon Progo 5 Juni 2020, Pasien Positif Terakhir Dinyatakan Negatif - Tribun Jogja
Share:

BERITA KULON PROGO TERBARU

SITEMAP